Metafora Getir dan Tujuh Dosa Mematikan dalam SpongeBob Squarepants
Karakter utama SpongeBob Squarepants (Instagram/@spongebob)

Bagikan:

JAKARTA - 6 November 2009, episode SpongeBob Squarepants berjudul Truth or Square ditayangkan di televisi. Episode ini menandai sepuluh tahun serial ini. SpongeBob Squarepants lekang dengan kebesarannya, sebagai komedi yang fleksibel dan penuh terkaan. SpongeBob Squarepants bisa saja hiburan semata, tapi juga dapat jadi refleksi kehidupan modern yang penuh masalah, bahkan dosa.

Truth or Square adalah episode dari SpongeBob Squarepants musim keenam yang ditayangkan di Nickelodeon. Episode berdurasi satu jam itu bercerita tentang perayaan Krusty Krab yang telah berdiri selama 117 tahun.

Tuan Krab memberi tahu SpongeBob dan Squidward untuk waspada. Ini adalah kesempatan sempurna bagi pesaingnya, Plankton untuk mencuri formula Krabby Patty yang legendaris.

Tuan Krab yang kikir mempekerjakan Patrick sebagai penjaga keamanan agar tak perlu mengeluarkan uang untuk penjaga profesional. Sementara, SpongeBob menghiasi Krusty Krab dengan saus tomat, kertas toilet, serta mustard.

SpongeBob juga membuat pahatan es Krabby Patty raksasa yang ditaruh di mesin pendingin. Karena suatu hal, Patrick, SpongeBob, Squidward, dan Tuan Krab terjebak di dalam mesin pendingin tersebut.

Perkembangan

Mengutip CNN, Jumat, 6 November, SpongeBob SquarePants berkembang begitu cepat sejak debut teleivisnya. Diciptakan seorang animator plus ahli biologi laut, Stephen Hillenburg, kartun ini ditayangkan pertama kali pada 1999 di AS. Perusahaan milik Hillenburg, United Plankton Pictures Inc lah yang menerbitkan kartun ini.

Karakter SpongeBob difantasikan dalam sebuah spons laut, hewan berpori yang tak memiliki saraf, pencernaan, ataupun sistem peredaran darah. Spons menggunakan aliran air pada pori-porinya untuk mendapatkan makanan dan oksigen.

Usia SpongeBob 20 tahun. SpongeBob hidup di dalam sebongkah nanas di dasar laut. Kehidupan SpongeBob dikelilingi oleh teman-teman makhluk laut lain yang eksentrik. Kehidupan SpongeBob dan teman-temannya berhasil mengisi setiap sudut budaya populer.

SpongeBob dan kawan-kawan sukses menelurkan waralaba multimedia yang mencakup hampir tiga ratus episode dan terus bertambah. Selain itu, SpongeBob juga telah diproduksi ke dalam dua judul film, beberapa video gim, hingga barang dagangan lain yang tak ada habis, bahkan menjadi musikal Broadway yang diterima dengan baik.

Fleksibelitas kartun ini memang membuatnya terus populer hingga kini. Hal menarik dari kerja tim penulis SpongeBob adalah mereka tak bergantung pada skrip tertulis, melainkan storyboard. Banyak lelucon dan dialog ditambahkan setelah garis besar cerita tercipta.

Proses produksi itu menghasilkan pertunjukan yang sebagian besar didasarkan pada lelucon visual dan pukulan satu kalimat (oneliner). Komposisi itu kemudian sempurna direka ulang menjadi berbagai meme, yang lagi-lagi membuat popularitas SpongeBob terjaga.

Ya, SpongeBob Squarepants menjadi inspirasi pengguna media sosial untuk membuat meme yang relevan menggambarkan permasalahan di dunia nyata saat ini. Daya tarik massal karakter tersebut juga mengejutkan beberapa kritikus dan basis penggemar milenial SpongeBob yang kini sudah dewasa. Mereka sepakat, kartun SpongeBob Squarepants memberi mereka pesan tentang persahabatan, kejujuran, dan cara untuk menemukan keberanian menjadi diri sendiri.

