Putri Duyung Cottage Ancol: Buah Kerja Gubernur Ali Sadikin untuk Membahagiakan Warga DKI Jakarta
Putri Duyung Cottage, salah satu wahana rekreasi di kawasan Taman Hiburan Ancol yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. (ancol.com)

Bagikan:

JAKARTA - Kesuksesan Taman Ria Ancol (Kini: Taman Impian Jaya Ancol) sebagai pusat hiburan di utara Jakarta tiada dua. Tokoh-tokoh mentereng ada di baliknya. Dari Presiden Soekarno hingga Gubernur Ali Sadikin. Proyek Ancol digagas untuk memuaskan ‘dahaga’ rekreasi warga Jakarta.

Segala macam fasilitas dihadirkan. Penginapan mewah apalagi. Putri Duyung Cottage, namanya. Pondok mewah itu acap kali jadi pilihan pelesiran nomor wahid. Pun kerap penuh. Karenanya, Putri Duyung Cottage menjelma bagai ikon Ancol.

Dahulu, kawasan Ancol tak pernah dianggap penting dalam peta bisnis Jakarta. Ancol kerap dianggap sebagai kawasan hutan belantara, jika tak mau dikatakan sebagai sarang monyet. Banyak yang belum tertarik berbisnis di Ancol.

Bung Karno pun mencoba mendobraknya. Ia ingin menggagas sebuah taman impian di Ancol. Tujuannya jelas. Supaya kawasan Ancol jadi produktif. Antara lain produktif sebagai kawasan wisata dan bisnis. Bukan sembarang taman impian tentunya. Bung Karno ingin Ancol dapat menjelma sebagai Disneyland-nya Indonesia.

Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin meresmikan Hailai pada 1967. Hailai merupakan arena judi, yang menjadi salah satu wahana rekreasi di kawasan Taman Hiburan Ancol. (Dok. Perpusnas/IPPHOS)

Gonjang-ganjing politik membuat ide Bung Karno tak sempat terealisasi. Ide itu baru kembali di garap serius ketika Ali Sadikin menjadi orang nomor satu di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta 1966-1977 mencoba bekerja keras mewujudkan mimpi Bung Karno.  

Bung Besar ingin membangun sebuah tempat yang jadi ‘obat’ bahagia warga Jakarta. Proyek pertama Ancol, Taman Rekreasi Bina Ria pun rangkum. Ali Sadikin tak sendiri. Ciputra (kemudian: jadi konglomerat Indonesia) diutus Ali Sadikin untuk menyukseskan proyek Ancol berikutnya. Kebetulan Ciputra saat itu jadi petinggi dari PT. Pembangunan Jaya.

“Sepulang saya berobat dari Amerika di tahun 1970, saya suruh Ciputra dari PT. Pembangunan Jaya untuk pergi ke California, melihat dari dekat tempat-tempat rekreasi di sana, melihat Disneyland serta ikan laut yang pandai-pandai, ikan lumba-lumba, si Sabu dan lain-lainnya. Dan ternyata Ciputra yang gesit dan berwawasan waktu itu benar cekatan pula memindahkan sebagian dari suasana di California itu hingga orang yang masuk di daerah Ancol sekarang bisa menghirup udara santai.”

“Saya patut mengingatkan, bahwa proyek Ancol merupakan gagasan Bung Karno. beliaulah yang pertama-tama menyuguhkan gambarannya, supaya rawa-rawa itu ditenun jadi tempat bersantai-santai, bersenang-senang. Ya, gagasan Bung Karno, seperti halnya jalan raya By Pass! O, kalau tidak ada jalan raya By Pass, kaya apa jadinya lalu lintas di Jakarta ini. Itulah gagasan yang sangat saya hargai,” kenang Ali Sadikin sebagaimana ditulis Ramadhan K.H. dalam buku Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 (1992).

Putri Duyung Cottage

Kawasan Ancol pun secara paripurna menjadi pusat hiburan warga Jakarta. Bahkan, untuk semua kalangan. Ragam fasilitas lengkap ada di dalamnya. Taman bermain, drive-in cinema, tempat makan, penginapan (hotel, motel, dan cottage), dan lain sebagai.

Tujuan Ali Sadikin menggagas Ancol dengan fasilitas lengkap supaya pelancong tak perlu lagi keluar ke tempat lain. Cukup di Ancol, segala hal tersedia. Setelahnya Ancol jadi tempat kongko kesohor di Jakarta. Dari warga Jakarta butuh hiburan hingga mereka yang sedang kasmaran.

Ancol pun semakin lengkap kala Ali Sadikin menginisiasi pembangunan sebuah penginapan mewah. Putri Duyung Cottage, namanya. Peruntukannya jelas. Pondok mewah itu dibangun untuk menunjang Ancol sebagai tempat liburan keluarga.

Gagasan itu tepat. Putri Duyung Cottage pun hadir pada 1975. Ada sekitar 122 pondok mewah yang dihadirkan. Semuanya supaya Putri Duyung dapat menjelma sebagai tujuan fovorit liburan keluarga. Nama-nama dari kamarnya di sesuaikan dengan nama binatang laut. Karenanya, Putri Duyung mampu menjadi ikon Ancol. bahkan hingga hari ini.

Tiga pondok penginapan di Putri Duyung Cottage Ancol terbakar pada Minggu sore, 21 Agustus 2022. (Istimewa)

Cottage ini ada yang cukup besar, tetapi ada juga yang lebih kecil, tentu dengan harga sewa yang berbeda. Umumnya bertingkat, terdiri dari dua atau tiga kamar tidur, ruang tamu dengan TV, dapur, dan kamar pembantu. Tiap cottage diberi nama binatang laut seperti lumba-lumba, udang, cumi, kerang, dan lain-lain. biaya menginapnya semalam untuk satu cottage cukup mahal, tetapi penyewanya cukup banyak. Hampir setiap hari penu, terutama diakhir Minggu.”

“Di penginapan Ancol Cottage ini juga terdapat restoran tempat makan yang juga bisa dipesan dan diantarkan ke cottage. Pokoknya suatu tempat penginapan yang mewah dan cukup romantis. Selain untuk keluarga, juga dipesan oleh segerombolan orang untuk pertemuan atau merayakan sesuatu. Tentunya termasuk juga untuk tempat pertemuan backstreet atau kencan sembunyi. Akibatnya beberapa kali terjadi tindak kriminal seperti pembunuhan karena skandal asmara di Ancol Cottage ini yang melibatkan pejabat atau artis,” terang Firman Lubis dalam buku Jakarta 1950-1970 (2018).