Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini, aktor ganteng Korea, Kim Seon Ho, tengah dirundung masalah. Ia dituding melakukan pemaksaan aborsi pada mantan kekasihnya berinisial A. Sempat lama bungkam, beberapa hari lalu aktor yang membintangi Hometown ChaChaCha ini pun akhirnya menyampaikan permintaan maaf. 

Belajar dari kasus Kim Seon Ho, hasil studi sebagaimana dilansir dari Dailymail, Kamis, 21 Oktober, menemukan bahwa wanita yang melakukan tindakan aborsi, berisiko memiliki gangguan kesehatan reproduksi dua kali lipat dari yang tidak melakukannya.

Gangguan kesehatan reproduksi tersebut meliputi;

Pendarahan hebat

Tindakan aborsi dapat menimbulkan pendarahan cukup parah dan berbahaya bagi keselamatan ibu jika leher rahim disobek paksa. Pembedahan lebih lanjut dibutuhkan untuk menghentikan pendarahan.

Infeksi

Infeksi dapat terjadi jika penggunaan alat medis saat aborsi tidak steril atau masih ada sisa janin dalam rahim yang tidak dibersihkan dengan tepat. Hal ini mengacu pada kasus aborsi tidak sempurna. Aborsi tidak sempurna dapat menyebabkan kematian ibu.

Leher rahim rusak

Kerusakan leher rahim disebabkan oleh terpotongnya leher rahim, robek, atau rusak akibat penggunaan alat-alat aborsi.

Kerusakan organ lain

Saat alat dimasukkan ke dalam rahim untuk merusak janin, maka besar kemungkinan alat tersebut juga bisa menyebabkan kerusakan pada organ terdekat seperti usus atau kandung kemih.

Kematian

Meski jarang terjadi, tapi tidak menutup kemungkinan tindakan aborsi dapat menyebabkan kematian. Pendarahan hebat, infeksi, kerusakan organ tubuh, hingga gangguan mental yang dirasa pasca aborsi dapat berujung kematian.

Untuk itu, jika Anda ingin mencegah kehamilan pasca berhubungan seksual dengan pasangan, gunakanlah alat kontrasepsi. A Baby is never a surprise or mistake!