Bagikan:

JAKARTA - Para pengunjuk rasa menyerang polisi di kota Sunderland, Inggris pada Jumat, 2 Agustus, ketika protes berujung bentrokan menyebar ke kota lain di utara menyusul pembunuhan tiga anak di Southport.

Demonstran anti-imigran melemparkan batu ke arah polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara di dekat masjid di kota tersebut sebelum membalikkan kendaraan, membakar mobil dan menyalakan api di samping kantor polisi, kata BBC.

"Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami dan ketika kami mengetahui bahwa protes telah direncanakan, kami memastikan ada peningkatan kehadiran polisi di kota tersebut,” dilansir Reuters, Sabtu, 3 Agustus.

"Sepanjang malam, para petugas tersebut mengalami kekerasan yang serius dan berkelanjutan, yang sangat menyedihkan,” imbuhnya.

Tiga petugas polisi dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, dan delapan orang ditangkap karena pelanggaran seperti kekerasan dan perampokan.

Demonstrasi di Sunderland adalah salah satu dari belasan demonstrasi yang direncanakan oleh pengunjuk rasa anti-imigran di seluruh Inggris akhir pekan ini, termasuk di sekitar setidaknya dua masjid di Liverpool, kota terdekat dengan tempat pembunuhan anak-anak tersebut.

Beberapa protes balasan anti-rasisme juga direncanakan. Polisi Inggris dikerahkan pada Jumat di seluruh wilayah dan masjid-masjid memperketat keamanan.

Sebelumnya, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun didakwa melakukan pembunuhan terhadap tiga bocah dalam serangan pisau di lokakarya tari bertema Taylor Swift di kota tepi pantai barat laut Southport.

Insiden kekerasan meletus pada hari-hari berikutnya di Southport, kota Hartlepool di timur laut, dan London sebagai reaksi terhadap informasi palsu di media sosial yang mengklaim tersangka penikaman adalah seorang migran Islam radikal.

Dalam upaya untuk meredam misinformasi tersebut, polisi menegaskan tersangka, Axel Rudakubana, lahir di Inggris.