Bagikan:

JAKARTA - Ungu punya pendekatan menarik seiring pertumbuhan mereka sebagai grup musik. Usung pop sebagai akar musik, mereka tak takut memasukkan unsur-unsur lain dalam karya yang diciptakan.

Pernah garap lagu religi, pop-dangdut, Pasha dkk ternyata juga tertarik melirik lagu berbahasa daerah. Jika dulu mereka pernah menyanyikan lagu bahasa Manado, kini Ungu hadir dengan lagu berlirik bahasa Jawa.

Berjudul 'Limang Taun' (lima tahun), tembang ini menceritakan kisah patah hati yang kerap jadi tema lagu Jawa. Ungu mengemasnya dengan aransemen yang lebih pop dan ngeband.

'Limang Taun' sendiri diciptakan gitaris Ungu, Enda dan kawannya, Vais Randi, sekitar lima tahun lalu. Awalnya, lagu bernuansa rock yang easy listening tersebut adalah proyek mereka berdua saja.

Namun, semakin sering didengar, “Limang Taun” semakin cocok dengan musik yang selama ini diusung UNGU. Akhirnya, “Limang Taun” menjadi bagian dari studio session UNGU di “Waktu yang Dinanti 4.0”.

Karya yang liriknya ditulis dalam format storytelling oleh Vais Randi tersebut bercerita tentang seseorang yang dibohongi selama lima tahun oleh pasangannya. Ternyata, selama menjalani hubungan, ada orang ketiga dalam kehidupan mereka.

“Saya dan Vais Randi sering jamming di studio. Di sanalah proses kreatif “Limang Taun” tercipta. Saat lagunya jadi, saya bilang pada sama Vais Randi kalau “Limang Taun” dibawakan oleh UNGU, pasti bagus dan cocok. Saat mendengar Pasha menyanyikan lagu ini pertama kali, hasilnya sangat memukau. Kalian bisa mendengar power Pasha di beberapa bagian lagu, dan suaranya pun berpadu apik dengan musik yang dihadirkan,” jelas Enda.

Dan begitulah, Ungu bereksplorasi lagi dengan mencoba sesuatu yang baru. Bagaimana menurut Anda?