Bagikan:

JAKARTA - Dilahirkan pada 11 Juni 1867 di Marseille, Prancis, seorang ahli fisika bernama Charles Fabry bekerja dengan ilmuwan Prancis lain mengembangkan teori interferensi multibeam dan menemukan lapisan ozon. Fabry lulus dari Universitas Paris pada 1892 dan bergabung dengan staf Universitas Marseilles pada 1894.

Tidak hanya dirinya. Saudara-saudaranya juga ilmuwan yaitu Eugène, seorang ahli matematika dan Louis, seorang astronom. Keduanya lulus dari École Plytechnique di Paris.

Melansir Britannica, Kamis, 11 Juni, Fabry dengan cepat merevolusi bidang optik dan spektroskopi dengan mengembangkan interferometer Fabry-Pérot, proyek ilmiahnya bersama Alfred Pérot. Duo ini mendasarkan interferometer atau elaton, pada teori Fabry tentang interferensi multibeam.

Versi perangkat masih digunakan sampai sekarang dalam spektroskopi definisi tinggi. Interferometer Fabry-Pérot didasarkan pada beberapa pantulan cahaya antara dua cermin setengah paralel pada bidang datar.

Distribusi cahaya yang dihasilkan oleh interferensi sinar yang telah mengalami jumlah pantulan berbeda ditandai oleh maxima dan minima yang didefinisikan dengan sangat baik, serta cahaya monokromatik yang menghasilkan satu set cincin konsentris yang tajam. Panjang gelombang yang berbeda dalam cahaya yang datang dapat dibedakan dengan set cincin yang dihasilkan.

Instrumen ini menghasilkan pinggiran yang lebih tajam daripada yang dirancang oleh orang ilmuwan asal Amerika, Albert Michelson. Fabry dan Pèrot terus bekerja sama sekitar satu dekade mereka menerapkan interferometer mereka ke spektroskopi dan metrologi.

Studi awal Fabry berpusat pada gangguan cahaya, di mana instrumen penelitian utamanya adalah interferometer Fabry-Pérot, yang mana ditemukan pada 1896 hasil proyek ilmiahnya bersama Alfred Pérot. Instrumen ini banyak digunakan untuk pengukuran panjang gelombang cahaya dan studi terkait.

Ketertarikan Fabry pada astronomi berkembang ketika mengamati saudara-saudaranya yang masih mahasiswa. Ketertarikan tersebut menuntunnya menggunakan interferometer untuk mempelajari spektra matahari dan bintang-bintang, serta meningkatkan teknik Fotometrik untuk mengukur kecerahan langit malam.

Sementara, saat menerapkannya untuk mempelajari spektrum cahaya matahari dan bintang-bintang, Fabry menemukan bahwa radiasi ultraviolet matahari disaring oleh lapisan ozon. Lapisan ozon tersebut bertindak sebagai lapisan yang melindungi kehidupan di permukaan bumi dari hal yang berbahaya dari efek radiasi ultraviolet.

Pada 1921 Fabry mengambil jabatan guru besar di Sorbonne di Paris dan menjadi direktur pertama di Institute of Optics kota. Beberapa penghargaan Fabry termasuk Rumford Medal dari Royal Society di London pada 1918, Medali Franklin di AS pada 1921 dan penunjukan kehormatan untuk Perhimpunan Optik pada 1933. Fabry adalah seorang penulis yang produktif, menulis artikel populer selain ilmiah yang supaya orang awam bisa mengerti karyanya. 

Di akhir hidupnya, Fabry membantu ilmuwan Prancis dalam Perang Dunia II. Kesehatannya yang buruk menjelang akhir perang memaksanya kembali ke Paris, tempat ia meninggal pada usia 78 tahun pada 1945.