Menuju Transportasi Hijau, Inilah Pandangan Bos BMW tentang Masa Depan Sepeda Motor
BMW Motorrad rayakan GS ke-1 juta dengan mesin boxer pada 21 Juni 2023. (Dok. BMW Motorrad)

Bagikan:

JAKARTA - Seiring dengan upaya dunia untuk menuju transportasi yang ramah lingkungan, memprediksi penggerak masa depan sepeda motor menjadi tantangan yang semakin sulit – dan hal ini juga berlaku untuk merek-merek besar seperti BMW.

Motor besar, khususnya moge sport dan moge touring, memiliki reputasi yang dibangun atas performa dan kecepatan tinggi. Tantangan bagi pabrikan adalah menghasilkan motor listrik yang dapat menyamai atau bahkan melampaui kinerja dan kecepatan motor bermesin konvensional. Pengembangan teknologi motor listrik yang mampu memberikan akselerasi dan kecepatan yang tinggi menjadi fokus utama.

Untuk itu, pabrikan motor besar tengah berpacu dengan waktu berusaha mengatasi tantangan ini dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang intensif dalam teknologi motor listrik. Dengan waktu, inovasi, dan dukungan yang tepat, beralih ke motor listrik dapat menjadi lebih mudah dan lebih menarik bagi pabrikan moge.

Sementara beberapa merek sepenuhnya beralih ke motor listrik, ada juga yang memilih jalur berbeda seperti Honda, Suzuki, Kawasaki, dan Yamaha yang mengumumkan kemitraan riset untuk mempelajari kelaikan hidrogen.

Lalu bagaimana dengan BMW? Dikutip dari MCN, 23 Juni, Kepala Divisi Sepeda Motor BMW, Dr. Markus Schramm, bersama dengan Kepala Desain BMW, Edgar Heinrich membagikan beberapa pandangan menariknya.

"Posisi BMW Group - khususnya dalam sepeda motor - adalah bahwa kami menginginkan solusi teknologi yang terbuka," kata Dr. Schramm.

"Kami tentu merencanakan mobilitas listrik. Kami sudah memulainya, tetapi kami juga tetap mengembangkan kisah mesin pembakaran internal (ICE) lebih lanjut. Saya pikir kita akan lebih dulu serius dengan sepeda motor listrik sebelum bahan bakar sintetis," tambahnya.

Ia pun memberi gambaran jika BMW telah merencanakan dalam waktu dekat akan meluncurkan sepeda motor listrik yang sesungguhnya.

"Kami memulainya untuk motor di daerah perkotaan, jadi tahun ini kita akan melihat model lain untuk area perkotaan," jelas Dr. Schramm.

Ia pun menjelaskan bahwa "sepeda motor yang sesungguhnya" yang ia katakan, akan berdesain roadster. Ia juga yakin bahwa bahan bakar sintetis akan memainkan peran penting ke depan dalam industri sepeda motor.

"Bahan bakar sintetis adalah bagian yang sangat penting dari ini semua, dan saya pribadi sangat yakin bahwa diskusi dan keaadaan politik akan berubah dalam 10 tahun mendatang," jelasnya.

Sementara Kepala Desain BMW, Edgar Heinrich lebih menyoroti tentang desain-desain motor besar selama ini dan jika diubah ke motor listrik tentu menjadi sesuatu yang aneh.

"Sepeda motor listrik membuka bidang desain yang baru, karena jika Anda melihat sepeda motor yang ada, mereka sebagian besar dirancang berdasarkan mesinnya," ungkap Heinrich.

"Sepeda motor keren atau sepeda motor ikonik ditentukan oleh mesinnya - seperti V-twin, inline-four, mesin boxer datar, atau L-twin dari Ducati. Jika Anda menghilangkan semua mesin dan hanya memasukkan sebuah kotak hitam besar [motor listrik] dan semua merek memiliki kotak hitam yang sama, seperti apa ikon sepeda motor itu?" tanyanya.

Ia melanjutkan, penghapusan mesin adalah kehilangan besar dalam persepsi sepeda motor, tetapi ini adalah sesuatu yang harus dihadapi.

"Jika Anda melihat sepeda motor dari tahun 1920-an atau 1930-an, ruangnya sangat luas untuk suspensi apa pun, jok, penyetelan katup, rem, apapun itu. Semua ini menjadi terbatas pada beberapa konsep umum. Garpu sekarang semuanya sama, remnya sama, ada empat tata letak mesin dasar, dan tiga tata letak bingkai yang berbeda," pungkasnya kepada MCN.