JAKARTA - Pada 14 September 1901, Presiden ke-25 Amerika Serikat (AS) William McKinley meninggal dunia. Ia meninggal setelah mengalami penembakan pada 6 September 1901. Pasca tewasnya orang nomor satu di AS tersebut, Secret Service --agen pengawal khusus rahasia-- di AS semakin ditingkatkan.
McKinley adalah Presiden AS ketiga yang tewas terbunuh setelah Abraham Lincoln pada 1865 dan James A. Garfield pada 1881. Insiden ini bermula ketika McKinley tengah berjabat tangan di acara publik yang ia hadiri.
Melansir History, Seorang anarkis bernama Leon Czolgosz mendekati McKinley dan segera mengacungkan senjata ke hadapannya. Pistol Czolgosz memuntahkan timas panas ke perut McKinley sebanyak dua kali. Tubuh McKinley gemetar dan saat Czolgosz hendak meletupkan tembakan ketiga, ia segera ditahan oleh pihak keamanan. McKinley, yang saat itu masih sadar, mengatakan kepada penjaga untuk tidak melukai penyerangnya.
Petugas kepresidenan lainnya segera membawa McKinley ke rumah sakit dan operasi pun dilakukan. Ia sempat membaik pada 12 September, sampai kemudian kondisinya berbalik pada 14 September. Kesehatannya memburuk dan akhirnya meninggal di tanggal itu. Wakil Presiden Theodore Roosevelt langsung dilantik sebagai Presiden AS.
Czolgosz merupakan seorang imigran Polandia. Ia dibesarkan di Detroit dan pernah bekerja sebagai pekerja di pabrik baja. Sebagai orang dewasa muda, ia tertarik pada ideologi sosialis dan anarkis. Dia mengaku membunuh McKinley karena menganggapya sebagai kepala pemerintahan yang korup.
Kemudian Czolgosz dihukum dan dieksekusi di kursi listrik pada 29 Oktober 1901. Sampai pada saat memberikan pesan terakhir, dia sama sekali tak mengaku bersalah.
“Saya membunuh presiden karena dia adalah musuh orang-orang baik—para pekerja,” kata Czolgosz. Sementara itu pihak kepolisian juga menangkap Emma Goldman, yang disebut dalam pidato Czolgosz sebagai pengaruh utama tatkala mengambil keputusan untuk membunuh McKinley.
Isu perlindungan presiden
Setelah pembunuhan McKinley, surat kabar di seluruh negeri mengkritik keras kurangnya perlindungan yang diberikan kepada presiden-presiden di AS. Meskipun masih tidak memiliki mandat legislatif, pada 1902, Secret Service akhirnya melakukan perlindungan penuh terhadap Presiden Theodore Roosevelt. Namun hal ini tidak menyelesaikan perdebatan perlindungan presiden.
Beberapa pendapat di Kongres merekomendasikan Angkatan Darat AS ditugaskan untuk melindungi Presiden. Namun akhirnya pada 1906, Kongres mengesahkan undang-undang yang secara resmi menunjuk Secret Service sebagai badan yang bertanggung jawab atas keamanan presiden.
Secret Service juga dibiayai untuk memberikan perlindungan terhadap presiden. Jumlah agen Secret Service dan ruang lingkup misi perlindungan pun terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Secret Service sebenarnya telah didirikan sejak 1865 sebagai divisi dari Departemen Keuangan AS yang bertanggung jawab untuk melindungi aset perbendaharaan nasional, menjaga fasilitas produksi mata uangnya, dan menyelidiki pemalsuan. Mulai 1894, agen Secret Service melindungi presiden Grover Cleveland saat itu, tetapi hanya paruh waktu.
Sampai saat itu dan bahkan di tahun-tahun setelahnya, anggota Kongres enggan untuk secara resmi membentuk lembaga penegak hukum nasional dan lebih memilih untuk menyerahkan fungsi yang berkaitan dengan hukum dan ketertiban kepada masing-masing negara bagian. Dan pembunuhan William McKinley adalah momentum bagi Secret Service dibangun lebih kuat dan punya dasar hukum lebih jelas.
Sebenarnya setelah pembunuhan Abraham Lincoln pada 1865 dan James A. Garfield pada 1881, terdapat rancangan undang-undang (RUU) untuk meresmikan peran Secret Service dalam perlindungan presiden. Namun RUU tersebu gagal mendapatkan persetujuan di Kongres. Tewasnya McKinley di tangan imigran atau orang asing, membuat pihak Kongres khawatir ancaman yang nantinya tidak hanya ada di dalam negeri, namun dari luar negeri. Hal itulah yang memicu Kongres merestui Secret Service untuk presiden.
Pemerintahan McKinley
Sejak awal pemerintahannya, Presiden McKinley memerhatikan dan prihatin dengan pemberontakan Kuba. Pada 15 Februari 1898, USS Maine ditenggelamkan dalam kunjungan resmi ke Havana. Presiden McKinley mencegah perang dan berusaha untuk membujuk pemerintah Spanyol agar mengadopsi kebijakan damai dengan pemberontak Kuba.
Pada 20 April 1898, Kongres AS mengadopsi resolusi yang menyatakan perang melawan Spanyol. Sebuah protokol perdamaian mengakhiri permusuhan pada 12 Agustus 1898. Di bawah perjanjian damai yang ditandatangani di Paris pada 10 Desember 1898, Spanyol melepaskan Kuba dan menyerahkan Puerto Riko, Guam, dan Filipina ke AS.
Setelah perolehan ini, McKinley mempertanyakan apakah Konstitusi AS berlaku untuk mereka. Dia menerima pandangan Kongres bahwa karena mereka terletak di luar wilayah perdagangan bebas AS dan bukan wilayah yang tergabung, ketentuan Konstitusi tidak berlaku. Pada 1900, McKinley terpilih kembali sebagai Presiden AS. Selama masa jabatan keduanya, ia menerima keputusan Mahkamah Agung yang menegaskan penerapan terbatas Konstitusi AS oleh pemerintah terhadap Puerto Riko, Guam, dan Filipina.
Sisi lain, McKinley juga dinilai sebagai presiden yang tidak berpihak pada masyarakat kulit berwarna. Warga Afrika-Amerika Boston sempat memprotes Presiden William McKinley atas kelambanannya, perlakuan prasangka rasial, diskriminasi dan kekerasan terhadap orang Afrika-Amerika. Surat itu dikirim 3 Oktober 1899 dan di dalamnya, mereka memohon jaminan hak-hak sipil sebagaimana diatur dalam Konstitusi AS untuk memungkinkan orang Afrika-Amerika bangkit dari kemiskinan, ketidaktahuan, dan degradasi sosial.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.
SEJARAH HARI INI Lainnya
BACA JUGA: