Bagikan:

JAKARTA - Penjabat Direktur Secret Service  Amerika Serikat (AS) Ronald Rowe mengatakan polisi lokal di Pennsylvania sudah memperingatkan ada seorang pria bersenjata di atap sebelum percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump. Tetapi pesan tersebut tidak sampai ke agen Secret Service tepat waktu.

Pihak berwenang setempat dan agen Secret Service menggunakan saluran komunikasi yang berbeda. Karenanya, peringatan tersebut tidak tersampaikan sebelum seorang penyerang berusia 20 tahun menembaki calon presiden dari Partai Republik.

"Dalam 30 detik terakhir - yang menjadi fokus dari apa yang terjadi sebelum penyerang melepaskan tembakan - jelas ada transmisi radio yang mungkin terjadi di jaringan radio lokal yang tidak kami miliki," kata Rowe dilansir Reuters, Sabtu, 3 Agustus.

Rowe mengatakan FBI, badan yang memimpin penyelidikan kriminal atas penembakan tersebut, sedang berupaya untuk menentukan dengan tepat apa yang dikomunikasikan.

Namun Rowe mengatakan para penyelidik yakin ada seseorang yang menyampaikan melalui radio mereka telah melihat orang tersebut membawa senjata.

Seorang petugas polisi setempat menghadapi penembak di atap gedung industri di mana dia akhirnya melepaskan tembakan.

Namun petugas tersebut, yang diangkat oleh seorang rekannya, jatuh ke tanah sekitar 30 detik sebelum penyerang mulai menembak, kata pejabat penegak hukum sebelumnya.

Pada saat tembakan terdengar, Secret Service mengetahui polisi setempat sedang menangani masalah di sekitar lokasi kejadian, namun tidak mengetahui mengenai senjata tersebut.

Dalam kesaksiannya di depan Kongres pada Selasa, Rowe menyalahkan kegagalan penegakan hukum setempat dan juga mengatakan dia "malu" atas kelemahan keamanan yang terjadi pada hari penembakan.

Rowe juga mencatat Secret Service tidak hadir di pos komando yang didirikan oleh penegak hukum setempat di Butler, Pennsylvania untuk kampanye luar ruangan yang dilakukan mantan presiden tersebut.

Penembakan pertama terhadap presiden AS atau calon presiden dari partai besar dalam lebih dari empat dekade merupakan pelanggaran keamanan yang mencolok yang menyebabkan pengunduran diri Direktur Dinas Rahasia Kimberly Cheatle di bawah tekanan bipartisan kongres.

Para pejabat mengatakan Thomas Crooks (20) melepaskan tembakan yang melukai telinga kanan Trump, membunuh seorang peserta rapat umum dan melukai dua lainnya dengan senapan jenis AR-15, sebelum penembak jitu penegak hukum menembak mati pelaku.