JAKARTA - Perang Vietnam sulit dihapus dalam ingatan sejarah dunia. Perang itu tak saja mempertemukan blok barat dan blok timur, tapi juga jadi representasi bertempurnya dua paham kuat di dunia: kapitalisme dan komunisme.
Vietnam Selatan didukung Amerika Serikat (AS). Vietnam Utara didukung Uni Soviet. Imbas perang ke mana-mana. Korban jiwa dari kedua belah pihak berjatuhan. Mulanya dunia tak memahami kekajaman perang Vietnam. Namun, Eddie Adams memperlihatkan dunia lewat fotonya bertajuk Saigon Execution.
Upaya menyatukan seluruh Vietnam tak pernah mudah. Rakyat Vietnam boleh saja berbangga mampu mengusir penjajah Prancis pada 1945. Alih-alih kemerdekaan membawa persatuan di Vietnam, nyatanya pekik merdeka membuat kedua negara terbagi dua: Vietnam Selatan dan Utara.
Kedua pemerintahan itu memiliki corak yang berbeda-beda. Vietnam Selatan yang condong mendekat kepada blok barat: Amerika Serikat. Vietnam Utara yang condong ke blok Timur: Uni Soviet. Keduanya tak ada yang mau mengalah.
Vietnam Selatan tak ingin seisi Vietnam jadi komunis. Begitu pula sebaliknya. Kondisi itu lantas memunculkan ketegangan hingga perang. Unit-unit tempur AS mulai berdatangan pada era 1950-an. Uni Soviet tak mau kalah. Mereka terus menyuplai sekutunya – Vietnam Utara—dengan dana dan persenjataan mempuni.
Perang Vietnam (1955-1975) pun terjadi. AS sampai menempatkan setengah juta tentara di Vietnam. Penempatan itu diyakini sebagai bentuk simpati memerangi pasukan Vietnam Utara dan gerilyawan Viet Cong. Keyakinan pemerintah Vietnam Selatan dan AS untuk menang pun meninggi.
Masalah muncul. Vietnam Utara tak dapat dianggap remeh. Narasi itu terlihat dari Vietnam Utara dan gerilyawan Viet Cong menyerang Saigon –pusat kuasa Vietnam Selatan pada 1968. Serangan Tet, Namanya. Banyak dari pasukan Vietnam Selatan dan AS jadi korban.
Vietnam Selatan pun menolak takluk. Kekuatan besar digunakan dalam menyisir pasukan lawan dari Kota Saigon. Komandan kelompok gerilyawan Viet Cong yang berbaju sipil, Nguyen Van Lem alias Bay Lop tertangkap dan di bawa ke ke 252 Ngo Gia Tu Street District 10 pada 1 Februari 1968.
BACA JUGA:
Di sana telah menanti Kepala Polisi Nasional Vietnam Selatan, Nguyen Ngoc Loan. Tanpa basa bagi Ngoc Loan mengeluarkan revolver Smith & Wesson Bodyguard kaliber 38 dan menembak mati Bay Lop. Peristiwa penembakan itu disaksikan oleh fotografer Associated Press (AP) Eddie Adams. Ia pun memotret kejadian itu lewat kamera Leica M4.
“Beberapa kaki jauhnya berdiri Eddie Adams, seorang fotografer Associated Press, menatap ke jendela bidiknya. Pada selembar film hitam-putih, ia menangkap momen persis terjadinya tembakan. Kepala polisi, Brigjen Nguyen Ngoc Loan, berdiri membelakangi kamera, lengan kanan terentang penuh, lengan kiri longgar di sampingnya.”
“Tahanan, Nguyen Van Lem, adalah seorang pejuang Vietcong tetapi tidak mengenakan seragam, hanya kemeja kotak-kotak dan celana pendek hitam. Tangannya diborgol di belakang punggungnya. Meskipun berusia 30-an, dia tampak sedikit lebih tua dari seorang anak laki-laki. Wajahnya berkerut karena benturan peluru,” ungkap Maggie Astor dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul A Photo That Changed the Course of the Vietnam War (2018).
Buka Mata Dunia
Jepretan kamera Eddie membuat foto eksekusi tembak di tempat Ngoc Loan ke Bay Lop kesohor di dunia. Orang-orang mengenal foto itu dengan nama Saigon Execution. Foto yang dihasilkan tak saja berhasil jadi karya jurnalistik berpengaruh, tapi juga membuka mata dunia akan kebrutalan perang.
Saigon Execution bak merangkum seluruh rangkaian Perang Vietnam. Potret kepedihan perang terlihat jelas dalam jepretan Eddie. Suatu gambaran yang membuat AS ketiban sial. Mereka kerap digambarkan sebagai biang keladi kekacauan di dunia.
Narasi AS yang kerap ikut campur dan memperkeruh masalah yang ada di dunia jadi muaranya. Kondisi itu diperkuat dengan dukungan AS yang besar ke Vietnam Selatan. AS memberikan bantuan kepada orang Vietnam untuk membunuh saudaranya sendiri.
Apalagi, Ngoc Loan sendiri, sang penembak adalah bagian dari pada AS dan Vietnam Selatan. Penembakan itu jadi bukti bukan cuma kaum komunis yang kejam, tapi mereka yang menentang Komunisme tak jauh berbeda.
Boleh jadi tindakan gerilyawan Vietnam, Viet Cong tak dapat dibenarkan, tapi eksekusi dari jarak dekat jauh lebih tak dibenarkan. Foto Eddie lalu dibahas di mana-mana. Foto kekejaman perang itu jadi instrumen penting yang memberikan kekuatan kepada aksi-aksi menentang Perang di dunia.
“Para ahli balistik mengatakan gambar tersebut - yang kemudian dikenal sebagai Saigon Execution - memperlihatkan mikrodetik saat peluru menembus kepala pria itu. Foto Nguyen Ngoc Loan yang menembak seorang tahanan Viet Cong karya Eddie Adams dianggap sebagai salah satu gambar paling berpengaruh dari Perang Vietnam.”
“Saat itu, gambar tersebut dicetak ulang di seluruh dunia dan bagi banyak orang menjadi simbol kebrutalan dan anarki perang. Hal itu juga membangkitkan sentimen yang berkembang di AS tentang kesia-siaan pertempuran - bahwa perang itu tidak dapat dimenangkan,” tertulis dalam laporan laman BBC berjudul Eddie Adams' Iconic Vietnam War Photo: What Happened Next (2018).