Bagikan:

JAKARTA - Pada 5 Mei 1821, mantan penguasa Prancis, Napoleon Bonaparte meninggal. Napoleon Bonaparte meninggal dalam keadaan sebagai tahanan Inggris di pulau terpencil Saint Helena, di selatan Samudra Atlantik. Napoleon Bonaparte memimpin Kekaisaran Prancis yang membentang di Eropa.

Napoleon mulai mengalami kekalahan signifikan pertama dalam karier militernya pada 1812. Ia menderita kekalahan melalui invasi yang menghancurkan Rusia. Napoleon kemudian kehilangan Spanyol yang jatuh ke tangan Wellington dalam Perang Semenanjung. Ia juga mengalami kekalahan total melawan pasukan sekutu pada 1814.

Diasingkan ke Pulau Elba, Napoleon lalu melarikan diri ke Prancis pada awal 1815 dan membangkitkan Tentara Besar baru yang menikmati kesuksesan sementara sebelum kekalahan telaknya di Waterloo. Di sana, pada 18 Juni 1815, mereka ditaklukkan pasukan sekutu yang berada di bawah perintah Wellington.

Kematian Napoleon Bonaparte

Akibat berbagai kekalahannya itu, Napoleon lalu diasingkan ke Pulau Saint Helena. Enam tahun kemudian, Napoleon meninggal, tepatnya pada 5 Mei 1821 pukul 17.49.

Otopsi dilakukan pada 6 Mei 1821 dan diketahui Napoleon meninggal karena kanker perut. Meski begitu kematian Napoleon masih jadi misteri, dengan berbagai mitos menyelimuti.

Beberapa konspirasi menyatakan Napoleon perlahan diracuni dengan arsenik, yang mungkin dicampur ke dalam anggur atau makanannya. Para peneliti akhirnya melakukan berbagai penelitian untuk mengetahui penyebab kematian Napoleon.

Pada 2007, peneliti menyimpulkan kematian Napoleon Bonaparte setelah mereferensikan deskripsi lama dengan gambar modern 50 lambung sehat dan 50 lambung yang mengalami kanker. Para peneliti mencapai kesimpulan mereka.

"Itu adalah massa yang sangat besar dari pintu masuk perutnya hingga keluar," kata Robert Genta, seorang profesor patologi dan penyakit dalam di Universitas Texas, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari National Geographic.

Para peneliti mengamati berkas yang dikumpulkan tentang kematian Napoleon, otopsi, penguburan, topeng kematiannya, serta gambar dan artefak terkait. Genta mengatakan lesi Napoleon menunjukkan infeksi kronis oleh Helicobacter pylori, bakteri yang dapat menyebabkan radang lambung dan meningkatkan kemungkinan kanker lambung.

Makanan seorang prajurit abad ke-18, yang minim daging segar, buah-buahan, atau sayuran, mungkin meningkatkan risiko itu lebih jauh, Genta menambahkan. Sejarawan Napoleon, Connelly setuju makanan mungkin memainkan peran tertentu.

"Diet tidak begitu baik pada masa itu. Mereka cukup banyak makan apa pun yang rasanya enak," kata Connelly.

Meski begitu, katanya pola makan Napoleon lebih baik dari rata-rata. Pada kampanye militer, Connelly berkata, "Saya pikir dia memiliki lebih banyak makanan segar daripada tentara biasa. Anak buahnya akan keluar dan mencari ayam segar dan apa pun untuknya."

Selain itu Napoleon juga dikenal tidak rakus. Connelly mengatakan apapun penyebab kanker yang diderita Napoleon, musuh-musuhnya tak perlu khawatir tentang kemungkinan ia akan kembali berkuasa.

"Bahkan jika dirawat hari ini, dia sudah mati dalam setahun," kata Genta.

Siapa Napoleon Bonaparte

Napoleon lahir di Corsica. Ia adalah salah satu ahli strategi militer terhebat dalam sejarah. Nama Napoleon dengan cepat naik ke jajaran Tentara Revolusioner Prancis selama akhir 1790-an.

Pada 1799, Prancis berperang dengan sebagian besar Eropa. Dan Napoleon pulang dari Mesir untuk mengambil alih pemerintahan Prancis sekaligus menyelamatkan bangsanya dari kehancuran.

Setelah menjadi Konsul Pertama pada Februari 1800, Napoleon mengatur kembali pasukannya dan mengalahkan Austria. Pada 1802, ia menetapkan Undang-Undang Napoleon, sistem baru hukum Prancis.

Tahun 1804, Napoleon dinobatkan sebagai kaisar Prancis di Katedral Notre Dame. Pada 1807, Napoleon menguasai sebuah kerajaan yang membentang dari Sungai Elbe di utara, turun melalui Italia di selatan, dan dari Pyrenees ke Pantai Dalmatian.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH DUNIA atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

MEMORI Lainnya