Bagikan:

JAKARTA - Sejarah Perang Dunia II hari ini, 82 tahun yang lalu, 10 Mei 1940, Nazi Jerman menyerbu Belanda. Penyerbuan itu dilakukan atas perintah langsung dari pemimpin besar Nazi Jerman, Adolf Hitler. Tujuannya jelas. Hitler ingin memudahkan jalannya Jerman mengepung Prancis.

Penaklukan Belanda jadi harga mati. Ajian itu berhasil. Ratu Belanda, Wilhelmina memilih melarikan diri ke Inggris saat negaranya diserang. Orang Belanda di Nusantara panik bukan main. Nasib wilayah jajahannya pun banyak dipertanyakan.

Perang Dunia II membawa kedukaan mendalam bagi segenap manusia di seantero negeri. Konflik itu tak saja memeras tenaga, tetapi juga tangisan mendalam bagi mereka yang dikalahkan oleh serbuan armada dan senjata modern. Belanda misalnya. Negeri Kincir Angin boleh jadi memilih netral dalam Perang Dunia II. Namun, Hitler berpikir sebaliknya.

Pasukan payung Nazi Jerman diterjunkan dalam penyerbuan ke Belanda pada 10 Mei 1940. (Wikipedia/Nationaal Archief/H. Lamme)

Ia melihat kekuasaan atas Belanda adalah jalan kemenangan dalam menaklukkan Prancis. Segala daya dan upaya segera dilakukannya. Termasuk menyusun strategi serangan. Semua dilakukan supaya Belanda segera bertekuk lutut di hadapan Nazi Jerman. Apalagi, Hitler sendiri tak ingin membuang banyak waktu untuk menaklukkan negara yang dianggapnya lemah secara persenjataan dan pasukan.

Nazi Jerman pun mulai menyerbu Belanda dini hari pada 10 Mei 1940. Penyerbuan itu buat nyali pemerintah Belanda ciut. Ancaman serangan pasukan Nazi Jerman dengan persenjataan lengkap jadi muaranya. Pun di tengah berkecamuknya serangan seperangkat pejabat kabinet Belanda justru memilih kabur ke Inggris. Tak hanya itu, pemimpin besar Belanda, Ratu Wilhelmina bahkan ikut di dalamnya.

Kaburnya orang nomor satu di Belanda memiliki pengaruh yang cukup besar. Sekalipun Ratu Wilhelmina terus memberikan semangat kepada warganya dari Inggris. Upaya itu jelas tak berpengaruh. Ketiadaan pemimpin di tengah perang berkecamuknya berpengaruh pada mentalitas perjuangan. Akibatnya, Belanda dapat dikuasai Nazi Jerman dalam hitungan beberapa hari saja.

Pasukan darat Nazi Jerman berusaha menyeberangi Sungai Meuse untuk memasuki Kota Maastricht yang berbatasan dengan Belgia dalam penyerbuan ke Belanda pada 10 Mei 1940. (Wikipedia/Bundesarchiv Bild)

“Pada dini hari tanggal 10 Mei 1940, Adolf Hitler mengirimkan pasukannya untuk menyerang Negeri Belanda yang netral guna mengepung Prancis. Pada tanggal 14 Mei, di bawah ancaman serangan pasukan payung dan panzer Jerman yang didukung oleh Luftwaffe (angkatan udara Jerman), Ratu Belanda dan kabinet Perdana Menteri Dirk Jan de Geer mengungsi ke London.”

“Pada keesokan harinya, angkatan perang Belanda menyerah dan diduduki Jerman Nazi setelah terjadinya pemboman dahsyat yang menghancurkan kota Rotterdam. Jatuhnya Negeri Belanda ini menimbülkan goncangan dan tanda tanya besar mengenai nasib wilavah jajahannya, terutama Hindia Timur Belanda yang memiliki sumber kekayaan alam besar itu,” ungkap Nino Oktorino dalam buku Konflik Bersejarah: Runtuhnya Hindia Belanda (2013).

Kemenangan telak Nazi Jerman dalam menaklukkan Belanda membawa pengaruh buruk bagi eksistensi orang Belanda di Nusantara. Kekalahan itu menimbulkan goncangan besar, sekaligus tanda tanya terkait nasib Hindia-Belanda ke depan.

Belanda takut efek kekalahan mereka justru memunculkan letupan-letupan pemberontakan di Nusantara. Utamanya dari kaum bumiputra. Asumsi itu meleset. Justru di tengah kepanikan itu nyatanya perlawanan Jepang jadi ancaman serius Hindia-Belanda. Jepang mampu memutus dominasi penjajahan Belanda di tanah Hindia pada 1942.

Pasukan Nazi Jerman. (Wikimedia Commons)

“Sultan Sjahrir mensinyalir naiknya rezim fasisme di Nazi Jerman, Italia, dan Jepang. Di Tiongkok, Jepang melakukan ekspansi menundukkan bangsa China. Di Eropa Tengah, Hitler terus mencaplok daerah taklukannya. Perang Dunia Kedua pecah, September tahun 1939 dengan penyerbuan tentara Jerman ke Polandia. Negeri Belanda diduduki oleh NAZI Jerman pada 10 Mei 1940.”

“Keadaan di Hindia Belanda goyah, tinggal menanti invasi militer Dai Nippon. Serangan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut AS, Pearl Harbor di Hawaii, 8 Desember 1941, menyebabkan pecahnya Perang Pasifik,” tutup Rosihan Anwar dalam buku Sutan Sjahrir (2011).

Penyerbuan Nazi Jerman ke Belanda menjadi catatan penting sejarah Perang Dunia II 10 Mei 1940.