Bagikan:

JAKARTA - Hari ini, 31 Januari, mantan personel One Direction, Louis Tomlinson merilis album solo secara resmi. Tomlinson merupakan anggota terakhir One Direction yang membuat proyek solo menyusul Niall Horan, Harry Styles, Liam Payme, serta Zayn Malik yang lebih dulu keluar dari grup. Akhir Oktober 2019 adalah ketika Tomlinson mengumumkan albumnya berjudul Walls.

Album ini menjadi penantian para penggemar yang menantikan karya solonya. Setelah membantu Steve Aoki dalam lagu Just Hold On dan berduet dengan Bebe Rexha dalam Back to You, mereka menjadi antusias dengan musik Tomlinson. 

Sejak awal pengumuman, Tomlinson memang menjanjikan sebuah pengalaman personal yang ia tuangkan ke dalam penulisan 12 trek dalam album. Ia juga merilis album di bawah Syco, label yang menjadi tempat One Direction merilis album. Tomlinson jadi satu-satunya member yang masih tinggal di bawah label itu.

Tidak usah berekspetasi untuk mendengar maha karya dengan eksperimental yang berlebihan karena Tomlinson memulai album debutnya dengan genre yang sudah ia tekuni, pop rock. Karya itu bisa didengar sejak trek pertama, Kill My Mind. Trek yang sudah dirilis menjadi single ini mengakuisisi kemampuan Tomlinson bernyanyi dan menjawab keraguan penikmat musik.

Tiga trek berikut dalam album Walls; Don’t Let It Break Your Heart, Two of Us, dan We Made It menjadi sentuhan Tomlinson dengan kehidupan pribadinya. 

Saat mendengar ketiga lagu ini, kita tidak bisa lepas dari apa yang penyanyi 28 tahun itu alami, termasuk kepergian dua anggota keluarganya dalam rentan satu tahun. Ia mengungkapkan dengan lirik, “The day that they took you, I wish it was me instead”

Selanjutnya, trek Too Young yang menceritakan Tomlinson kala bertemu seseorang di umur 18 tahun, dan berharap bisa menghabiskan waktu selamanya. Sampai ia sadar ada banyak tanggung jawab yang dibawa dan tidak melulu menggunakan cinta. 

Kepada Apple Music, Tomlinson mengatakan, “Dan saya sudah lebih tua dan saya melihat kembali pengalaman itu. Saya bisa melihat mengapa itu salah. Tetapi di sisi lain, ada banyak orang berumur 18 tahun- mereka belum siap untuk tanggung jawab itu. Saya ingin men-capture itu.”

Setelah memakai gitar akustik dalam Too Young, trek Walls dibangun dengan band serta orkestra. Lagu ini menjadi single terakhir yang ia promosikan dari album Walls. Lagu yang memiliki nuansa pop rock ini dibantu penulisannya oleh Noel Gallagher bersama Tomlinson.

Kemudian, ada trek Habit. Meskipun menceritakan soal cinta, trek ini memiliki sedikit bagian soal One Direction ketika mereka tinggal di sebuah apartemen bernama Princess Park. 

Lalu, Always You, menjadi trek favorit Tomlinson yang ia tulis pada tahun 2017 bersama BURNS. Selanjutnya, trek Fearless menceritakan Tomlinson yang ingin mengingatkan orang-orang tentang hidup yang tidak diukur dari kekayaan. Lagu itu didukung dengan lirik, “Now if happiness is always measured. By the life you design, that car on the drive. Then you should feel better than ever. But you know as well as I, it's all lies.”

Sementara itu, trek Perfect Now diungkap Tomlinson sebagai trek yang sangat ke-1D-an. Trek ini ia tulis bersama James Scott, penyanyi sekaligus tim penulis lagu-lagu One Direction. Ia juga menceritakan, lagu ini adalah perluasan dari lagu What Makes You Beautiful milik One Direction. 

Bernada akustik, suara Tomlinson mengalir sederhana tanpa tekhnik khusus. “Ada lagu dimana saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda, tetapi selalu ada ruang untuk lagu-lagu seperti 1D dalam album.” katanya menandakan kecintaannya pada band yang membesarkannya.

Selanjutnya, penggunaan gitar akustik dan band masih terdengar dalam trek Defenceless dan Only the Brave. Trek terakhir, Only the Brave menjadi satu-satunya lagu menjadikan Tomlinson sebagai penyanyi bukan penulis.

Dikutip dari Crash Records, trek ini awalnya ditulis untuk Liam Gallagher tetapi kemudian berpindah menjadi miliknya. Trek ini terdengar mengambang karena tidak ada chorus, tetapi hal itu menjadi kesukaan Tomlinson sekaligus menjadi poin penutup album Walls.

Tomlinson banyak dibantu oleh instrumen gitar akustik serta dentuman drum yang menjadikan trek di dalam album Walls bisa didengarkan oleh semua kalangan. Ini juga tidak lepas dari Tomlinson yang mengidolakan Oasis dan The Fray menunjukkan bagaimana pengaruh mereka menjadi sumber album ini tumbuh. 

Tidak sedikit yang menunjuk album Walls sangat keOasis-an. Terdengar buruk? Tidak juga. Karena Walls menjadi langkah sederhana Tomlinson menapaki industri ini secara solo --dengan hal yang ia sukai.

Ia hanya ingin menampilkan kapasitasnya dalam bermusik serta meyakinkan bahwa ada tempat untuk dirinya berkarya setelah berkarier secara grup. Keyakinkan itu juga diperkuat dengan sebuah tur dunia yang ia siapkan termasuk Jakarta pada 20 April 2020 mendatang. Sementara itu, album Walls sudah bisa Anda dengarkan secara fisik dan digital.