Bagikan:

JAKARTA - Nadhif Basalamah meluncurkan album self-titled perdana dengan tajuk “Nadhif”. Ini menjadi pembuktiannya sebagai penyanyi dan penulis lagu yang debut sejak tahun 2018.

Album ini menjadi penanda babak baru bagi Nadhif di industri musik, yang mana merefleksikan perjalanan pribadi dan menggambarkan esensi musik yang jujur darinya.

Judul ‘Nadhif’ dipilih untuk memberikan kesan personal dan kuat kepada pendengar, dimana setiap lagu dalam album ini menceritakan fase-fase kehidupan yang dialami Nadhif, mulai dari kebahagiaan, kehilangan, kerinduan hingga renungan.

Terdapat delapan lagu yang menggambarkan pendewasaan Nadhif yang terjadi hampir sepanjang tahun lalu. Setiap lagu dalam album ini menawarkan eksplorasi isu-isu kehidupan yang lebih luas dengan tema lebih beragam dan kompleks, yang mencakup pencarian makna dan introspeksi diri.

Nadhif membagi albumnya ke dalam empat fase berbeda yang dialaminya. Fase pertama yang disebut fase patah hati diawali dengan lagu “sesuatu”, yang menceritakan keresahan atas perbedaan cara dua orang yang saling suka, namun salah satunya tidak siap untuk berkomitmen.

Masuk ke fase kedua merupakan tahapan dimana Nadhif menunjukkan sisi kerapuhannya melalui lagu “tiba-tiba jumat lagi”, yang menceritakan hari-hari yang terasa hambar, bertahan hanya dari satu hari ke hari berikutnya.

Pada fase ketiga, Nadhif menemukan kembali cinta dalam lagu “penuh”, yang menandakan awal dari sebuah perjalanan baru. Nadhif kembali menemukan makna di setiap harinya, “jatuh cinta lagi” yang dipilih sebagai focus track menjadi ungkapan rasa syukur atas pertemuannya dengan seseorang yang tepat, dan “penjaga hati” hadir sebagai metafora pengorbanan untuk seseorang yang ia sayangi.

Fase keempat menandai pendewasaan Nadhif lewat lagu “isi kepalaku”, yang menjadi momentumnya untuk berkontemplasi, memikirkan ulang hal-hal yang ingin diperjuangkan dalam hidup. Kemudian, “tulis/terapi” hadir sebagai upayanya untuk bertahan dan menemukan makna.

Nadhif menghadirkan kisahnya kepada pendengar dengan harapan mereka yang mengalami hal serupa bisa memaknai setiap hari yang dilalui.

“Album ini mengangkat berbagai perjalanan yang mungkin pernah dialami oleh banyak orang, seperti bagaimana memaknai hari-hari yang berlalu, bahkan perjalanan di mana seseorang berada di titik berserah setelah banyak peristiwa yang terjadi kehidupannya,” kata Nadhif Basalamah.

“Saya harap, para pendengar dapat merasakan dan memahami cerita-cerita yang telah saya tuangkan dalam lagu-lagu ini.”