JAKARTA – Salah satu peristiwa sejarah yang paling mempengaruhi dunia pada 9 Maret adalah kemunculan boneka Barbie. Boneka perempuan berambut pirang dengan tinggi sekitar 28 cm tersebut diluncurkan pertama kali pada 9 Maret 1959, dan mulai dijual di toko-toko mainan di Amerika Serikat.
Barbie dikreasi oleh Ruth Handler, pebisnis wanita yang saat itu menjadi Presiden Mattel Incorporated, perusahaan mainan yang didirikan di El Segundo, California pada Januari 1945. Figur boneka Barbie pertama diberi nama Barbara Millicent Roberts.
Handler bersama suaminya, Elliot, menciptakan Barbie karena terinspirasi putri mereka. Sang putri saat itu bermain dengan boneka kertas yang dibuat sendiri dilengkapi pakaian yang juga dibuat sendiri, dengan model seorang perempuan bule.
Naluri bisnis Handler lantas menyala terang. Perempuan yang lahir di Denver, Colorado pada 4 November 1916 dan meninggal di Los Angeles, California pada 27 April 2002 sadar bahwa ada ruang kosong dalam pasar mainan. Mainan yang memancing imajinasi anak-anak perempuan akan bayangan dia saat dewasa.
Handler mengombinasikan boneka kreasi putrinya dengan sebuah figur boneka yang dia lihat saat berkunjung ke Jerman Barat, Bild Lili Doll, yang dikonotasikan sebagai boneka seks. Handler membelinya, lantas mulai berkreasi untuk menyempurnakan boneka Jerman Barat tersebut sehingga tak lagi berkonotasi negatif.
“Folosofi saya untuk Barbie adalah, bahwa seorang gadis kecil bisa berimajinasi untuk menjadi apa saja dalam kehidupannya saat dewasa. Barbie selalu mewakili fakta, bahwa perempuan pun selalu punya banyak pillihan,” kata Handler dalam otobiografinya Dream Doll: The Ruth Handler Stories yang diterbitkan tahun 1994.
Keluarga Barbie
Setelah melalui perjuangan dan promosi besar-besaran, boneka Barbie mencapai kesuksesan besar dalam penjualan. Berbagai model Barbie terjual ke lebih dari 150 negara di dunia. Mattel Inc. dengan Barbienya adalah perusahaan mainan pertama di dunia yang berani langsung menyasar anak-anak sebagai target iklan mereka.
Melihat permintaan pasar yang begitu besar, Handler lantas membuat pasangan Barbie yaitu figure boneka pria yang diberi nama Ken. Nama itu diberikan Handler berdasarkan nama putranya. Ken pertama kali diluncurkan pada 1961.
Setelah Ken, Handler semakin gencar menciptakan keluarga Barbie. Mulai Midge pada 1963, Skipper pada 1964, dan seterusnya. Selama puluhan tahun, Barbie mencatatnya penjualan luar biasa, namun juga kontroversi.
Dari sisi positif, Barbie membuka mata dunia bahwa pandangan kuno soal posisi sosial kaum perempuan ternyata mampu didobrak. Dari semula anggapan bahwa kamu perempuan adalah orang rumahan, mampu diubah menjadi kaum profesional hanya melalui sebuah boneka.
Ada banyak sekali profesi yang dapat disematkan dalam boneka Barbie. Mulai perawat, pramugari, dokter, pilot, tentara, atlet, astronot, sampai kandidat Presiden Amerika Serikat.
Kasus Penipuan Pajak
Di balik kisah sukses Barbie, Handler juga melalui fase kejatuhan ketika dia dan beberapa pejabat Mattel Inc. didakwa atas tuduhan penipuan pajak dan pelaporan palsu kepada Securities and Exchange Commisson. Handler dan kroninya melakukan itu demi mendongkrak nilai Mattel di pasar saham.
Handler dan konco-konconya tidak menyangkal dakwaan tersebut. Mereka akhirnya dihukum denda, penjara, dan kerja sosial. Selepas dari hukuman, Handler meninggalkan Mattel Inc. Namun perempuan gigih ini kembali merintis usaha yang tidak jauh dari pemahaman dia soal peran kaum perempuan.
Perempuan berdarah Polandia dengan nama lahir Ruth Mosko itu membuat usaha payudara buatan. Usaha itu ditujukan untuk para penderita kanker payudara yang menjalani mastektomi, atau operasi pengangkatan payudara.
Handler yang tahun 1970 diketahui mengidap kanker payudara dan sudah menjalani mastektomi, lantas menciptakan payudara artifisial berbahan silikon dan busa. Payudara artifisial itu pun diberi nama, yaitu Nearly Me.
Begitulah kisah sukses Ruth Handler dan boneka Barbie kreasinya, yang mampu mendobrak tabu kesetaraan gender melalui cara yang tampak sangat sepele.