JAKARTA - Hula hoop merupakan permainan menggunakan gelang berukuran besar, yang diputar di area perut dan pinggul. Pemain hula hoop harus menggerakkan pinggul agar gelang tersebut tidak jatuh. Tak mudah memainkan hula hoop. Jika sudah bisa, maka akan ketagihan karena serunya menjaga keseimbangan gelang besar tersebut di pinggul kita.
Permainan ini juga sempat populer di Indonesia pada 1950-an. Namun popularitas hula hoop di Indonesia kala itu sempat menurun karena menuai protes. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) menilai bahwa menilai hula hoop sangat mengganggu dan merusak budaya Timur. Gerwani juga lantang menyuarakan agar pemerintahan Sukarno melarang permainan tersebut di Indonesia.
Hula Hoop pertama kali dipasarkan di Amerika oleh sebuah perusahaan bernama Wham-O pada 1958. Hula hoop lalu dipatenkan oleh salah satu pendiri perusahaan, Arthur "Spud" Melin. Diperkirakan, 25 juta Hula Hoop dijual dalam jangka waktu empat bulan pertama produksi.
Sebelumnya, pada 1948, teman-teman Arthur Melin mendirikan sebuah perusahaan di California untuk menjual ketapel yang diciptakan untuk berburu. Nama perusahaannya pun, Wham-O, berasal dari suara yang seharusnya dikeluarkan oleh ketapel tersebut.
Wham-O akhirnya memproduksi tak hanya ketapel, namun juga bumerang dan barang olahraga lainnya. Produksi milik Wham-o salah satunya adalah cakram plastik terbang yang dikenal dengan nama Frisbee, sangat digemari pada 1957. Frisbee awalnya dipasarkan dengan nama Pluto Platter, dalam upaya memanfaatkan daya tarik Amerika terhadap UFO.
Arthur Melin dan temannya Richard Knerr, terinspirasi mengembangkan Hula Hoop setelah mereka melihat gelang kayu besar yang dimainkan oleh anak-anak Australia di sekitar pinggang mereka selama kelas olahraga. Wham-O mulai memproduksi versi plastik dari gelang besar tersebut.
Dijuluki dengan nama 'Hula' karena permainan gelang besar tersebut sama seperti tarian Hawaii yang juga bernama 'Hula', yang beberapa gerakannya ada yang menggerakkan pinggang. Namun, sayang, popularitas Hula Hoop yang luar biasa itu berumur pendek dan dalam hitungan bulan, massa mencari permainan populer lainnya.
Meski demikian, Hula Hoop tidak pernah pudar sepenuhnya dan masih memiliki penggemarnya hingga kini. Ripley's Believe It or Not mencatat bahwa pada April 2004, seorang pemain di Big Apple Circus di Boston secara bersamaan memutar 100 hula hoop di tubuhnya.
Awal tahun yang sama pada Januari, menurut dua orang di Tokyo, Jepang, berhasil memainkan hula hoop terbesar, dengan lebar 3,9 meter yang tercatat di Guinness World Records. Hula hoop raksasa tersebut mengelilingi pinggang mereka masing-masing setidaknya tiga kali. Setelah Hula Hoop, Wham-O terus memproduksi mainan-mainan unik seperti Superball, Water Wiggle, Silly String, Slip n Slide, dan Hacky Sack.
Untuk kesehatan
Tak hanya untuk permainan, hula hoop juga memiliki manfaat kesehatan. Studi yang dilakukan oleh profesor kedokteran dari Universitas Helsinki bersama kelompok peneliti ini terspesialisasi dalam mempelajari sindrom metabolik dan penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD).
Dalam studi tersebut, terdapat 55 orang yang alami kelebihan berat badan didominasi oleh wanita, menggunakan hula hoop selama enam minggu berbobot 1,5 kg atau berjalan 10 menit lebih banyak dari biasanya.
Kemudian, kelompok-kelompok itu mengubah bentuk aktivitas fisik mereka selama enam minggu ke depan. Parameter otot dan lemak tubuh dan metabolisme diukur pada awal penelitian dan setelah periode latihan pertama dan kedua.
Dari studi tersebut terbukti bahwa hula hoop selama 13 menit sehari menurunkan lingkar pinggang rata-rata sebesar 3 sentimeter, beberapa bahkan hingga 8 cm. Selain itu, lemak perut berkurang dan massa otot tubuh meningkat secara signifikan. Memainkan hula hoop juga menurunkan kolesterol buruk secara signifikan.