Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah perusahaan otomotif tengah berusaha mempersiapkan diri untuk gempuran elektrifikasi, tak terkecuali merek spesialis supercar seperti Ferrari. Pabrikan berlogo kuda jingkrak ini akan meluncurkan kendaraan listrik (EV) pertamanya pada tahun depan. Bahkan, harga dari mobil tersebut telah bocor sebelum diluncurkan.

Dilaporkan Reuters, Rabu, 19 Juni, mobil listrik pertama pabrikan dari Italia ini berkisar 500.000 euro (Rp8,7 miliar). Harga yang direncanakan menunjukkan keyakinan mereka bahwa publik maupun pelanggan siap untuk transisi ini ditengah para rival yang menunda rencana elektrifikasi sepenuhnya karena melemahnya permintaan.

Disebutkan harga ini belum termasuk fitur dan opsi personalisasi lainnya yang biayanya akan bertambah 15-20 persen. Sayangnya, Ferrari belum mau bersuara perihal hal tersebut.

Mobil ini kemungkinan akan dibangun di pabrik milik Ferrari di Maranello, Italia dan akan diresmikan dalam waktu dekat. Disebutkan bahwa pabrik tersebut sebagai "e-building", fasilitas tersebut akan memiliki jalur perakitan fleksibel memungkinkan Ferrari membuat mobil listrik dan non-listrik.

Pabrik baru tersebut akan memberi jalur perakitan kendaraan tambahan yang akan merakit berbagai model, mulai dari internal combustion engine (ICE), hybrid, dan EV terbaru. Selain itu, fasilitas tersebut juga akan merakit komponen untuk produk elektrifikasi Ferrari.

Selain itu, model kedua EV Ferrari juga berada dalam tahap awal pengembangan. Dengan demikian, pabrik tersebut mungkin akan memproduksi kurang dari 20.000 kendaraan per tahun dalam jangka pendek.

Pada tahun 2022 lalu, Ferrari mengumumkan akan mengadopsi pendekatan tiga cabang dalam memproduksi kendaraan terbaru, yakni mobil listrik dan hybrid diperkirakan akan meningkat proporsinya pada akhir dekade sebanyak 40 persen BEV, 40 persen hybrid, dan 20 persen ICE.

Selain itu, Ferrari juga berhasil menjual sebanyak 13.665 unit pada tahun 2023 lalu dengan 44 persen di antaranya merupakan model berpenggerak hybrid.

Meskipun demikian, pihak pabrikan tetap berupaya untuk menyelamatkan mesin pembakaran internal dari kepunahan dengan mengadopsi bahan bakar sintetis untuk segmen kelas atas.

Sementara itu untuk divisi balap F1, Ferrari akan menggunakan 100 persen bahan bakar berkelanjutan pada tahun 2026 mendatang, sebagai bagian dari kampanye ‘Net Zero Carbon’ yang dicanangkan oleh FIA pada 2030.