JAKARTA - Kabar buruk tengah menghampiri pabrikan sepeda motor dari Austria, KTM. Merek ini mengumumkan tengah memasuki fase "self-administration" atau pengelolaan mandiri selama 90 hari untuk menjalani proses restrukturisasi sebagai langkah terakhir guna menghindari kebangkrutan.
Sama seperti merek lainnya, pabrikan tersebut juga mengalami masalah dengan stok berlebihan di pasar dengan kesulitan penjualan di beberapa negara.
Permohonan pengelolaan mandiri ini telah diajukan pada 29 November lalu dan secara efektif akan memberikan waktu 90 hari kepada KTM untuk mengelola asetnya di bawah pengawasan dan berpotensi menyetujui rencana reorganisasi baru.
Dalam sebuah pernyataannya, CEO KTM AG, Stefan Pierer mengatakan pihaknya sedang melakukan berbagai cara agar merek ini tetap dapat eksis dalam dunia roda dua.
“Kami menginspirasi jutaan pengendara sepeda motor di seluruh dunia dengan produk kami. Sekarang kami sedang melakukan perhentian untuk masa depan. Merek KTM adalah karya hidup saya, dan saya akan memperjuangkannya,” kata Pierer dikutip dari Motorcyclenews, Selasa, 3 Desember.
Meskipun berada di situasi yang darurat, merek tersebut mengatakan ini tidak terdampak bagi aktivitas produksi maupun pengiriman unit ke pelanggan pada beberapa wilayah termasuk Inggris.
“Tidak ada yang akan berubah bagi pelanggan kami. Tentunya kami menjamin akan terus mengirimkan sepeda motor, suku cadang dan aksesorisnya seperti biasa. Tidak akan ada penyimpangan, baik dalam arus barang maupun layanan pelanggan,” kata KTM.
Kemudian, pabrikan memastikan ini juga tidak akan terdampak pada pasar lain seperti Amerika Utara. Dalam pernyataannya, KTM North America mengatakan bahwa langkah ini hanya berdampak bagi KTM AG.
“Amerika Utara dan semua anak perusahaan KTM lainnya tidak terdampak dalam masalah ini,” tegas KTM North America dikutip dari Forbes.
Sementara itu, situasi tersebut juga tidak mempengaruhi pengoperasian KTM di negara seperti India yang saat ini dioperasikan oleh Bajaj Auto.
Dalam sebuah pernyataannya, salah satu anak perusahaan dari KTM AG ini mengatakan krisis tersebut hanya dialami oleh Pierer Mobility AG yang menjalankan bisnisnya di Austria serta menegaskan tetap memproduksi dan mengirimkan unit kendaraannya ke pelanggan di India.
“Bisnis KTM yang dijalankan di luar India (pasar domestik, pasar ekspor tertentu) yang produknya dikembangkan bersama oleh KTM & Bajaj serta diproduksi dan dijual oleh Bajaj Auto terus beroperasi seperti biasa selama periode ini. Merek KTM dan Husqvarna memiliki kepentingan strategis dan merupakan bagian penting dari bisnis sepeda motor premium Bajaj Auto di India,” tulis Bajaj Auto disitat dari Cartoq.
BACA JUGA:
Sebelumnya diberitakan VOI Juli lalu, Pierer Mobility sebagai perusahaan induk dari KTM telah mem-PHK sebanyak 200 karyawan pada September lalu. Ini merujuk dari data karyawan per Juni tahun lalu mencapai 6.314 orang, dan kini hanya 6.024 orang saja, artinya ada selisih ratusan.
Akar masalah dari pemutusan hubungan kerja itu dikarenakan penurunan penjualan sepanjang tahun 2024. Bahkan, pendapatannya turun 36 persen dari tahun ke tahun pada paruh pertama 2024, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.
Sebelumnya pada akhir tahun lalu perusahan juga memangkas 300 lapangan kerja, dan mengalihkan lebih banyak produksinya ke India dan China melalui kemitraan dengan Bajaj Auto dan CFMoto.