JAKARTA - Pada 15 Juni 2005, pengguna portal baru Microsoft di China dilarang menggunakan kata-kata demokrasi, kebebasan dan hak asasi manusia. Hal tersebut merupakan langkah nyata raksasa perangkat lunak AS saat itu untuk menenangkan China.
Kata-kata lain yang tidak dapat digunakan di layanan blog gratis Microsoft, MSN Spaces, adalah 'kemerdekaan Taiwan' dan 'demonstrasi.' Penyensoran ini dampak dari diberlakukannya Golden Shield Project, proyek pertama dari Great Firewell.
Golden Shield Project adalah proyek konstruksi fundamental keamanan jaringan nasional China oleh e-government Republik Rakyat China. Proyek ini memiliki dasar dari kalimat favorit Deng Xiaoping, revolusioner dan negarawan China yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi Republik Rakyat China dari Desember 1978 hingga November 1989.
Di awal 1980, Deng Xiaoping berkata, "Jika Anda membuka jendela untuk mencari udara segar, Anda juga menghadapi beberapa lalat yang masuk."
Proyek ini, antara lain meliputi sistem informasi manajemen keamanan, sistem informasi kriminal, sistem informasi administrasi keluar masuk, sistem informasi pengawas, sistem informasi manajemen lalu lintas, dan lain-lain. Pengawasan dan sensor besar-besaran di internet dilakukan.
Perangkat keras disediakan oleh sebagian besar perusahaan Amerika Serikat (AS), termasuk Cisco Systems. Proyek ini selesai pada 2006, namun terus dilanjutkan oleh proyek-proyek berikutnya, yang pada intinya adalah pembatasan asing dan hal-hal yang dianggap berbahaya bagi Pemerintah China.
Apa itu Golden Shield Project
Dengan kata lain, proyek ini tidak hanya memberlakukan penyensoran. Proyek ini juga mempengaruhi perkembangan ekonomi internet internal China dengan memelihara perusahaan domestik dan mengurangi efektivitas produk dari perusahaan internet asing.
Pengguna blog atau internet yang memasukkan kata-kata terlarang atau konten bermuatan politik atau pornografi akan mendapatkan pesan yang berbunyi: Item ini tidak boleh berisi ucapan terlarang seperti kata-kata kotor. Harap masukkan kata lain.
Bahkan diskusi politik yang paling mendasar pun sulit karena kata-kata seperti komunisme, sosialisme, dan kapitalisme diblokir dengan cara ini. Ya, meskipun kata-kata ini dapat digunakan di badan teks utama.
Kata tabu lainnya yang diblokir adalah Tibet, Dalai Lama, Falun Gong, Tiananmen, terorisme dan pembantaian. Meski kata "demonstrasi" adalah tabu, tetapi "protes" boleh saja. "Demokrasi" dilarang, tetapi "anarki" dan "revolusi" dapat diterima.
Di MSN Space, blogger China tidak dapat menggunakan nama presiden sendiri, tetapi dapat mengomentari Tony Blair. Seorang juru bicara Microsoft mengatakan pembatasan adalah harga yang harus dibayar perusahaan untuk menyebarkan manfaat positif dari blog dan pesan daring.
"Bahkan dengan filter, kami membantu jutaan orang berkomunikasi, berbagi cerita, berbagi foto, dan membangun hubungan. Bagi kami, itulah poin kunci di sini," kata Adam Sohn, direktur penjualan dan pemasaran global di MSN.
Mengutip The Guardian, pemerintah China saat itu juga mempekerjakan sekitar 30 ribu polisi internet. Pembatasan tersebut merupakan perpanjangan dari kebijakan lama untuk mengontrol web sehingga dapat digunakan oleh bisnis tetapi tidak oleh lawan politik.
Sementara, bagi Microsoft, ini tampaknya merupakan konsesi terhadap otoritarianisme di internet. Sensor dilakukan hanya beberapa bulan setelah bos Microsoft, Bill Gates, memuji para pemimpin China, yang memiliki ekonomi pasar campuran dengan kontrol politik kaku.
"Ini adalah bentuk kapitalisme baru, dan sebagai konsumen itu adalah hal terbaik yang pernah terjadi," katanya.
Saat itu Microsoft bersama banyak raksasa internet sedang mencoba terobosan ke pasar internet China yang berkembang pesat, yang diperkirakan mencapai 100 juta pengguna pada 2005. Hanya Amerika Serikat (AS) yang memiliki lebih banyak orang yang menggunakan internet saat itu.
Tetapi Gates mengakui perusahaannya berkinerja buruk di China pada 2005. Microsoft tidak sendirian dalam menerima permintaan sensor dari China. Kelompok kebebasan berbicara, Reporters Without Borders, mengatakan Yahoo juga memiliki kebijakan serupa.
Pada 2008 menjelang Olimpiade Beijing, China membuka blokir situs web seperti Wikipedia, Blogger, dan YouTube. Namun ribuan situs lainnya tetap tidak dapat diakses.
Di tahun yang sama China memperkenalkan undang-undang yang mengatakan siapa pun yang menggunakan warnet harus difoto dan menunjukkan identitas sebelum melakukan aktivitas daring.
Pemerintah China lalu kembali memblokir akses YouTube pada 2009 karena menunjukkan video tentara memukuli biksu dan orang-orang di Tibet. Pada peringatan 20 tahun protes Tiananmen Square, media sosial seperti Twitter dan Flickr diblokir untuk menghentikan orang mendiskusikan atau melihat cuplikan peristiwa pada 1989 tersebut. China juga memblokir pencarian kata kunci "Urumqi" yaitu kota di Xinjiang yang mengalami kerusuhan.
*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.