Bagikan:

JAKARTA - Pada 2 Juni 2012, mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Ia divonis atas tuduhan keterlibatan dalam pembunuhan pengunjuk rasa selama pemberontakan yang memaksanya turun dari kekuasaan pada 2011.

Selain Mubarakn, Menteri Dalam Negeri Habib el-Adly, juga dipenjara seumur hidup. Putra Mubarak, Gamal dan Alaa juga diproses hukum dalam periode itu untuk tuduhan korupsi. Namun keduanya dibebaskan.

Melansir The Guardian, orang-orang yang hadir di pengadilan di Kairo bereaksi dengan senang hati pada kalimat pertama. Namun kebahagiaan itu berubah jadi amarah ketika putra Mubarak dan enam pejabat Kementerian Dalam Negeri serta Kepala Polisi dinyatakan bebas.

Perkelahian pecah di dalam. Di luar pengadilan, batu-batu dilemparkan ke polisi anti huru hara. Kerumunan meneriakkan: Penilaian yang salah. Orang-orang ingin membersihkan sistem peradilan.

Pemimpin Arab pertama diadili di negeri sendiri

Hosni Mubarak, mantan Presiden Mesir (Sumber: Commons Wikimedia)

Mubarak adalah pemimpin Arab pertama yang diadili di negaranya sendiri. Ia terdiam selama di pengadilan.

Sementara, putra-putranya yang dulu berkuasa tampak gugup dan memiliki lingkaran hitam di bawah mata mereka. Putra sulungnya, Alaa membisikkan ayat-ayat Alquran.

Saat membaca hukumannya, Hakim Ahmed Rifaat menggambarkan era Mubarak sebagai "30 tahun kegelapan" dan "mimpi buruk yang kelam," yang berakhir ketika rakyat Mesir bangkit untuk menuntut perubahan.

"Mereka secara damai menuntut demokrasi dari penguasa yang memegang kekuasaan dengan ketat," katanya.

Rifaat, yang memimpin sidang terakhirnya sebelum pensiun, mengatakan Mubarak dan Adly tidak bertindak menghentikan pembunuhan selama 18 hari protes massal. Protes tersebut justru ditanggapi dengan penumpasan oleh pasukan keamanan terhadap demonstran tak bersenjata.

Lebih dari 850 pengunjuk rasa tewas di Kairo dan kota-kota besar lainnya di Mesir. Pada 2017, Mubarak dibebaskan dan lepas dari tuduhan-tuduhan selama ini.

Selama persidangan pun Mubarak tidak terlihat sehat. Ia kerap harus ditandu dan menggunakan kacamata hitam.

Setelah keluar penjara, kesehatannya terus menurun. Pada 25 Februari 2020, Mubarak mengembuskan napas terakhir.

Sosok pahlawan

Selain dikenal sebagai diktator kejam, Mubarak juga dikenal pahlawan. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Baik-Buruk Kenangan Masyarakat Mesir Sepeninggal Hosni Mubarak, saat Perang Arab-Israel pada 1973, Mubarak jadi sosok penting di balik serangan udara, yang berlangsung selama 20 menit.

Serangan tersebut berhasil menghancurkan 90 persen benteng pertahanan Israel. Lewat kesuksesannya itu Mubarak berhasil memulihkan kepercayaan Mesir.

Sebagai perwujudan yang terbaik dari militer Mesir, Mubarak jadi juru bicara untuk setiap negara Arab selama 1970-an. Pada 15 April 1975, Presiden Anwar Sadat mengangkat Mubarak sebagai wakil presiden.

Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak (Sumber: Commons Wikimedia)

Mubarak juga dengan cepat membuktikan diri sebagai seorang negosiator yang terampil. Ia memimpin beberapa misi diplomatik ke negara-negara Arab, Eropa, dan yang paling penting ke Israel.

Ketika Presiden Mesir sebelumnya, Anwar Sadat, semakin tertarik berunding secara pribadi dengan Israel pada akhir 1970-an, Mubarak saat itu mulai mengambil kendali lebih besar atas urusan dalam negeri. Mesir dalam masa-masa sulit ketika Mubarak menduduki kursi pemimpin.

Ekonomi Mesir dalam keadaan buruk. Angka pengangguran begitu tinggi. Populasi Mesir terus bertambah setiap tahunnya.

Mubarak akhirnya fokus kepada peningkatan ekonomi dengan membangun infrastruktur. Ia juga menarik negara-negara asing untuk berinvestasi di Mesir dan mendorong penggunaan kontrasepsi untuk mengatur jumlah penduduk. 

*Baca Informasi lain soal BERITA INTERNASIONAL atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya