Bagikan:

JAKARTA - Pada dasarnya, sebuah band berisikan orang-orang yang memiliki tujuan musik yang sama. Tidak mengherankan jika band dilihat sebagai unit bisnis, yang mana personelnya bisa berganti sewaktu-waktu.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi personel Ungu saat ini. Pasha (vokal), Enda (gitar), Oncy (gitar), Makki (bass), dan Rowman (drum) melihat band mereka sebagai keluarga yang tidak terpisahkan.

Meski sempat berganti personel saat menapaki karier di industri musik, Ungu tidak pernah berganti personel sejak tahun 2003 dan mencapai kesuksesan di tahun 2005.

Bahkan ketika Pasha memutuskan terjun ke dunia politik dan terpilih menjadi Wakil Wali Kota Palu di tahun 2016, Ungu memilih untuk bertahan dan tidak berganti personel.

“Karena kita saling membutuhkan. Saya ini kalau dibilang keluarganya cuma dua, keluarga Ungu dan keluarga di rumah. Benar-benar real keluarga itu ya di sini aja,” kata Pasha di Tendean, Jakarta Selatan, Rabu, 3 April.

Padha menyebut bahwa setiap personel Ungu saat ini memiliki dua keluarga. Jika ada masalah keluarga, setiap personel pasti memilih untuk berkumpul dengan personel lain di base camp mereka.

“Enda kalau ada masalah di rumah pasti larinya ke Ungu. Kasarnya gitu lho. Babe ini kalau dikeluarin dari rumah sama istrinya misalnya, lagi berantem misalnya, pasti ke Ungu,” ujar Pasha.

“Jadi sesederhana itu. Ungu itu bukan lagi sekedar berteman, tapi kebutuhan. Kebutuhan emosional kita juga ada di sini,” sambungnya.

Tidak hanya itu, ketika personel Ungu menghadapi masalah di pekerjaan lain, mereka juga memilih untuk datang ke base camp dan mengeluarkan keluh kesahnya dengan personel lain.

Pasha menyebut Ungu jadi semacam “obat” buat kelima personelnya.

“Justru akhir-akhir ini kita lebih intens karena banyak konsep karya yang sudah kita rencanakan dan buat, tinggal nunggu rilis. Masalah juga tetap ada, tapi ya suka nggak suka kita juga harus tahu, Ungu juga menjadi obat,” kata sang vokalis.

“Ya misalnya Babe lagi ngurus labelnya dia, lagi pusing dikit, di Ungu lagi ngumpul, ketawa-ketiwi lagi. Jadi obat lah, tapi bukan tempat pelarian ya,” pungkasnya.