JAKARTA - Belanda dan Portugal adalah tim unggulan pada Piala Dunia 2006 Jerman. Keduanya memiliki materi pemain dan pelatih yang mumpuni. Babak penyisihan grup mudah dilewati keduanya. Narasi takdir pun mempertemukan keduanya di babak 16 besar di Nuremberg, 26 Juni 2006.
Petaka muncul. Kedua tim main ngotot. Akibatnya wasit harus mengeluarkan 20 kartu. Sebanyak 16 kartu kuning, dan empat kartu merah. Sekalipun Portugal keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 1-0. Pertandingan itu kemudian dijuluki Pertempuran Nuremberg.
Kehadiran Piala Dunia 2006 Jerman telah ditunggu-tunggu oleh segenap penduduk dunia. Mereka ingin melihat tim nasional kesayangannya berlaga di Jerman. Apalagi, kalau timnya dapat mengangkat tropi dari hajatan empat tahun sekali itu.
Semangat itulah yang dibawa oleh Belanda dan Portugal. Kedua kesebelasan menyadari tim mereka berstatus unggulan di Piala Dunia 2006 Jerman. Suporter dari masing-masing tim turut memberikan dukungan maksimal. Bahkan, mereka rela datang jauh-jauh ke Jerman untuk mendukung tim nasional.
Kepercayaan dari suporter itulah yang membuat kepercayaan diri kedua negara meninggi. Belanda, misalnya. Belanda yang dilatih legenda sepak bola, Marco van Basten tak menyia-nyiakan kesempatan. Pertandingan awal berjumpa dengan Serbia dan Montenegro di fase grup langsung dilibas.
Serbia harus mengakui keunggulan Belanda dengan skor 0-1. Setelahnya, Pantai Gading yang dipaksa bertekuk lutut dengan skor 1-2. Belanda hanya mendapatkan hasil imbang 0-0 kala berjumpa Argentina. Akhirnya Belanda dan Argentina memiliki poin yang sama. Namun, Argentina unggul jumlah gol yang membuatnya jadi pemuncak klasemen, dan Belanda sebagai runner up grup C.
Langkah Portugal di babak grup tak kalah mulus. Angola harus mengakui kekuatan Portugal 0-1. Lawan kedua Portugal adalah Iran. Portugal yang dilatih Luis Felipe Scolari dapat unggul 2-1 atas Iran. Dan terakhir Portugal menaklukkan Meksiko 2-1. Portugal pun jadi juara Grup D Keperkasaan Portugal sudah diramal. Sebab, komposisi pemain Portugal yang dibawa ke Piala Dunia 2006 Jerman adalah generasi emas.
“Dibesarkan di ‘generasi emas’ Portugal bersama Rui Costa dan Joao Pinto, Luis Figo selalu mendambakan kejayaan Piala Dunia. Mereka memenangi Piala Eropa U-17 dan Piala Dunia U-20, tetapi dapatkah mereka terus dan memenangkan hal yang nyata? Bangsa itu memiliki harapan besar — Portugal tidak pernah memenangkan Piala Dunia, bahkan pada masa kejayaan ‘raja’ Eusebio.”
“Apakah ini kesempatan terbaik Portugal? Empat puluh tahun setelah Eusebio, Portugal memiliki kesempatan lain — mereka dengan Luis Figo dan rekan-rekan setimnya. Dari generasi emasnya, Figo adalah orang terakhir berdiri. Dia sekarang adalah kapten untuk negaranya. Ia dianggap berpengalaman. Ia bertugas untuk membimbing generasi baru Portugal (termasuk Cristiano Ronaldo) menuju kemenangan,” ungkap Matt dan Tom Oldfield dalam buku Figo (2018).
Pertempuran Nuremberg
Keduanya –Portugal dan Belanda—kemudian bertemu di babak 16 besar pada 26 Juni 2006. Laga itu berlangsung di Stadion Max Morlock di Kota Nuremberg. Pun wasit asal Rusia, Valentin Ivanov yang akan memimpin pertandingan. Ivanov kala itu sudah dikenal sebagai wasit yang ringan memberikan kartu untuk tiap pelanggaran.
Tensi panas kemudian mewarnai kedua kesebelasan. Hujan kartu kuning silih berganti hadir. Apalagi setelah gelandang serang Portugal, Maniche mencetak gol pada menit 23'. Cristiano Ronaldo yang digadang-gadang sebagai penerus kepemimpinan Luis Figo dipaksa menepi karena cedera.
Total ada 16 kartu kuning yang keluar dari wasit Ivanov dan empat kartu merah. Masing-masing dua kartu merah untuk Portugal dan Belanda. Mereka yang mendapatkan kartu merah antara lain, gelandang serang Portugal, Costinha (menit 45’) dan Deco (menit 78’).
Sedang pemain Belanda yang mendapatkan kartu merah adalah Khalid Boulahrouz (menit 62’) dan Giovanni van Bronckhorst (menit 90’) yang sama-sama berposisi sebagai bek. Pertandingan panas itu akhirnya dimenangkan dengan skor 1-0 untuk keunggulan Portugal.
Namun, peristiwa hujan kartu tak mudah dilupakan segenap umat sepak bola dunia. Mereka pun tercengang dengan permainan kasar yang tersaji. Banyak di antara penikmat sepak bola menyebut hal itu layaknya sebuah pertempuran. Karenanya, orang-orang menjuluki pertandingan antara Portugal melawan Belanda di Piala Dunia 2006 Jerman sebagai Pertempuran Nuremberg.
“Dalam pertandingan yang terkenal sengit melawan Portugal di Nuremberg, Belanda kalah 0-1 melawan Portugal. Pertandingan itu menghasilkan 16 kartu kuning dan empat kartu merah, sehingga masing-masing pihak terpaksa menyelesaikan pertandingan dengan hanya sembilan pemain.”
“Banyak pengamat olahraga menggambarkan pertandingan itu sebagai malam kekacauan dan kedengkian, kadang-kadang disinyalir sebagai malam penuh keluhan, sementara beberapa di antaranya menjuluki pertandingan itu sebagai: Pertempuran Nuremberg,” terang Ric Jensen dalam buku Legacies of Great Men in World Soccer: Heroes, Icons, Legends (2016).