Bagikan:

JAKARTA - Pada 21 Januari 1968, terjadi sebuah pertempuran di Vietnam yan dikenal sebagai Pertempuran Khe Sanh. Pertempuran tersebut terjadi di tengah Perang Vietnam.

Pertempuran tersebut melibatkan pasukan dari Tentara Rakyat Vietnam Utara, yang melakukan pengeboman artileri besar-besaran terhadap markas Marinir Amerika Serikat (AS) di Khe Sanh, Vietnam Selatan, dekat perbatasan dengan Laos. Pertempuran tersebut terjadi selama 77 hari.

Mengutip History, Marinir AS dan Vietnam Selatan bergabung untuk bertempur melawan pengepungan yang intens dari pasukan Vietnam Utara. Pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam Perang Vietnam.

Militer AS berada di Khe Sanh sejak 1962. Pasukan Khusus Angkatan Darat AS membangun sebuah kamp kecil di dekat desa yang terletak sekitar 22,5 km selatan zona demiliterisasi (DMZ) antara Vietnam Utara dan Selatan. Kemudian Marinir AS juga membangun markas yang berdekatan dengan kamp Angkatan Darat pada 1966.

Pada musim gugur 1967, Tentara Rakyat Vietnam Utara mulai membangun kekuatannya di wilayah tersebut. Para pejabat AS mulai curiga bahwa Khe Sanh akan menjadi sasaran serangan.

Sniper dari Pasukan AS (Foto: Wikimedia Commons)

Komandan Komando Bantuan Militer AS di Vietnam (MACV), Jenderal William Westmoreland, yakin bahwa pasukan Komunis Vietnam menargetkan Khe Sanh sebagai upaya merebut wilayah paling utara Vietnam Selatan. Sebelumnya Vietnam Utara berhasil melakukannya melawan pasukan kolonial Prancis pada Pertempuran Dien Bien Phu pada 1954, sebelum memperoleh kemerdekaan pada konferensi perdamaian Jenewa.

Sebagai bagian dari program dengan nama sandi Operasi Skotlandia, Westmoreland memperkuat garnisun Marinir di Khe Sanh. Pasukan AS juga menimbun amunisi dan memperbarui landasan udara di pangkalan, semuanya sebagai persiapan untuk kemungkinan adanya serangan.

Pecahnya pertempuran

Pertempuran dimulai dengan baku tembak yang melibatkan Batalyon ke-3, Marinir ke-26 dan batalyon Vietnam Utara yang terletak di antara dua bukit di barat laut markas. Hari berikutnya pasukan Vietnam Utara menyerbu desa Khe Sanh dan artileri jarak jauh Vietnam Utara melepaskan tembakan ke markas Marinir AS, mengenai tempat pembuangan amunisi utamanya dan meledakkan 1.500 ton bahan peledak.

Rentetan tidak henti-hentinya membuat para pembela Marinir AS di Khe Sanh terjepit di parit dan bunker. Karena markas harus dipasok kembali melalui udara, komando tinggi AS enggan memasukkan pasukan dan menyusun rencana pertempuran yang menyerukan artileri dan serangan udara besar-besaran.

Pertempuran Khe Sanh (Foto: Wikimedia Commons)

Selama markas Marinir AS dikepung selama 66 hari, pesawat AS menjatuhkan 5.000 bom setiap hari. Ledakannya disebut-sebut setara dengan lima bom atom Hiroshima.

Westmoreland membela keputusannya untuk mempertahankan markas di Khe Sanh mati-matian. Ia juga mengklaim pertempuran tersebut sebagai kemenangan AS karena mencegah musuh mendapatkan kendali atas sudut barat laut Vietnam Selatan. Pertempuran tersebut menimbulkan kerugian besar pada pasukan Vietnam Utara. Jumlah pasukan Vietnam Utara yang tewas dalam Pertempuran Khe Sanh mencapai sekitar 10.000, dibandingkan dengan kurang dari 500 Marinir AS yang tewas.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya