Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 42 tahun yang lalu, 21 Januari 1982, flim The Shaolin Temple resmi dirilis di seluruh dunia. Film yang mengangkat nama ahli seni bela diri wushu, Jet Li pun disambut dengan gegap gempita. Aksi bertarung Jet Li ala biksu shaolin dengan kungfu memukau mata dunia.

Imbasnya ke mana-mana. Orang-orang mulai melirik kuil shaolin sebagai tujuan wisata populer kala ke China. Sebelumnya, Jet Li dikenal sebagai ahli wushu (salah satu bagian dari kungfu). Seni bela diri itu telah ditekuninya sedari kecil. Keahlian itu membuatnya jadi kesohor.

Ketekunan dan kesungguhan hati akan membawa seseorang ke level tinggi dalam kehidupan. Itulah yang dialami oleh Li Lian Jie (Jet Li). Ia mulanya tak menyadari ketekunannya di dunia wushu berdampak besar dalam hidupnya. Pria kelahiran Beijing 26 April 1963 itu hanya tahu bahwa dirinya bak jatuh cinta dengan wushu.

Saban hari Jet Li memanfaatkan waktu untuk terus berlatih wushu bersama teman-temannya. Latihan ringan hingga latihan berat tak jadi masalah. Ia pun mulai menjelma menjadi atlet wushu sukses pada 1974.

Aktor sekaligus ahli bela diri wushu, Jet Li. (Wikimedia Commons)

Semenjak itu kariernya sebagai atlet wushu melejit. Ia kerap jadi bagian dari tim wushu China kala melangsungkan tur dunia. Bahkan, Jet Li dan kawan-kawannya pernah unjuk gigi memamerkan keterampilannya di depan Presiden Richard Nixon di Gedung putih, Amerika Serikat.

Tur memperkenal wushu kepada dunia pun dilangsungkan ke lebih dari 40 negara. Semuanya karena pemerintah China mendukung langsung misi budaya wushu. Prestasi itu diikuti pula oleh banyak kejuaraan dunia yang Jet Li ikuti.

Ia mampu menunjukkan bahwa dia adalah yang terbaik. Keterampilan itu membuat namanya dikenal di seantero China. Alhasil, banyak orang kepincut dengan bakatnya. Keinginan menjadi Jet Li sebagai aktor laga muncul di mana-mana.

“Pada tahun 1971, Jet Li mengikuti program olahraga musim panas dan secara acak ditugaskan ke kelas wushu (seni bela diri). Pada usia sembilan tahun, ia menerima penghargaan pada kompetisi wushu pertama yang diadakan di China sejak Revolusi Kebudayaan. Jet Li kemudian menghabiskan separuh harinya untuk berlatih dan separuh lagi di sekolah, sebelum dia mulai berlatih penuh waktu.”

“Pada tahun 1974 ia melakukan tur ke AS bersama kawan-kawannya. Ia bahkan bertemu Presiden AS, Richard Nixon di Gedung Putih. Pada tahun yang sama Li memenangkan kejuaraan nasional putra pertama,” tertulis dalam laman Britannica.

Poster Film The Shaolin Temple (1982). (Wikimedia Commons)

Jet Li pun memilih untuk pensiun jadi atlet pada 1979. Kesempatan baru pun datang kepadanya. Sutradara kenamaan Chang Hsin Yen kepincut dengan aksi Jet Li dengan wushunya. Jet Li pun dijadikannya bintang dalam film laga barunya, The Shaolin Temple.

Jet Li dengan tekun menggali perannya secara mendalam. Apalagi, ia jadi sosok pemeran utama -- dalam cerita itu ia berperan sebagai seorang pemuda yang ingin belajar kungfu di Kuil Shaolin. Ia ingin membalaskan dendam karena kematian ayahnya. Narasi itu pun didukung dengan aksi kungfu yang memukau.

Pucuk dicinta ulam tiba. Filim The Shaolin Temple mulai dirilis di seantero dunia pada 21 Januari 1982. Film itu disambut dengan gegap gempita. Hasilnya menganggumkan. Film itu laris manis di mana-mana. Bahkan, nama Jet Li dan Kuil Shaolin ikutan terangkat. Jet Li pun kemudian kebanjiran tawaran jadi aktor film. Pun ia pernah memerankan film bercerita tentang legenda bela diri China, Wong Fei Hung.

“Jet Li, seorang juara seni bela diri wushu nasional empat kali. Ia memulai kariernya sebagai aktor pada tahun 1979 (filmnya dirilis pada tahun 1982). Atau tepat ketika China sedang memulai liberalisasi ekonominya. Para pembuat film membuat cerita dari salah satu legenda bela diri kungfu yang hadir dari Kuil Shaolin.”

“Berkat film The Shaolin Temple dan Jet Li menggelegar. Kuil-kuil Shaolin di China jadi kebanjiran wisatawan, nasional maupun internasional. Bahkan, banyak akademi kungfu mulai didirikan di jalanan sekitar kuil. Menurut hitungan terakhir berjumlah lebih dari 50. Sekolah-sekolah tersebut sangat besar, beberapa di antaranya memiliki lebih dari 10 ribu siswa yang datang dari seluruh Tiongkok untuk berlatih sepanjang tahun mereka berharap bisa menjadi Jet Li berikutnya,” ungkap Howard W. Perancis dalam tulisannya di laman The New York Times berjudul So Many Paths. Which Shaolin Is Real? The Reply: Yes (2005).