Bagikan:

JAKARTA – Memori hari ini, 12 tahun yang lalu, 29 September 2012, Suryadharma Ali mengungkap tawuran di antara pelajar disebabkan salah satunya oleh film-film yang menyajikan kekerasan. Film itu menginspirasi generasi muda untuk tawuran.

Sebelumnya, angka tawuran antara anak sekolah kian meningkat. Tawuran itu muncul di mana-mana. Bahkan, dalam data yang rilis oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dalam tahun 2011 saja kasus tawuran pelajar mencapai 339 kasus, dengan korban tewas mencapai 82 orang.

Anak sekolah kerap dianggap sebagai agen perubahan. Mereka adalah harapan besar Indonesia jadi bangsa yang besar. Kondisi itu membuat pemerintah menggelontorkan anggaran besar untuk pendidikan. Namun, urusan menjaga anak sekolah untuk selalu berada dalam jalan lurus tak mudah.

Anak sekolah yang sedang dalam pencarian jati diri sering melenceng. Beberapa di antaranya sering melakukan tawuran. Angka tawuran antar remaja bukan hal yang dapat dianggap remeh. Korban tawurannya saja bejibun.

Ambil contoh data yang dikeluarkan Komnas PA. Data itu menyebutkan dalam tahun 2011 saja korban tawuran mencapai 339 kasus, dengan korban tewas mencapai 82 korban. Artinya ada masalah yang besar dalam dunia pendidikan Indonesia.

Suryadharma Ali yang pernah menjabat sebagai Menag era 2009-2014 . (ANTARA)

Komnas PA mengungkap bahwa tawuran merupakan ekspresi kekerasan yang ditampilkan oleh pelajar. Masalah yang mendasari beragam. Banyak di antaranya karena pola penyasuhan yang sembarang, disharmonis, hingga perceraian.

Kondisi-kondisi itu membuat kehidupan pelajar sering dianggap remeh. Anak-anak yang ingin menunjukkan ekspresi atau pendapat jarang didengar. Mereka akhirnya memilih jalans sendiri dengan tawuran sebagai sarana menuangkan eksperesi.

Maslaah itu Belum lagi kebiasaan orang tua yang kadang tak mau tahu urusan anak. Mereka menganggap dengan memberikan segala macam fasilitas, baktinya kepada anak dianggap selesai. Padahal, anak-anak – smp hingga SMA—masih butuh bimbingan dan juga kasih sayang.

"Terdapat 82 pelajar tewas akibat kasus tawuran ini. Sedangkan selebihnya ada yang mengalami luka berat dan ringan. Mereka juga cenderung menceburkan dirinya pada suatu kegiatan tanpa menyadari risikonya," kata Sekjen Komnas PA, Samsul Ridwan sebagaimana dikutip laman detik.com, 20 Desember 2011.

Kasus tawuran antara anak sekolah menjadi buah bibir di mana-mana. Menag, Suryadharma Ali pun ikut angkat bicara pada 29 September 2012. Ia punya teori sendiri terkait penyebab anak sekolah tawuran. Ia menganggap penyebabnya adalah film-film yang tampilkan kekerasan. Film-fil, itu ada di berbagai platform.

Film-film kekerasan itu membuat anak muda terinspirasi untuk melakukan tawuran. Ia pun meminta pemerintah segera membatasi tontonan untuk anak sekolah, apalagi yang berbau penuh kekerasan. Sisi lainya Surya mengungkap ada faktor narkoba dan minuman keras.

"Film-film keras bisa menginspirasi anak-anak untuk tawuran. Banyak hal yang harus dikoreksi. Ketiadaan ruang olahraga juga menjadi pemicu tawuran. Jika kedapatan (narkoba atau miras), harus mendapat sanksi tegas yakni dikeluarkan," kata Surya sebagaimana dikutip laman tempo.co, 29 Desember 2012.