Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, sembilan tahun yang lalu, 14 Januari 2016, rentetan ledakan bom terjadi di kawasan Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Peristiwa itu dikenal dengan nama Bom Sarinah. Teror bom pun menghebohkan seisi Indonesia.

Sebelumnya, Ledakan pertama terjadi di gerai kopi Starbucks di Gedung Cakrawala. Ledakan kedua terjadi di pos polisi di depan Gedung Sarinah. Teror pun tak berhenti. Kelompok teroris juga muncul. Baku tembak dengan polisi tak terhindarkan.

Aksi teror kerap bikin repot seisi negara. Tiada yang tak mengutuk peristiwa teror. Apapun alasannya. Apalagi, jika sampai jatuh korban jiwa. Kondisi itu terjadi dalam aksi teror di kawasan Jalan M.H. Thamrin pada 14 Januari 2016.

Aksi teror pertama mencuat kala salah satu teroris yang diketahui bernama Ahmad Muhazan melakukan bom bunuh diri di gerai Starbucks, Gedung Cakrawala. Peristiwa itu membuat beberapa pengunjung gerai kopi luka-luka.

Belum sempat berduka giliran pos polisi di depan gedung Sarinah diserang bom. Pelaku pengeboman adalah Dian Juni Kurniadi. Ia meledakkan bom itu di pos polisi. Aksi itu lalu membuat dua warga sipil kehilangan nyawa. Namun, seorang polisi berhasil lolos dari maut sekalipun dengan luka parah.

Baku tembak antara polisi dan teroris pelaku Bom Sarinah di Jl. Thamrin, Jakarta pada 14 Januari 2016. (ANTARA) 

Teror pun terus belanjut. Aksi yang mula pengeboman kemudian jadi baku tembak di dekat Gedung Sarinah. Teroris yang tersisa -- Sunakim alias Afif dan Muhamad Ali di lokasi mulai menjadikan polisi sebagai target serangan.

Baku tembak di tempat itu memakan pula korban jiwa. Warga sipil ikut terkena tembakan. Pun kemudian teroris yang membawa bom rakitan malah menewaskan mereka. Empat orang teroris dan beberapa warga sipil harus kehilangan nyawa.

Informasi teror pun Bom Sarinah pun menyebar ke mana-mana. Orang-orang pun mulai berdatangan ke Sarinah untuk mencari tahu aksi terorisme.

"Saat ini, jenazah pelaku sudah diamankan di rumah sakit yang kami rahasiakan. Kami akan mengidentifikasi identitas pelaku," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan sebagaimana dikutip laman Kompas.com, 14 Januari 2016.

Kecaman atas aksi Bom Sarinah muncul dari mana-mana. Mereka mengutuk segala macam aksi terorisme. Kecaman pun ikut dilayangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mengecam segala bentuk tindakan yang mengganggu ketenangan dan menebar teror rakyat Indonesia.

Ia pun langsung meminta jajarannya untuk segera usut tuntas pelaku dan yang jaringan yang terlibat Bom Sarinah. Ia pun mengimbau supaya rakyat Indonesia tak perlu takut. Sikap itu dirasa penting karena dapat membuat masyarakat tenang supaya upaya teror yang dilakukan tak berhasil.

“Kita semuanya tentu saja berduka atas jatuhnya korban dari peristiwa ini. Saya telah perintahkan kepada Kapolri, kepada Menko Polhukam untuk kejar, tangkap! Baik yang di peristiwa maupun di yang ada di jaringan jaringan ini.”

“Negara, bangsa dan rakyat agar tidak takut. Kita tidak boleh takut, tidak boleh kalah oleh aksi teror seperti ini dan saya mengharap masyarakat tetap tenang karena semua terkendali,” ujar Jokowi sebagaimana dikutip laman Sekretariat Kabinet, 14 Januari 2016.