Bagikan:

JAKARTA - Takdir mempertemukan Argentina dan Inggris di babak 16 besar Piala Dunia 1998 Prancis. Permainan dengan tensi tinggi tersaji. Baik Argentina dan Inggris melanggeng aksi jual-beli gol di babak pertama. Petaka untuk Inggris pun muncul di babak kedua.

Gelandang serang andalannya, David Beckham diganjar kartu merah. Ia dianggap melakukan pelanggaran keras kepada Diego Simeone (kini kesohor sebagai pelatih Atletico Madrid). Imbasnya ke mana-mana. Inggris lalu tersingkir lewat adu penalti dan Beckham menjadi musuh seisi Inggris.

Argentina dan Inggris adalah dua tim unggulan pada Piala Dunia 1998 Prancis. Banyak yang memprediksi kedua tim kuat itu dapat melaju lebih jauh. Keunggulan kedua negera dikarenakan materi pemain dan pelatih berkualitas yang dimiliki.

Argentina mampu melaju mulus di babak grup. Tim Tango mampu keluar sebagai juara klasmen grup H dengan status tak terkalahkan. Inggris beda lagi. Mereka mampu melaju ke babak 16 besar dengan status peringkat kedua, di bawah Rumania. Posisi itu membuat Argentina berjumpa dengan Inggris di babak 16 besar.

Pertandingan akbar itu berlangsung pada 30 Juni 1998. Stadion Geoffroy-Guichard merupakan sebuah stadion yang terletak di Saint-Étienne, Loire, Prancis mendapatkan kehormatan jadi lokasi laga panas itu dimulai.

Gelandang Argentina, Diego Simeone menunjuk David Beckham setelah mereka berselisih di 16 Besar Piala Dunia 1998 Prancis. (Daily Mirror)

Tensi panas itu dimulai karena ulah dari penjaga gawang Inggris, David Seaman menjegal gelandang Argentina, Diego Simeone. Wasit pun bergerak memberikan hadiah penalti kepada Argentina dan Gabriel Omar Batistuta menuntaskan penati itu dengan mencetak gol di menit 6. Tak lama berselang, penyerang Inggris, Alan Shearer mencetak gol dari titik putih pada menit 10 setelah Michael Owen dijatuhkan.

Sisanya Owen membawa Inggris kembali unggul menjadi 2-1 pada menit 16 dan dibalas kembali oleh Bek Argentina Javier Zanneti di menit 45. Kedudukan 2-2 bertahan hingga akhir babak pertama. Di babak kedua tensi mulai memanas.

David Beckham dianggap melakukan pelanggaran keras kepada Diego Simeone di menit 47. Beckham pun mendapatkan kartu merah. Aksi Beckham itu dianggap membuat semangat juang dari The Three Lions menurun.

Akhirnya petaka muncul. Argentina mampu mengungguli Inggris lewat babak adu penalti. David Beckham pun tak kuasa menahan tangisnya. Ia begitu menyesali keputasannya saat berlaga di lapangan hijau.   

'Ketika saya melihat kembali karir saya dan berbicara tentang penyesalan, saya berharap itu tidak pernah terjadi. Tapi di sisi lain, jika itu tidak terjadi, saya mungkin tidak akan memiliki karir seperti yang saya miliki. Mungkin kasar untuk mengatakan saya masih merasa dikecewakan (oleh rekan satu tim) tetapi saya melihat ke belakang pada saat itu. Kami masih muda.”

“Saya membuat kesalahan, tetapi ada orang-orang tertentu dalam sepak bola yang Anda harap akan mendukung Anda, apa pun yang terjadi. Kami selalu memiliki itu di United, tapi saya merasa kecewa. Saya tidak berpikir saya pernah se-emosional ketika saya keluar dari lapangan itu dan melihat ibu dan ayah saya. Saya menangis terisak-isak tak terkendali, yang sedikit memalukan,” ungkap David Beckham kepada mantan rekan setimnya di Manchester United dan timnas Inggris, Gary Neville dalam kanal youtube The Overlaps.

Musuh Inggris

Karier David Beckham terganggu oleh peristiwa kartu merah di Piala Dunia 1998. Ia yang dulunya dielu-elukan sebagai bintang lapangan hijau andalan inggris, kala itu berubah dalam semalam. Segenap penikmat bola Inggris menganggap Beckham adalah muara kekalahan Inggris pada Piala Dunia 1998. Beckham pun menjelma sebagai musuh masyarakat.

Kebencian itu diluapkan suporter Inggris di banyak tempat. Utamanya ketika Manchester United main. Banyak orang melempar Beckham dengan botol, bahkan meludahinya. Kebencian itu pun menjalar ke keluarganya. Istri dan anak Beckham ikut dicaci-maki suporter Inggris.

David Beckham dan keluarganya. (Instagram/@davidbeckham)

“Orang-orang dewasa meludahi dia dan melemparkan botol. Perilaku penuh kebencian ini diulangi di hampir setiap pertandingan yang dimainkan Inggris atau Manchester United. Dengan murka, suporter Inggris memutuskan Beckham bersalah atas kemalangan Inggris di piala dunia. Sebuah toko daging sampai menempatkan dua kepala babi di jendela depannya dengan nama David dan Victoria," kata Beckham menuturkan dalam buku The Life and Career of David Beckham.

Banyak pula yang berteriak padanya ketika ia lewat. Dalam wawancara berikutnya, ia mengungkapkan bahwa ia tidak bisa mempercayai hal-hal penuh kebencian yang diserukan suporter Inggris. Istri dan putranya jadi terseret-seret. Mereka bahkan diancam akan dibunuh,” ungkap David Beckham sebagaimana ditulis Tracey Savell Reavis dalam buku The Life and Career of David Beckham (2014).