Ibu Tien Soeharto Diangkat Jadi Pahlawan Nasional Indonesia dalam Sejarah Hari Ini, 30 Juli 1996
Eksistensi Siti Hartinah Soeharto (Ibu Tien) sebagai Ibu Negara. (Perpusnas)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 27 tahun yang lalu, 30 Juli 1996, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Siti Hartinah (Ibu Tien). Istri Presiden Soeharto itu dianggap memiliki sumbangsih besar bagi bangsa dan negara.

Sebelumnya, Ibu Tien tercatat aktif membantu perjuang kemerdekaan era Perang Revolusi (1945-1949). Keterlibatannya macam-macam. Ibu Tien aktif dalam kegiatan membantu pejuang kemerdekaan di Palang Merah Indonesia, Barisan Pemuda Putri, serta Laskar Putri Indonesia.

Narasi wanita tak jauh bekerja dari urusan dapur sudah usang. Apalagi, kala disandingkan dengan sesosok wanita bernama Siti Hartinah. Ia mampu menjelma menjadi wanita yang tak kalah dari kaum pria.

Narasi itu dibuktikannya kala Indonesia melanggengkan Perang Revolusi. Alih-alih memilih diam di rumah, Ibu Tien justru menantang dirinya terlibat langsung membantu pejuang kemerdekaan. Semuanya karena Ibu Tien pun telah aktif dalam ragam organisasi penting masa penjajahan Jepang hingga Perang Revolusi.

Antara lain Palang Merah Indonesia, Barisan Pemuda Putri, hingga Laskar Putri Indonesia. Segala macam keterampilan ia gelorakan untuk membantu pejuang kemerdekaan. Keterlibatannya pun memotivasi kaum wanita lainnya untuk turun tangan membantu perjuangan.

Perjuangan Ibu Tien kemudian mulai dikurangi ketika ia menikah dengan pemuda Kemusuk, Soeharto. Pernikahan itu membuat Ibu Tien melanggengkan baktinya kepada suami. Ia memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dan membesarkan anak-anaknya.

Ibu Tien Soeharto banyak mendorong pemberdayaan perempuan di Indonesia. (Perpusnas)

Keinginan Ibu Tien memberdayakan kaum wanita kembali masif ketika suaminya, Soeharto diangkat sebagai orang nomor satu Indonesia yang baru. Sebagai Ibu Negera, Ibu Tien lalu dibebaskan oleh Presiden Indonesia kedua untuk melanggengkan kegiatan yang disukai.

Ia kemudian aktif dalam segala macam kegiatan pemberdayaan wanita. Ia juga jadi salah satu inisiator berdirinya Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Jejak karya Ibu Tien itu bahkan masih dapat dinikmati hingga hari ini. Sederet prestasi itu membuat Ibu Tien dianugerahi Bintang Gerilya pada 1987. Sekalipun langkah itu tak luput dari kritik.

“Panglima ABRI Jenderal TNI L.B. Moerdani menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Gerilya kepada Ny. Siti Hartinah Soeharto, isteri Jenderal (purn) Soeharto dalam suatu upacara sederhana di kediamannya di Jalan Cendana Jakarta. Penganugerahan Bintang Gerilya tersebut didasarkan kepada Surat Keputusan Presiden RI NO. 015/TK/Tahun 1987 tertanggal 3 Maret 1987.”

“Penghargaan tersebut diberikan atas jasa-jasa yang luar biasa dengan menunjukkan keberanian, kebijaksanaan dan kesetiaan dalam berjuang dan berbakti terhadap negara dan bangsa Indonesia, selama perjuangan fisik antara tahun 1945 sampai tahun 1950. Terutama pada waktu Perang Kemerdekaan I dan Perang Kemerdekaan ll,” tertulis dalam laporan Majalah Dharmasena berjudul Ny. Siti Hartinah Soeharto Dianugerahi Bintang Gerilya (1987).

Agenda pemberdayaan wanita terus dilanggengkan oleh Ibu Tien. Ia ingin memberikan contoh bahwa seorang wanita dapat melanggengkan apa saja. Ibu Tien menunjukkan bahwa wanita juga mampu berkontribusi besar bagi negara.

Namun, berita duka terdengar pada 28 April 1996 membuyarkan segalanya. Hari ini Ibu Tien menghembuskan napas terakhirnya. Kepergiannya membawa duka yang mendalam. Pemerintah mengenangnya sebagai sosok panutan.

Pemerintah khususnya, Soeharto menganggap jasa-jasa Ibu Tien bagi bangsa dan negara terus abadi. Sebagai bentuk penghargaan, Ibu Tien kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada 30 Juli 1996.

“Sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang sangat luar biasa dan tindak kepahlawannya dalam perjuangan melawan penjajah pemerintah kolonial Belanda pada umumnya. khususnya dalam perjuangan mempertahankan prinsip kemerdekaan, membangun negara dan bangsa Indonesia, sehingga tindak kepahlawannya yang demikian itu dapat dijadikan teladan bagi setiap Warga Negara Indonesia,” tertulis dalam piagam penghargaan Ibu Tien sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.