Bagikan:

JAKARTA - Bina Ria adalah salah satu kiblat wisata di Jakarta. Kehadiran Taman Impian Jaya Ancol buktinya. Di dalam Bina Ria, warga Jakarta masa lampau dapat menemukan begitu banyak bentuk hiburan, termasuk drive in cinema. Di Bina Ria lah bioskop luar ruangan pertama di Indonesia digelar.

Sejak pertama kali diresmikan oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin, Bina Ria yang merupakan cikal bakal Taman Impian Jaya Ancol langsung menarik perhatian warga Jakarta. Di hari peresmian itu, mereka berduyun-duyun mendatangi Bina Ria untuk menikmati segala macam atraksi wisata, mulai dari lomba renang seribu meter, demonstrasi ski air, mobil amfibi, akrobat, gadis plastik, hingga pentas musik.

Sebagaimana kami ulas dalam artikel “Sejarah Bina Ria: Mimpi Bung Karno Punya Disneyland”, kala itu, Pantai Bina Ria --sekarang Pantai Ancol-- langsung jadi pantai paling ramai dikunjungi warga, selain Pantai Sampur dan Pantai Cilincing yang lebih dulu ada. Angin laut dan pasir putih jadi daya tarik utama Pantai Bina Ria.

Dikutip dari laporan Johnny TG dalam tulisannya di Harian Kompas berjudul Ancol: Mewujudkan Mimpi di Bekas Rawa (2018), dikisahkan bahwa pihak pengelola tak lantas berpuas diri melihat keramaian di masa awal peresmian Bina Ria. Untuk itu, empunya proyek, yakni Pemerintah DKI Jakarta dan PT. Pembangunan Jaya yang dikomandoi pebisnis kesohor Ir. Ciputra terus menambah berbagai fasilitas hiburan dan rekreasi.

Beberapa di antara fasilitas yang dibangun adalah arena balap kendaraan bermotor. Sirkuit sepanjang 3.590 meter dan memiliki lebar tujuh hingga sepuluh meter itu terdiri dari sembilan tikungan tajam. Dibangun di sekitar kawasan pantai, sirkuit tersebut sukses jadi magnet penguat daya tarik. Pantai Bina Ria pun makin ramai dengan perlombaan Jaya Ancol Motor Race I yang digelar 11-12 Oktober. Balapan itu diikuti 150 pebalap motor asal Indonesia.

Bioskop ”drive in” Ancol

Demikian majunya Taman Rekreasi Bina Ria, pengembang segera membangun sarana hiburan lain di tepi Pantai Bina Ria. Kala itu, Ir. Ciputra selaku Direktur PT. Pembangunan Jaya menginginkan adanya sebuah bioskop luar ruangan atau drive in cinema.

Secara umum, drive in cinema menawarkan konsep menonton bioskop dengan penonton tetap berada di dalam mobil. Kegiatan menonton dilakukan lewat layar raksasa yang ditancap di alam terbuka. Konsep ini sengaja dibawa oleh Ciputra karena melihat drive in cinema saat itu sudah sedemikian populer di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia.

Kunjungan Ciputra ke New Work, Amerika Serikat, tempat di mana drive in cinema pertama di dunia didirikan membangkitkan gairah sang pengusaha. Jika drive in cinema di New York adalah yang pertama di dunia, maka drive in cinema di Pantai Bina Ria adalah yang pertama di Indonesia.

Ilustrasi foto (Sumber: Commons Wikimedia)

“Pembangunannya dimulai 1 April 1970 di atas tanah seluas 5 hektare, dengan biaya Rp280 juta yang sepenuhnya ditanggung PT. Pembangunan Jaya. Tempat parkir mobilnya mampu menampung 850 mobil atau seluas 40 ribu meter persegi, serta sebuah play ground yang dapat menampung 400 tempat duduk,” ungkap Johnny TG.

Pengelola pun membuat lapisan aspal bergelombang sedemikian rupa sehingga mobil yang parkir terarah ke layar menurut sudut yang dikehendaki oleh pengemudinya. Area parkir mobil juga diatur dengan matang supaya keluar-masuk mobil tak mengganggu mobil lain yang telah terparkir.

Ali Sadikin meresmikan drive in cinema tersebut pada 1970. Dalam acara itu, pria yang akrab disapa Bang Ali ikut memadati parkiran bioskop yang telah dipenuhi ratusan mobil lain. Dua film pertama yang diputar kala itu adalah How To Get Married dan The Outlaws.

“Selain motel dan cottage, Taman Ria Ancol juga terkenal dengan bioskop drive-in di dalamnya, yaitu bioskop yang bisa ditonton sambil duduk di dalam mobil yang diparkir di sebuah pelataran terbuka. Kita tinggal masuk ke dalam pelataran bioskop drive in yang berpagar tinggi dengan membayar tiket masuk. Kemudian memarkir mobil dengan kira di samping sebuah cantelan pengeras suara berkabel yang dapat kita ambil dan tarik ke dalam mobil dan menyetel volume suara,” terang Firman Lubis dalam buku Jakarta 1950-1970 (2018).

Drive in cinema hanya dapat diakses pukul 19.00-24.00 WIB. Untuk para pengunjung yang ingin menikmati sensasi nonton bioskop di pinggir pantai, mereka harus merogoh kocek dari Rp100 hingga Rp500 per orang, disesuaikan dengan film yang diputar. Dan jika penonton butuh makanan atau minuman, pengelola telah menyiapkan sebuah kafe di tengah area dengan menu yang bisa dinikmati di dalam mobil.

“Pertunjukan film hanya pada malam hari, jadi dengan suasana yang cukup gelap di sekitar kita. Nonton Drive-in tentunya banyak dilakukan pasangan muda-mudi sambil berpacaran. Sering terlihat samar-samar mobil yang diparkir bergoyang-goyang karena penumpang di dalamnya juga ikut bermain film!” tulis Firman.

Kejayaan drive in cinema pertama di Indonesia itu harus berakhir seiring meluasnya kaset video dan televisi kabel. Bagi generasi hari ini, lagu diva Indonesia, Titiek Sandhora berjudul Ke Bina Ria (1990) barangkali bisa jadi cara mengimajinasikan kepopuleran drive in cinema itu.

Bagaimana kalau kita ke Bina Ria,

Banyak pengunjungnya melantai di sana,

Dengan hati rela ku pergi bersama,

Tapi jangan lupa kembali segera.