Agen FBI Robert Hanssen Lolos dari Hukuman Mati setelah Jual Rahasia AS ke Rusia dalam Sejarah Hari Ini, 10 Mei 2002
Robert Hanssen (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 10 Mei 2002, agen FBI, Robert Hanssen dihukum penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat. Hanssen dihukum karena menjual rahasia Amerika Serikat (AS) ke Rusia seharga 1,4 juta dolar AS dalam bentuk tunai dan berlian.

Mengutip The Guardian, Hanssen diketahui menjual informasi AS ke Rusia selama 20 tahun. Ia berhasil terhindar dari hukuman mati dengan mengaku bersalah atas 15 dakwaan melakukan mata-mata dan setuju untuk bekerja sama dengan penyelidik kontraintelijen.

Saat persidangan, para penyelidik mempertanyakan akurasi kesaksian yang diberikan Hanssen. Tetapi FBI dan pengacara pembela setuju Hanssen telah bekerja sama dengan baik guna menghindari eksekusi mati.

Sebagai bagian dari kesepakatan pembelaan tersebut, istri Hanssen diizinkan menarik uang pensiun FBI tahunan sebesar 40 ribu dolar AS. "Saya minta maaf atas kelakuan saya. Saya memalukan karena hal tersebut," kata Hanssen.

Pernyataan maaf itu Hansen tuturkan di Pengadilan Alexandria, Virginia. "Saya telah membuka pintu fitnah terhadap istri dan anak-anak saya yang sama sekali tidak bersalah. Saya telah menyakiti banyak orang," kata dia dalam balutan seragam penjara hijau.

Skala pengkhianatan Hanssen mempermalukan wajah FBI, yang gagal menindak peringatan awal atas apa yang telah dilakukan Hanssen. Hanssen diyakini telah menerima sekitar 600 ribu dolar AS dalam bentuk tunai dan berlian.

Ia juga disebut menerima dua jam tangan Rolex serta jaminan 800 ribu dolar AS yang telah disimpan di bank Rusia atas nama keluarganya. Pengacara, Paul McNulty mengatakan hukuman itu seharusnya mengirim sinyal kepada calon pengkhianat lainnya.

"Robert Hanssen dilatih untuk menangkap mata-mata," kata McNulty.

"Dia ahli dalam bagaimana menghindari penangkapan. Dan dia akhirnya ditangkap. Dan dia dihukum. Dan itulah yang akan terjadi pada siapa pun yang mengkhianati negara ini," tambah McNulty.

Sementara, pengacara Hanssen, Plato Cacheris mengatakan ada beberapa teman yang hadir dalam sidang tersebut. Meski begitu tak ada satupun anggota keluarga yang hadir.

Ketika ditanya bagaimana Hanssen bisa berubah selama proses ini, Cacheris mengatakan Hanssen mengalami penurunan berat badan di penjara karena makanan di sana buruk. Ketika ditanya tentang motivasi Hanssen, Cacheris mengatakan alasannya kompleks.

Cacheris juga mencatat beberapa alasan bersifat moneter yang juga melibatkan ego Hanssen. Dalam sebuah surat yang diduga ditulis Hanssen kepada Rusia, Hansen mengatakan terinspirasi saat remaja oleh memoar seorang agen ganda Inggris, Kim Philby.

Cacheris mengatakan kerugian yang diakibatkan oleh perlakuan Hanssen terhadap AS sangat serius. Namun Cacheris menyatakan menyerahkannya kepada komunitas intelijen untuk menilai semua permasalahan ini.

"Jelas, ini kasus serius. Kalau tidak, hukumannya tidak akan seekstrem itu. Tidak akan ada ancaman hukuman mati," Cacheris.

Tentang Robert Hanssen

Lahir pada 1944, Hanssen adalah penduduk asli Chicago dan putra seorang petugas polisi. Hanssen lulus dari Knox College pada 1966, sebelum kemudian menimba ilmu di sekolah kedokteran gigi di Northwestern University.

Hanssen berhenti dari program itu untuk mendapatkan gelar MBA. Setelahnya, Hanssen bekerja sebagai penyelidik di Departemen Kepolisian Chicago, hingga kemudian bergabung dengan FBI pada 1976.

Dilansir History, di FBI, Hanssen bekerja di Indiana dan New York. Terkait kasus ini, Hanssen bukanlah agen FBI pertama yang ditangkap karena menjadi mata-mata Rusia.

Pengkhianatan lain agen AS

Pada 1984, 17 tahun sebelum penangkapan Hanssen, Richard Miller, seorang veteran 20 tahun yang ditempatkan di unit kontraintelijen asing FBI di Los Angeles, ditangkap karena menjual dokumen rahasia kepada agen Rusia. Pada 1986, Miller dihukum dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Hukumannya kemudian dibatalkan. Namun pada persidangan kedua tahun 1990, Miller kembali dinyatakan bersalah. Miller dibebaskan dari penjara pada 1994.

Agen FBI kedua yang ditangkap karena menjadi mata-mata Rusia adalah Earl Pitts, yang secara sukarela menjadi mata-mata KGB pada 1987. Pitts menyerahkan informasi rahasia kepada Rusia sampai 1992.

Saat itu pihak Rusia berjanji membayarnya lebih dari 220 ribu dolar AS. Pada 1996, Pitts ditangkap dalam operasi tangkap tangan FBI. Dia mengaku bersalah melakukan spionase dan pada 1997 dijatuhi hukuman 27 tahun penjara.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya