JAKARTA - Pamor Bacharuddin Jusuf Habibie tak akan lekang oleh waktu. Kecerdasan dan kebaikan hatinya begitu membekas. Bahkan, anak Indonesia sampai bercita-cita ingin memiliki otak seperti Habibie. Semua karena Habibie dapat berperan sebagai siapa saja. Dari menteri hingga orang nomor satu Indonesia. Dari urusan mesin pesawat sampai umat. Karenanya, Indonesia merasa kehilangan atas wafatnya Habibie. Seisi Nusantara berduka. Gelaran salat gaib untuk Habibie di seluruh pelosok negeri tak terhindarkan.
Kepulangan Habibie ke Indonesia adalah momentum yang paling dikenal bangsa Indonesia. Kala itu, Habibie diminta langsung oleh Presiden Soeharto untuk membangun industri kedirgantaraan Tanah Air. Habibie pun menyambut permintaan Soeharto seraya menerima tantangan. Habibie pun pulang ke tanah air pada era 1970-an.
Insinyur pesawat terbang itu yakin kemampuannya dapat banyak berarti bagi bangsa dan negara. Ia pun mencoba menggali potensi bangsa di bidang kedirgantaraan. Alhasil, Habibie tak henti-hentinya menorehkan prestasi. Ia tak saja mampu mengembangkan industri kedirgantaraan nasional, tapi juga juga ikut memajukan pembangunan teknologi Indonesia.
Sederet prestasi itu buat Habibie jadi orang yang sangat diidolakan oleh anak Indonesia era 1970, hingga era paling baru. Setiap anak-anak yang ditanyai cita-cita saat besar nanti, maka menjadi Habibie adalah yang acap kali terdengar. Tak cuma bagi anak taman kanak-kanak (TK), anak SMP hingga SMA turut kepincut ingin menjadi Habibie.
Realita anak Indonesia ingin jadi Habibie pun turut diabadikan oleh musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals. Ia merekamnya dalam lagu berjudul Oemar Bakri (1981). Di dalam lagu itu, Iwan Fals menulis penggalan lirik terkait popularitas Habibie. Lirik itu antara lain: bikin otak orang seperti otak Habibie.
“Dari ruang kerja yang terkesan berantakan itulah Menteri Habibie mengelola seabrek tugas-tugasnya. Habibie sendiri mengaku tak ingat di luar kepala. Paling tidak, ada 25 jabatan yang dipegangnya, sebagian besar sebagai pimpinan puncak.”
“la dipercayai Presiden menjadi Ketua Tim Industri Pertahanan. Yang paling baru, Habibie tercatat pula sebagai salah seorang anggota Tim 11, organ yang bertugas menyiapkan materi Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Jadi, yang diurus Habibie sungguh beragam. Mulai dari mesin pesawat sampai urusan umat,” ungkap Putut Trihusodo dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul Dari Urusan Pesawat sampai Umat (1992).
Salat Gaib
Gema kepopuleran Habibie pun terus berlanjut walau ia telah tiada. Habibie tutup usia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto pada 11 September 2019. Kematiannya membawa duka yang mendalam bagi segenap bangsa Indonesia.
Kedukaan itu mendorong khalayak umum untuk mengenang Habibie. Kegiatan itu dilakukan dengan beragam cara. Media massa mewartakan kebaikan Habibie, dan segenap rakyat Indonesia yang tak dapat mengantarkan Habibie langsung ke peristirahatan terakhirnya di Taman Makan Pahlawan Kalibata, memilih ibadah salat gaib.
Salat gaib itu dilakukan sebagai bentuk dari keikhlasan rakyat Indonesia untuk melepas Habibie menghadap Sang Pencipta. Ibadah salat gaib dilakukan di berbagai pelosok negeri. Semisal gelaran salat gaib di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang notabene tanah kelahiran Habibie: Pare-Pare.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bergerak cepat dengan menggelar salat gaib di halaman rumah jabatan Gubernur Sulsel, Makassar, pada 12 September 2019. Pejabat setempat dan masyarakat jadi yang mendominasi gelaran salat gaib. Apalagi rakyat Sulsel merasa berduka kehilangan salah satu putra daerahnya.
"Sebagai putra daerah Sulawesi Selatan tentu kita semua berkewajiban untuk mengantarkan beliau. Walaupun kita tidak sempat melayat, mengantarkan beliau ke liang lahat. Tapi doa kita sekarang semoga dijawab oleh Allah SWT.”
"Saya tentu atas nama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan seluruh masyarakat Sulawesi Selatan menyampaikan bela sungkawa dan rasa duka yang dalam dan kita ikhlas melepas beliau," terang Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah sebagaimana dikutip laman Pemprov Sulsel.
Ibadah salat gaib pun tak melulu dilakukan di dalam negeri. Di luar negeri pun begitu. Pun tak kalah ramai. Salat gaib untuk melepas Habibie ke Sang Pencipta dilakukan pula oleh Kedutaan Besar Indonesia di Addis Ababa, Ethiopia pada 13 September 2019.
Duka cita itu tak hanya diisi oleh salat gaib belaka. Empunya acara juga menaikkan bendera setengah tiang. Tanda kedukaan. Dengan begitu, segenap rakyat Indonesia yang berada di Addis Ababa, Ethiopia menggungkapkan rasa belasungkawanya yang mendalam untuk keluarga yang ditinggalkan oleh Habibie.
BACA JUGA:
"Kami di KBRI Addis Ababa dan masyarakat Indonesia di Ethiopia sangat kehilangan Pak Habibie. Beliau tidak saja tokoh dan pemimpin yang sangat berjasa kepada bangsa dan negara Indonesia, juga tokoh yang disegani sekaligus disayang oleh dunia," kata Dubes RI di Addis Ababa, Al Busyra Basnur.
"Karena itu, dalam rangka menunjukkan cinta dan sayang kita kepada Pak Habibie, masyarakat Indonesia di Ethiopia menyelenggarakan shalat gaib sekaligus mendoakan kepergian beliau," tambahnya, sebagaimana ditulis laman kemlu.go.id.