Bagikan:

JAKARTA - Hindia melanjutkan perjalanannya untuk konser album ‘Lagipula Hidup Akan Berakhir’ dengan pemberhentian di Kota Semarang.

Mengusung tema ‘Peristirahatan Terakhir’, Hindia akan membawakan 23 lagu yang berasal dari album pertama dan keduanya langsung di area Borsumy Heritage Parking Area, Kota Lama Semarang.

Setelah hadir dengan konsep tematik di Surabaya, Hindia kembali mengandalkan konsep yang matang untuk menghibur para fans di Semarang. Kini, para pengunjung diminta membawa foto sosok orang tersayang yang sudah terlebih dahulu pergi, untuk disematkan pada dinding memorabilia sebagai bentuk mengenang perjuangan mereka di masa terdahulu.

CEO Antara Suara Andri Verraning Ayu menyampaikan tema yang diangkat untuk kota Semarang disiapkan sebagai bentuk apresiasi serta mengenang mereka yang telah lebih dahulu meninggalkan kita.

“Tema di Semarang yaitu ‘Peristirahatan Terakhir’ mungkin terasa sangat sensitif bagi sebagian fans. Tapi kami memang sengaja mengajak kalian untuk berselancar ke masa lalu dan mengenang masa-masa ketika mereka ada di samping kita. Kita merayakan memori manis ketika mereka masih ada. Kami sengaja memilihkan lokasi di Kota Lama Semarang agar kesan tersebut bisa kian terasa,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Hindia menyampaikan bahwa tema ‘Peristirahatan Terakhir’ bukanlah untuk mengingat kesedihan.

“Tema ini bisa dimaknai sedih atau bahagia. Tapi Saya mau mengajak kalian untuk mengenang mereka yang telah pergi dalam suka cita dan kebahagian. Karena kebaikan di hidup kita di hari ini pun mungkin banyak yang dibuka oleh mereka,” tutur pria bernama asli Baskara Putra.

Benar saja, Hindia memulai konser ini tanpa ada pertunjukan pembuka seperti biasanya. Alih-alih membangkitkan mood penonton dengan suguhan tarian cahaya lampu dan beat musik cepat, penonton justru dibuat merinding dengan visual elektrokardiogram dan dentuman detak jantung. Lalu siluet Hindia dan kawan-kawan muncul di panggung dalam iringan intro Satu Hari Lagi.

Sepanjang pertunjukan, pesan suara yang dikumpulkan dari penonton sejak minggu sebelumnya, diputar silih berganti. Isinya tentang nama orang-orang yang akan datang ke pemakaman mereka, apa yang dilakukan pada hari terakhir hidup, kapan dan karena apa meninggal, serta pesan kepada orang yang sudah berpulang terlebih dahulu sukses menaik-turunkan emosi. Banyak di antara penonton menangis. Ada punya yang memilih beristirahat sejenak menenangkan diri.

“Saya ingin adalah salah satu titik konser yang kita jalankan dengan khidmat. Orang tetap akan pulang dengan bahagia. Tapi bahagianya beda, mereka bahagia karena dapat menyaksikan sebuah pertunjukan yang bagus dengan tema dan konsep yang belum pernah mereka lihat,” tukas Baskara.

Meski sebagian besar pertunjukan diisi dengan setlist yang membangkitkan memori masa lalu, Hindia tetap ajak penonton berdansa lewat lagu populer seperti Cincin dan Berdansalah Karir Ini Tak Ada Artinya.

Total sebanyak 24 lagu dibawakan. Setlist dipilih dari album pertama Menari Dengan Bayangan serta album kedua Lagipula Hidup Akan Berakhir.

Pertunjukan “Peristirahatan Terakhir” ditutup dengan sajian lagu extended version Siapa Yang Akan Datang Ke Pemakamanmu Nanti. Kali ini, melalui layar LED, seisi lapangan Borsumy Heritage seakan diperlihatkan suasana dimasukan ke liang lahat dan dikubur dengan disaksikan oleh ribuan orang yang datang. Hindia lantas menghilang dari panggung bersamaan dengan pudarnya seluruh cahaya lampu sorot.

Rangkaian tur berlanjut di Bandung pada malam ini di Cornerstone Auditorium, Paskal Hyper Square. Di kota ketiga ini, Hindia membawakan tema “Reuni Keluarga” dengan sosok Alexandra sebagai pemeran utama dalam cerita di atas panggung.