Sejarah Hari Ini, 20 Februari 1962: Angkasa Pura 1 Hadir Didirikan Pemerintah Orde Lama
Angkasa Pura adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan di Indonesia. (Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA – Sejarah hari ini, 61 tahun yang lalu, 20 Februari 1962, Perusahaan Negara (kini: BUMN), Angkasa Pura didirikan oleh pemerintah Orde Lama. Ada andil besar Presiden Soekarno di baliknya. Ia ingin bandara-bandara di Indonesia dapat setara dengan bandara negara maju.

Keinginan itu membuat Bung Karno menekan bawahannya untuk menelurkan pembaruan di bandara di Indonesia. Sebelumnya, Soekarno dikenal piawai dalam mengamati negara maju. Ia mampu menyerap kemajuan dari masing-masing negara.

Kepiawaian Soekarno dalam menjaga hubungan antara negara tiada dua. Ia mampu menjadikan dirinya sebagai representasi Indonesia di mata dunia. Bahkan, ia dikenal dekat dengan banyak pemimpin dunia. Dari pemimpin Kuba, Fidel Castro hingga sosok berpengaruh di Uni Soviet, Nikita Khrushchev.

Hubungan yang dibina Bung Karno semakin hangat kala ia kerap melangsungkan lawatan kenegaraan ke luar negeri. Bung Karno mencoba membuka segala macam kerja sama. Ajian itu berhasil. Pun banyak di antara pemimpin dunia yang membalas kunjungan Soekarno.

Istimewanya, Bung Karno kerap memanfaatkan momentum di luar negeri dengan serius. Alih-alih cuma menjalin kerja sama, Soekarno justru turut mengamati banyak hal. Ia bak mengambil kewenangan seorang duta besar.

Bandara Internasional Kemayoran, sebuah bandara pertama yang dikelola oleh Angkasa Pura. (Wikimedia Commons)

Bung Karno mampu menyerap kemajuan sebuah negara dalam tiap lawatan politiknya di luar negeri. Urusan kemajuan infrastruktur, apalagi. Ilmu-ilmu itu kemudian coba diadopsi di Indonesia. Utamanya, di kota-kota besar.

“Departemen Luar Negeri kami menyatakan kepadaku, bahwa satu kali kunjungan Sukarno sama artinya dengan sepuluh tahun pekerjaan Duta besar. Dan itulah alasan, mengapa aku mengadakan perlawatan dan mengapa aku selalu memberikan kenyataan‐kenyataan tentang tanah airku dalam setiap pidato yang ku ucapkan di setiap penjuru dunia.”

“Aku hendak mengajar orang‐orang asing dan memberikan pandangan pertama selintas lalu tentang negeriku, yang terhampar menghijau dan tercinta ini laksana untaian zamrud yang melingkar di sepanjang katulistiwa,” ungkap Bung Karno sebagaimana ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2007).

Kunjungan-kunjungan itulah yang kemudian membuat Soekarno menyaksikan kemegahan-kemegahan bandara di dunia. Dari Bandara di Uni Soviet hingga Amerika Serikat. Kekaguman itu menginspirasi Soekarno supaya Indonesia dapat menghadirkan bandara internasional megah dan mewah dengan menajemen terbaik.

Ide itu langsung diutarakan kepada bawahannya, Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum. Gayung bersambut. Ide Soekarno kemudian diolah pemerintahan Orde Lama dengan membentuk Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran (kini: Angkasa Pura I) pada 20 Februari 1962. Meski begitu, Angkara Pura sebagai Perusahaan Negara baru diresmikan pada 15 November 1962.

“Angkasa Pura I (Persero) yang dikenal juga dengan Angkasa Pura Airports merupakan pelopor pengusahaan bandara secara komersial di Indonesia sejak 1962. Ketika Presiden RI, Soekarno, baru kembali dari Amerika Serikat, beliau menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri Pekerjaan Umum agar bandara di Indonesia dapat setara dengan bandara di negara maju.”

“Pada 15 November 1962, baru resmi terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah mengelola dan mengusahakan Bandara Kemayoran di Jakarta yang saat itu di samping melayani penerbangan domestik, merupakan satu-satunya bandara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar negeri,” terang Paul Sutaryono dalam buku Kebangkitan BUMN Sektor Pembangunan (2019).