Bagikan:

JAKARTA - Pada 9 September 1969, upacara pemakaman Ho Chi Minh diselenggarakan di Ba Dinh Square, Hanoi, Vietnam. Tangisan pecah di antara 250 ribu pelayat, termasuk Perdana Menteri (PM) Soviet Aleksei Kosygin, Wakil PM China Li Hsien-nien, dan Pangeran Norodom Sihanouk dari Kamboja.

Ho Chi Minh adalah pendiri Partai Komunis Indochina pada 1929. Pada September 1945, ketika Jepang kalah dan bersiap meninggalkan Vietnam, Ho mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam dari pemerintahan kolonial Prancis. Ia juga mengumumkan pembentukan Republik Demokratik Vietnam.

Melansir History, Rabu, 9 September, Ho juga jadi pemimpin spiritual rakyat Vietnam Utara. Ia kerap jadi pendorong rakyat Vietnam Utara untuk melanjutkan perjuangan, hingga Amerika Serikat (AS) dikalahkan dan Vietnam bersatu kembali sebagai satu bangsa.

Kematian Ho menghasilkan curahan emosional luar biasa. Spirit pejuang dalam diri Ho tak hilang. Penerusnya menggunakan kehidupan dan ajaran 'Paman Ho' untuk memotivasi orang-orang melanjutkan perjuangan.

Delegasi Francois Remy dan the UNICEF untuk Ho Chi Minh, 1975 (Sumber: Commons Wikimedia)

Tentang Ho Chi Minh

Lahir tahun 1890 dengan nama Nguyen Sinh Cung, Ho adalah putra seorang pejabat pemerintah Vietnam yang mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas dominasi Prancis di negaranya. Ho dididik di Hue dan bekerja sebagai juru masak di kapal uap Prancis saat usianya masih muda.

Ho kerap bepergian ke AS hingga Afrika, dan Eropa, di mana dia bekerja di London dan Paris. Pada 1920, setelah menerima Leninisme Marxis karena sikap antikolonialnya, Ho mengubah namanya sendiri menjadi Nguyen Ai Quoc dan membantu mendirikan Partai Komunis Prancis.

Ho lalu pergi ke Moskow pada 1923 untuk belajar dan pelatihan. Pada 1924, ia pergi ke Kanton, China untuk bertemu dengan Phan Boi Chau, salah satu nasionalis Vietnam terkemuka pada zaman itu. Selama di China, Ho memainkan peran penting dalam berdirinya Partai Komunis Indocina pada 1929.

Ia menghabiskan sepuluh tahun berikut kehidupannya untuk menulis dan mengorganisir berbagai hal dari luar Vietnam. Ketika Jepang menginvasi Vietnam pada awal Perang Dunia II, Ho mengubah namanya menjadi Ho Chi Minh (Ho 'Pembawa Cahaya') dan memindahkan kelompok revolusionernya ke gua-gua di Pac Bo di Vietnam Utara.

Di sana, pada Mei 1941, Ho mengorganisir Viet Minh, sebuah organisasi nasionalis dan komunis yang dibentuk untuk memobilisasi rakyat. Selama perang, Ho dan Viet Minh menjalin aliansi longgar dengan Kantor Layanan Strategis Amerika (OSS). Ia mengarungi medan perang untuk membantu menyelamatkan pilot Amerika yang jatuh.

Ilustrasi foto (Sumber: Commons Wikimedia)

Pada 1945, ketika Jepang menyerah, Viet Minh merebut kekuasaan dan memproklamasikan Republik Demokratik Vietnam dengan Ho sebagai presiden. Namun, Prancis ingin memberlakukan kembali pemerintahan kolonial, menolak memberikan kemerdekaan kepada Vietnam.

Pada akhir 1946, perang pecah antara Viet Minh dan Prancis. Perang penuh darah tersebut berlangsung selama delapan tahun. Perang berakhir dengan Viet Minh mengalahkan Prancis pada Pertempuran Dien Bien Phu pada 1954.

Selanjutnya, kesepakatan Jenewa membagi Vietnam menjadi Vietnam Utara dan Selatan. Ho mengabdikan upayanya untuk membangun masyarakat komunis di Vietnam Utara. Pada awal 1960-an, perang baru meletus di selatan, di mana gerilyawan yang dipimpin komunis melancarkan pemberontakan melawan rezim yang didukung AS di Saigon.

Ketika AS melakukan intervensi militer, Ho mengarahkan pasukannya dalam perang yang berlarut-larut melawan AS. Selama periode ini, Ho terus memberikan kepemimpinan yang inspiratif kepada rakyatnya. Namun, seiring kesehatannya yang terus memburuk, Ho mengambil peran seremonial. Kebijakan tak lagi di bawah kendali tangannya. Meski begitu, Ho tetap perwujudan revolusi dan tetap menjadi ikon komunis.

Radio Hanoi mengumumkan kematian Ho Chi Minh pada 4 September 1969. Pernyataan tersebut sekaligus mengumumkan bahwa Front Pembebasan Nasional akan menghentikan operasi militer di selatan selama tiga hari untuk berduka atas Ho.

Banyak orang AS berharap kematian Ho Chi Minh memberi kesempatan baru untuk mencapai penyelesaian Perang Vietnam. Tetapi ini tidak terwujud. Perang Vietnam adalah perang terpanjang dan paling tidak populer dalam sejarah AS. Perang ini menelan korban 58 ribu orang AS dan sebanyak dua juta tentara Vietnam dan warga sipil tewas.