Bagikan:

JAKARTA - Awal 2023 adalah momen bagi band asal Tangerang Say:Kou untuk melangkah ke tahap yang lebih serius. Setelah sekian lama manggung dengan meng-cover lagu-lagu dari band lain, Say:Kou membuat keputusan untuk membuat karya orisinal.

Usai melalui tahap diskusi dan proses rekaman, terlahirlah single perdana Say:Kou, yaitu Living Hell yang ditulis oleh empat personel band ini; Fauzy (vokal), Eko (gitar), Agung (bass), dan Hanif (drum).

Dalam keterangan resmi disebutkan, Living Hell menceritakan kisah seseorang yang merasa terperangkap di sebuah lingkungan yang tidak seharusnya dia berada. Lingkungan yang tidak terlihat sama sekali memberikan dukungan ke orang ini untuk berkembang menjadi lebih baik.

Alih-alih memberi dukungan, orang-orang di sekitar lingkungan ini malah mencemooh dan meninggalkan orang ini sendirian. Saat itu lah orang ini merasa seperti berada dan terkunci di “neraka hidup” yang pelan-pelan merusak mentalnya hingga dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri dan mencoba keluar dari “neraka hidup” ini.

“Sebenernya lagu ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil curhat anak-anak sih. Karena kan sifat gak enakan itu bisa dibilang udah jadi kebiasaan kita ya. Jadi orang gak enakan itu serba salah. Lu selalu pengen bikin orang lain seneng, lu pengen bantu orang lain buat mereka berkembang jadi lebih baik, tapi mereka gak ngasih timbal balik yang sama," kata Fauzy, yang biasa akrab dipanggil Oji.

"Yang ada malah mereka malah bilang ‘Ngapain lu begitu? Emang ada yang mau liat? Emang bakal ada yang notice?’ Terus ujung-ujungnya lu ditinggalin deh karena mereka ngerasa lu di situ-situ aja, padahal kan itu gara-gara mereka. Itu yang gue dan anak-anak Say:Kou tuangkan di lagu ini.”

Say: Kou dikenal sebagai band yang menggeluti genre Japanese Rock. Namun, dalam proses pembuatan Living Hell, sangat sedikit unsur Jejepangan yang mereka comot. Secara keseluruhan, lirik pada lagu ini menggunakan bahasa Inggris, dengan harapan lagu ini tidak hanya bisa dinikmati oleh penikmat musik Indonesia, tapi juga terdengar sampai kancah musik internasional.

“Sebisa mungkin sih kita buat aransemen yang gak terlalu ke Jepang-Jepangan ya. Karena kita pengen lagu ini bisa dinikmatin bukan cuma di skena Jejepangan aja, tapi secara general juga. Gue yakin pasti banyak orang yang relate sama lagu ini ketika mereka denger nanti. Jadi ya kita harap semoga lagu ini nyampe ke semua orang dari semua kalangan,” timpal Eko

Living Hell direkam di ERK Studio, tempat Say:Kou biasa latihan. Selama proses rekaman, Say:Kou mengambil beberapa referensi lagu band-band panutannya, seperti ONE OK ROCK, Bring Me the Horizon, Bad Omens, dan Summerlane untuk inspirasi aransemen dan Mixing lagu ini.

Proses rekaman Living Hell juga dibantu oleh teman-teman sesama musisi indie, yaitu Bowo (@bowobeatlock) selaku Sound Engineer, Nanda (@krisnandalien) selaku Sample Maker, dan Dino (@ahli.fengshui) untuk bagian mixing dan mastering.

“Kebetulan anak-anak juga punya relasi yang emang sama-sama ngeband dan ngerti soal produksi rekaman lagu. Jadi kita minta bantuan mereka aja secara profesional. Ditambah mereka juga udah ada pengalaman banyak soal ini, jadi sekalian kita minta masukan kalau ada yang butuh ditambah atau dikurangin. Hasilnya cukup memuaskan kok. Semoga temen-temen yang denger nanti juga suka,” tutur Agung.

Artwork cover untuk Living Hell didesain oleh sang drummer, Hanif dibantu oleh istrinya, dan disempurnakan oleh BluePin Studios (@m4dbae) dengan mengusung tema doodles, di mana terdapat empat orang karakter yang salah satunya sedang terbakar, yang mana melambangkan kalau orang itu sedang berada di “Neraka Hidup”.

Artwork cover dengan konsep doodles ini diusung Hanif karena ingin desain yang simple, yang bisa dikerjakan sendiri dengan segala keterbatasan yang ada sebagai band indie.

“Yang penting dari desain sederhananya itu, seenggaknya udah mendeskripsikan lagunya,” tutup Hanif.