Dukun Politik dan Penasihat Spiritual Menjelang Pemilu
Potret dukun tempo dulu di Nusantara. (Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Popularitas mentereng tak melulu jadi syarat utama untuk eksis di dunia politik. Banyak orang Indonesia justru kian menyakini mendekatkan diri ke ranah mistik adalah kunci untuk eksis. Laku hidup itu banyak dicontohkan oleh pemimpin bangsa, dari Bung Karno dan Soeharto.

Mereka bak butuh kehadiran seorang dukun politik dan penasihat spiritual untuk bertahan di rimba politik. Dampaknya ke mana-mana. Banyak politikus yang mengikuti jejak mereka menggunakan jasa paranormal. Apalagi di era Pemilu. Jasa paranormal jadi paling laris manis.

Logika mistik tak pernah benar-benar hilang di Nusantara. Narasi itu terus hadir di tengah kehidupan masyarakat. Eksistensi itu kian menguat kala urusan mistik bak dipelihara oleh beberapa pemimpin bangsa. Ambil contoh Bung Karno.

Ia tak saja gemar menyambangi makam raja-raja Nusantara, tapi juga diketahui memiliki beberapa penasihat spiritual yang juga dukun politik. Sosok yang dijadikan Bung Karno penasihat spiritual pun bukan berasal dari kalangan sembarangan. Sosok itu salah satunya adalah kakak dari Raden Ajeng Kartini, Sosrokartono.

Sosrokartono, kakak RA Kartini yang sering disebut-sebut sebagai dukun politik Presiden Soekarno.

Sosrokartono itu dianggap ahli kebatinan yang memiliki kekuatan metafisika yang luar biasa. Soekarno pun tak malu-malu membangun relasi guru-murid kepadanya. Bung karno pun kerap meminta saran dan dukungan Sostrokartono untuk tiap langkah perjuangan. Apalagi, kala Indonesia baru merdeka.

Soekarno sampai mengutus dokter pribadinya, R. Soeharto untuk menyambangi Sostrokartono di Bandung. Tujuannya jelas. Bung Karno ingin meminta nasihat untuk menjaga Indonesia supaya sekali merdeka tetap merdeka.

Kondisi yang tak jauh beda juga dihadirkan tokoh bangsa lain, Soeharto. Praktik mistikisme Jawa kerap jadi bagian penting dalam kepemimpinannya di militer dan politik. Laku hidup itu membuat Soeharto memiliki dukun dan juga penasihat spiritual.

Penasihat spritual itulah yang kemudian mampu membentuk dan memberikan wejengan untuk dapat eksis sebagai orang nomor satu Indonesia. Khalayak pun sama-sama mengetahui bahwa kepemimpinan Soeharto yang dijuluki The Smiling General mampu bertahan hingga 32 tahun. Sekalipun perihal kepemimpinan itu dapat didebat, kiranya mana yang berpengaruh antara dukun politik, atau kepemimpinan otoriter.

Potret pemimpin bangsa, Soekarno dan Soeharto. (Perpusnas)

“Ketertarikan Soeharto terhadap kepercayaan religius Jawa sudah dapat dibaca sejak awal pemerintahan rezim Orde Baru (Orba). Soeharto memang cukup dekat dengan praktek mistisime Jawa jauh sebelum ia terjun ke dunia politik ataupun militer.”

“Sejak masih kanak-kanak ia memiliki relasi karib sebagai murid dan guru dengan seorang dukun bernama Kiai Daryatmo yang dikenal sebagai praktisi pertapaan dan kebatinan. Kyai Daryatmo bahkan kemudian disebut-disebut menjadi guru spiritual Soeharto sepanjang kariernya. Sikap yang ditunjukkan ole Soeharto selama menjadi presiden juga berkaitan erat dengan nilai-nilai ideal pemimpin dalam konsep kekuasaan Jawa,” terang Dhianita Kusuma Pertiwi dalam buku Mengenal Orde Baru (2021).

Dukun Politik di Pemilu

Dukun politik tak hanya digunakan untuk menjaga kekuasaan, tapi juga dalam mencari kekuasaan. Dalam gelaran Pemilu dan Pilpres 1999, misalnya. Beberapa pimpinan partai politik memiliki ajiannnya mendekatkan diri dengan dukun politik dan penasihat spiritual untuk berkuasa.

Petinggi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri pun melakukannya. Gus Dur tercatat pernah melakukan ruwatan di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Sedang Megawati meminta wejangan penasihat spiritual.  

Laku hidup tokoh bangsa pun bak ditiru banyak orang. Apalagi menjelang Pemilu. Mereka yang notabene ingin jadi wakil rakyat justru menjadikan ajian ke dukun politik dan penasihat spiritual sebagai jalan pintas menuju kekuasaan.

Alih-alih mereka sibuk memperbaiki citra dan terjun ke masyarakat, banyak calon wakil rakyat yang langsung merasa penting bantuan mistik. Cara itu dianggap ampuh karena dunia mistikisme dianggap punya cara sendiri memenangkan mereka.

Paranormal Ki Kusumo mengaku sudah membantu pemenangan banyak calon dalam kontestasi politik sejak 1990-an. (BBC Indonesia)

Kepercayaan itu membuat profesi dukun politik dan penasihat spiritual kebanjiran pekerjaan selama Pemilu. Pelanggannya muncul dari mana-mana, dalam atau luar kota. 

Saban hari,banyak orang yang bercita-cita menang mudah di Pemilu mendatangi pananormal. Padahal, dukungan dukun politik tak dapat diukur dengan matematika.

Aktivitas meminta dukungan kepada dukun politik bahkan tetap ramai hingga era modern saat ini. Seiring itu tak sedikit pula yang meragukan eksistensi dukungan paranormal dalam Pemilu.

“Banyak pemimpin bangsa ini suka bermistik-mistik atau berurusan dengan paranormal bahasa keren dari dukun. Termasuk Wakil Presiden Megawati, Tapi, menurut Permadi, anggota DPR dari PDIP yang juga paranormal, Megawati sangat selektif dalam menerima bantuan paranormal. Permadi mengakui dirinya pernah mengantar Mega berdoa di bekas reruntuhan Majapahit di Trowulan serta di Pelabuhan Ratu.”

“Namun, Mega yang sudah hajah ini tak pernah melakukan perbuatan mistik yang mendekati musyrik dalam ajaran Islam. Hanya berdoa, di mana pun kan sama saja, katanya. Bahkan, Mega juga pernah mengunjungi Mbah Danan, dua tahun lalu. Si Mbah mengaku sempat memberikan bantuan kepada Mega dan PDIP agar menang dalam Pemilu 1999,” terang Darmawan Sepriyossa dan kawan-kawan dalam tulisannya di majalah Tempo berjudul Dukun-Dukun Menjelang Sidang Istimewa (2001).