24 Desember dalam Sejarah: Lahirnya Kelompok Supremasi Kulit Putih Ku Klux Klan
Ku Klux Klan (Sumber: Commons Wikimedia)

Bagikan:

JAKARTA - Pada 24 Desember 1865, sekelompok veteran dari Pasukan Konfederasi berkumpul di Pulaski, Tennessee, Amerika Serikat (AS). Tujuan mereka berkumpul untuk membentuk perkumpulan rahasia yang mereka namai 'Ku Klux Klan' atau yang disingkat KKK.

KKK tumbuh dengan cepat dari kelompok persaudaraan rahasia. Mereka menjadi kekuatan paramiliter yang bertekad membalikkan kegiatan-kegiatan di Era Rekonstruksi.

Yang paling utama, KKK ingin menghilangkan kebijakan yang meningkatkan hak-hak penduduk Afrika-Amerika. Melansir History, Kamis, 24 Desember, nama Ku Klux Klan berasal dari kata Yunani kyklos, yang berarti "lingkaran".

Dan kata "klan" dalam bahasa Gaelik-Skotlandia, yang mungkin dipilih karena alasan aliterasi. Di bawah platform filosofi superioritas rasial kulit putih, kelompok tersebut menggunakan kekerasan sebagai sarana untuk melawan Era Rekonstruksi yang memberikan hak kepada orang Afrika-Amerika.

Kekerasan KKK di selatan

Sejak 1867 dan seterusnya, partisipasi Afrika-Amerika dalam kehidupan publik di Selatan jadi salah satu aspek Era Rekonstruksi yang paling radikal. Orang kulit hitam berhasil memenangi pemilu untuk pemerintah Negara Bagian Selatan, bahkan Kongres AS.

Sementara itu Ku Klux Klan mendedikasikan diri untuk melakukan kekerasan bawah tanah terhadap para pemimpin dan pemilih Partai Republik, baik kulit hitam maupun kulit putih. KKK berupaya memukul mundur kebijakan Era Rekonstruksi dan memulihkan supremasi kulit putih di Selatan.

Untuk melancarkan aksinya, KKK bergabung dalam organisasi serupa, seperti Knights of the White Camelia --diluncurkan di Louisiana pada 1867-- dan White Brotherhood. Setidaknya sepuluh persen dari legislator kulit hitam yang dipilih selama konvensi konstitusional 1867-1868 jadi korban kekerasan selama Era Rekonstruksi.

Partai Republik dan institusi kulit hitam, seperti sekolah dan gereja juga jadi sasaran serangan KKK. KKK dikenal menggunakan intimidasi, perusakan properti, penyerangan, dan pembunuhan untuk mencapai tujuan dan pengaruh pemilu.

Di beberapa Negara Bagian Selatan, Partai Republik mengorganisir unit milisi untuk membubarkan KKK. Pada 1871, Ku Klux Act disahkan oleh kongres. Hal itu memberi kewenangan kepada Presiden AS Ulysses S. Grant untuk menggunakan kekuatan militer menekan KKK.

Ku Klux Act mengakibatkan sembilan daerah di Carolina Selatan berada dalam darurat militer dan mengalami ribuan penangkapan. Pada 1882, Mahkamah Agung AS menyatakan Ku Klux Act inkonstitusional. Tetapi pada saat itu Era Rekonstruksi telah berakhir. Dan KKK surut sementara waktu.

Abad ke-20 jadi saksi dari dua bentuk kebangkitan KKK. Pertama sebagai tanggapan terhadap imigrasi pada 1910-an dan 20-an.

Lainnya sebagai tanggapan atas gerakan hak-hak sipil Afrika-Amerika pada 1950-an dan 1960-an. Gerakan hak-hak sipil pada 1960-an juga menyaksikan lonjakan aktivitas KKK, termasuk pengeboman sekolah dan gereja kulit hitam, serta kekerasan aktivis kulit hitam dan putih di Selatan.

Berbagai bab KKK masih juga masih ada di abad ke-21. Kekerasan supremasi kulit putih, secara umum kembali meningkat di AS. Beberapa tragedi terkenal, termasuk penembakan di Gereja Charleston pada 2015, Pawai "Unite the Right" 2017 di Charlottesville, Virginia; penembakan Sinagoga Pittsburgh 2018; dan penembakan 2019 di El Paso, Texas; semuanya dipicu oleh supremasi kulit putih dan rasisme.