JAKARTA - Harry Sudarma, co-founder PK Entertainment selaku promotor konser Coldplay Music of The Spheres World Tour di Jakarta bicara soal duplikasi tiket yang dilakukan oleh calo.
Hal tersebut dinilai sebagai penyebab banyaknya penonton yang tidak bisa masuk ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) untuk menyaksikan penampilan band asal Inggris tersebut.
Berbicara dalam kanal YouTube Kemenparekraf (dimulai menit 02.10), Harry Sudarma mengatakan permasalahan tersebut merupakan tantangan berat yang memang harus dikerjakan pihaknya.
"Terkait calo atau secondary ticketing, memang kalau ini menjadi salah satu problem ataupun tantangan yang paling besar yang kita hadapi di hari konser. Karena dari satu orang itu saja, sesuai dengan berita yang ada kan terjual 2.286 tiket hanya dengan bermodalkan 39 tiket,” kata Harry Sudarma, Selasa, 21 November.
“Jadi, kita bisa bayangkan ribuan orang yang berusaha masuk tapi tidak bisa masuk karena memang tiketnya terdeteksi duplikasi dan tiket asli sudah masuk dan orangnya sudah ter-scan," lanjutnya.
Kemudian, Harry juga bicara soal kondisi antrian menumpuk di pintu masuk yang menyebabkan penyelenggara memutuskan melonggarkan proses masuknya penonton ke area konser.
"Jadi itu juga yang memang kemarin dalam prosesnya sempat membuat sedikit delay dari masuknya para penonton, dan ya kita sempat lakukan assesment karena situasi sudah mulai kurang kondusif juga, dengan antrian yang cukup panjang sehingga akhirnya diskusi dengan pihak berwenang dan pihak manajemen. Akhirnya kita putuskan dalam waktu 10 menit kita lakukan hanya visual check aja sehingga aliran dari pembeli tiket dan penonton bisa masuk lebih cepat," tutur Harry Sudarma.
Harry menyebut banyaknya orang yang membeli tiket dari perantara atau calo, membuat kondisi SUGBK menjelang konser menjadi sangat tidak kondusif.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, gerbang akses menuju SUGBK ditutup sekitar pukul 21.20 atau 20 menit setelah Coldplay tampil. Dan hal tersebut yang membuat orang yang sudah membeli tiket melalui prosedur yang benar pun harus terkena dampaknya.
"Itu juga yang menyebabkan seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya orang-orang yang membeli tiket dari calo, situasi jadi tidak kondusif dan sempat ada aksi kekerasan fisik yang dilancarkan kepada tim dari ticketing dan juga tim security. Sehingga kita juga konsultasi dengan manajemen dan juga pihak berwenang. Akhirnya diputuskan kurang lebih sekitar 21.20 atau 21.25 WIB akhirnya gate masuk kita tutup,” ujar Harry Sudarma.
“Sehingga memang ada beberapa orang-orang yang membeli tiket secara resmi melalui yang kita sebut ticket war, akhirnya tidak bisa masuk karena pintu memang kita sudah tutup," pungkasnya.