JAKARTA - Pada 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima di Jepang lumpuh total. Ketika Perang Dunia II berkecamuk, pasukan Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom ke kota tersebut. Setidaknya 80.000 orang tewas sebagai akibat langsung dari ledakan itu dan 35.000 lainnya terluka. Sementara 60.000 lainnya tewas pada akhir tahun dampak dari ledakan bom tersebut.
Mengutip History, ledakan bom atom merusak hal vital di kota tersebut seperti rumah sakit, pemadam kebakaran, kantor kepolisian, dan instansi pemerintah. Keadaan menjadi penuh kebingungan dan ketidakpastian Akhirnya, api besar yang berkobar dari ledakan di setiap kota benar-benar melahap para korban.
AS menjadi satu-satunya negara yang pernah menggunakan bom atom dalam perang. AS ingin Jepang segera menyerah dan mengakhiri Perang Dunia II. Presiden AS Harry S. Truman saat itu mengizinkan serangan di Hiroshima tersebut. Pesawat pengebom B-29 milik AS, Enola Gay, menjatuhkan bom nuklir tersebut, dengan nama sandi 'Little Boy.'
Charles Maier, seorang profesor sejarah di Universitas Harvard, mengatakan bahwa meskipun Truman mungkin saja membuat keputusan lain, namun akan sulit untuk membenarkan kepada publik Amerika mengapa dia memperpanjang perang ketika senjata nuklir ini tersedia.
"Tampaknya (Truman) menawarkan solusi yang berpotensi ajaib yang akan menghemat banyak rasa sakit," kata Maier, mengutip CNN.
Hanya 16 jam setelah Enola Gay melakukan pengeboman Kota Hiroshima, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan dari Presiden Harry S. Truman.
Dia memperkenalkan dunia program penelitian atom rahasia yang sebelumnya dikenal sebagai Proyek Manhattan, Truman menggandakan ancaman senjata nuklir terhadap Jepang, satu-satunya musuh AS yang tersisa dalam perang. Jika Jepang tidak menerima persyaratan penyerahan tanpa syarat yang dirancang oleh para pemimpin Sekutu dalam Deklarasi Potsdam, Truman menulis, "mereka mungkin mengharapkan hujan kehancuran dari udara, yang belum pernah terjadi di bumi ini."
Truman saat itu telah diperingatkan oleh beberapa penasihatnya bahwa setiap upaya untuk menyerang Jepang akan mengakibatkan korban yang mengerikan, bahkan tidak hanya menelan korban dari pihak Jepang namun warga AS yang tengah berada di Jepang. Namun Truman menghiraukannya, ia terus memerintahkan agar pengembangan senjata nuklir terus dilakukan dan cepat digunakan. Namun berselang tiga hari, tepatnya 9 Agustus 1945, AS kembali meluncurkan bom atom ke Jepang, kali ini ke kota lain yaitu Nagasaki. Meski demikian, Nagasaki sebenarnya bukanlah tujuan mereka.
Sebelumnya, pesawat pengebom B-29 lepas landas dari Pulau Tinian di Samudra Pasifik bagian barat, membawa bom berbahan dasar plutonium seberat hampir 10.000 pon atau sekitar 4.535 kg yang dikenal sebagai 'Fat Man.' Pesawat tersebut menuju Kokura, rumah bagi persenjataan Jepang. Namun saat itu Kokura tertutup oleh awan, kru B-29 akhirnya menuju ke target sekunder mereka, Nagasaki.
Bom atom di Nagasaki menewaskan sekitar setengah warga dan memiliki kekuatan 40 persen lebih besar dari bom atom di Hiroshima. Sepertiga kota hancur akibat ledakan bom tersebut.
“Demonstrasi kedua kekuatan bom atom ini rupanya membuat Tokyo panik, karena keesokan paginya membawa indikasi pertama bahwa Kekaisaran Jepang siap untuk menyerah,” tulis Truman kemudian dalam memoarnya. Pada 15 Agustus, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan tanpa syarat Jepang, mengakhiri Perang Dunia II.
AS dan bom atom
Meskipun dijatuhkannya bom atom di Jepang menandai berakhirnya Perang Dunia II, banyak sejarawan berpendapat bahwa hal itu juga memicu Perang Dingin. Para pejabat AS mendorong pengembangan senjata atom dan “perlombaan senjata” pun dimulai. Uni Soviet dan AS terus mengembangkan bom atom, bahkan AS membuat bom yang lebih merusak yaitu bom hidrogen.
AS telah mengembangkan senjata atom sejak 1940, setelah diperingatkan bahwa Nazi Jerman melakukan penelitian tentang senjata nuklir. Albert Einstein bersurat kepada Presiden AS Franklin D. Roosevelt tentang penelitian tersebut. Einstein memperingatkan tentang ancaman program senjata nuklir Jerman dan mendesak AS mempercepat upayanya sendiri.
"Satu bom jenis ini, yang dibawa dengan kapal dan meledak di sebuah pelabuhan, mungkin akan menghancurkan seluruh pelabuhan dengan beberapa wilayah di sekitarnya," kata Albert Einstein kepada Presiden AS Roosevelt dalam surat tersebut, mengutip situs resmi CTBTO.
AS yang menjadi negara pertama menggunakan bom atom, AS jugalah yang menjadi negara pertama yang menandatangani Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir (CTBT). CTBT ditandatangani pada 24 September 1996.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.