Namun hal tersebut tetap hanya bagian kecil dari hal-hal lain yang bisa dipelajari. Masih banyak arti lain yang lebih "dewasa" yang bahkan membuat SpongeBob Squarepants bukan sekadar konsumsi anak-anak. Komedi dalam animasi SpongeBob kerap menuturkan singgungan getir, bahkan komedi gelap. Terselubung bagi anak-anak, namun seringkali jelas bagi orang-orang dewasa.

Metafora getir

Karakter utama SpongeBob (Instagram/@spongebob

SpongeBob Squarepants adalah refleksi kehidupan nyata saat ini. Sifat kekanak-kanakan SpongeBob masih amat dominan meski usianya telah kepala dua. SpongeBob juga begitu ceroboh dan polos.

Di sisi lain, SpongeBob adalah pekerja keras. Ia menghabiskan setiap harinya untuk bekerja. SpongeBob selalu menyemangati dirinya dengan kata-kata "Aku siap! Aku siap!"

Kondisi itu dimanfaatkan sang bos, Tuan Krab untuk mengeksploitasi SpongeBob demi memperkaya dirinya sendiri. Sementara, Squidward adalah sosok sarkastik dan pesimis.

Beberapa situasi dalam kartun ini juga menggambarkan begitu banyak gambaran "kehidupan orang dewasa". Misalnya, ketika Squidward berhenti dari pekerjaannya, pindah ke rumah SpongeBob karena bangkrut, atau perjuangan SpongeBob untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM).

Dalam perenungan yang lebih dalam, SpongeBob adalah medium untuk merefleksi diri. Karakter SpongeBob diyakini mewakili tujuh dosa mematikan: kemalasan, kesombongan, keserakahan, kerakusan, nafsu, iri hati, dan murka.

Patrick menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur di bawah batu --rumahnya. Patrick adalah pemalas. Obsesi Tuan Krab pada uang membuatnya menjadi tokoh yang serakah. Sementara, Squidward yang pemarah adalah gambaran dari murka.

Satu-satunya misi Plankton dalam hidup adalah mencuri resep Krabby Patty. Kesuksesan Tuan Krab menenggelamkan Plankton pada nafsu berlebih dan iri hati. Sementara, Sandy menggambarkan sifat sombong dengan narsisme dan kebanggaan yang berlebihan.

Sementara, SpongeBob memiliki obsesi untuk berbuat baik kepada semua orang. SpongeBob bisa jadi adalah kemurnian hati nurani. Meski begitu, beberapa orang menganggap SpongeBob naif, yang entah dapat disebut sebagai tambahan dosa selain tujuh dosa mematikan alias "7 deadly sins" di atas.

Ada teori lebih gelap terkait komposisi karakter SpongeBob yang diyakini para penggemar. Mengutip Mental Floss, salah satunya adalah bahwa SpongeBob Squarepants merupakan gambaran dari Jerman pra-Perang Dunia II.

Squidward, seniman yang gagal dan memiliki superioriti kompleks mewakili Adolf Hitler. Dia ingin menyingkirkan SpongeBob, yang merupakan representasi orang Yahudi.

Sementara, Patrick digambarkan sebagai pemerintah Jerman yang tidak tahu apa-apa. Ia tinggal bersama SpongeBob dan Squidward, tetapi tidak menyadari adanya dinamika beracun antara keduanya.

Sandy Cheeks digambarkan sebagai orang Amerika yang mencoba membebaskan orang Yahudi (SpongeBob) dari tirani Hitler (Squidward). Terakhir, Tuan Krab adalah representasi dari seluruh masyarakat Eropa yang memandang rendah peran Hitler dan Jerman dalam Perang Dunia I.