<i>Interview</i>: Stereo Wall, Bukan Alternative Rock Biasa
Stereo Wall (Instagram @stereowall)

Bagikan:

JAKARTA - Mengusung genre alternative rock sejak 2012, Stereo Wall yang kini dihuni Cynantia Pratita (vokal), Rama Mayristha (gitar), Ussay (gitar), Ramadhan Satria (bass), dan Rei (kibor) adalah satu dari banyak band yang mengawali karier dari keisengan belaka yang ternyata menghasilkan kesuksesan berkat konsistensinya di industri musik Tanah Air.

Apalagi, kehadiran Cynantia di audisi Indonesian Idol 2021 yang mendulang viral di kalangan warganet bisa dibilang turut berkontribusi mendongkrak popularitas dirinya secara pribadi dan Stereo Wall.

Hasilnya, pada tahun 2022, Musica Studio tertarik untuk merilis karya terbaru mereka bertajuk Home yang sekaligus ditujukan sebagai pembuka perjalanan bersama label tersebut. Kabarnya, Stereo Wall juga akan memproduksi single anyar bahkan album perdana dalam waktu dekat.

VOI tertarik untuk menggali lebih dalam seputar karya Stereo Wall selanjutnya serta proses kreatif mereka selama ini. Simak wawancaranya berikut ini.

Stereo Wall memulai karier sejak 2012, kenapa belum merilis album sampai sekarang?

Ramadhan Satria: Kita aja bingung sebenarnya sampai hari ini enggak buat-buat album. Tapi kalau dipikir-pikir sebenarnya satu ya, belum ada uangnya. Kedua, ya enggak tau sih emang kan kalau rilis album itu kan langsung jadi semua sepuluh sampai dua belas lagu gitu ya, nah itu tuh pasti proses pembuatannya memakan waktu cukup lama, terus udah keburu gerah ingin cepat-cepat rilis juga kalau sudah jadi satu lagu. Itu dia makanya kenapa kalau dilihat dari 2016 sampai 2021 itu kan emang per tahun paling cuma satu atau dua lagu yang kita buat. Karena kalau kita benar-benar mengumpulkan semuanya sampai sepuluh lagu baru kita rilis dalam bentuk album tuh kayak kelamaan. Jadi dalam bentuk single-single aja selama ini sih.

Alternative rock-nya Stereo Wall itu seperti apa?

Ramadhan Satria: Kita ini alternative rock-nya itu bukan emang benar-benar genre alternative rock yang seperti pada umumnya gitu. Tapi kita secara harfiah ya alternative. Jadi, kadang bisa jadi modern rock, terus ke pop rock, soft rock, jadi ya alternative-nya itu yang benar-benar kita ambil.

Bisa ceritakan proses kreatif kalian saat membuat lagu?

Ramadhan Satria: Untuk pembuatan musik sih bareng-bareng, cuman kita ada satu orang yang emang itu dia bikin pattern atau bagan semuanya dari dia dulu yaitu Rama gitaris kita. Tapi, sekarang enggak hadir karena lagi proses recovery akibat tulangnya ada yang patah. Jadi ya, semua itu benar-benar dari dia dulu mau itu lirik, pattern lagu, notasi dasar, nanti pas mengembangkannya baru bareng-bareng. Kenapa semuanya musti dari dia dulu? Ya soalnya biar benang merahnya Stereo Wall itu enggak hilang. Walaupun udah ganti-ganti genre gitu, tapi si identitas band ini tuh masih ada.

Bagaimana menentukan keputusan bahwa lagu A berlirik bahasa Inggris dan yang B berlirik bahasa indonesia?

Ramadhan Satria: Itu sebenarnya lebih ke karena masih kebingungan untuk membuat lirik bahasa Indonesia yang enggak terdengar cringe gitu. Sampai sekarang pun bahkan masih suka begitu. Kita masih memikirkan berbagai cara buat buat lirik bahasa Indonesia yang bagus. Makanya, cara kita menyiasatinya itu dengan membuat lirik bahasa Inggris.

Apa rencana kalian selanjutnya bersama Musica?

Ramadhan Satria: Kalau rilisan baru itu kita di bulan Maret ini tuh harusnya kita merilis mini album yang emang diniatkan buat road to menuju album penuh. Akhirnya, setelah kita sekian lama kan kita baru mau rilis album setelah gabung label kan. Nah, tapi untuk menuju album itu kita sudah merilis satu lagu berjudul Home dan kita bakal kasih dua lagu baru lagi nantinya. Jadi di mini album itu ada tiga lagu baru termasuk Home sama lima lagu yang akan kita remake dari lagu-lagu lama yang kita udah rilis.

Dengan keikutsertaan Cynantia di audisi Indonesian Idol ada pengaruh terhadap Stereo Wall?

Cynantia: Ada sih, semenjak ikut Indonesian Idol pengaruhnya juga ke band waktu itu. Karena kan orang jadinya penasaran tuh, alhasil penonton jadi lebih banyak.

Stereo Wall terbuka sekali dengan dunia digital. Mulai dari Instagram bahkan Tiktok, kalian me-manage nya dengan baik. Sepenting apa band atau musisi melakukan hal itu?

Ramadhan Satria: Penting sih kalau buat sekarang, pastinya kalau kita lihat band itu sudah dikasih banyak platform untuk promo jadi ya kenapa enggak kita gunakan. Beda sama zaman dahulu, media untuk kita mendapat banyak informasi itu kan enggak banyak ya, paling dari TV atau radio. Sekarang kan sejak (zaman) internet, platform udah melimpah, jadi sekarang tuh kita udah dimudahkan banget. Jadi kalau misal kita berdagang pun ya sudah bisa mempromosikannya lewat media sosial gitu. Makanya sepenting itu. Tapi, itu semua balik lagi kalau tujuan kita biar lebih terdengar ya, beda kalau emang ingin idealis aja ya terserah aja.