Bagikan:

JAKARTA - Pasangan Rizky Billar dan Lesti Kejora meresmikan pernikahan mereka pada Kamis, 19 Agustus. Dikarenakan pandemi, mereka hanya mengundang 30 orang dari pihak keluarga dan sahabat.

Sebagai pasangan muda yang digemari masyarakat, pernikahan mereka sangat dinantikan penonton. Stasiun televisi pun rela menjadikan momentum keduanya demi menuai rating dan mendatangkan keuntungan.

Lantas apakah menyiarkan hajatan artis adalah bentuk komersialisasi?

Saat ditanya kepada Ilham Bintang, wartawan senior sekaligus pengamat dunia hiburan, dia menjawab, “Ya sebenarnya istilah komersialisasi itu beda ya. Komersialisasi itu definisinya seperti pejabat punya amanah kemudian pengaruhnya dikomersialisasikan.”

“Tapi kalo artis, dia kan makhluk ekonomi. Ya kan. Ketika dia disuruh menyanyi atau main film langsung ada harganya itu. Honornya sekian.”

Dengan banyaknya figur publik yang menampilkan prosesi pernikahan di televisi, hal itu semata terjadi karena seseorang memiliki nilai jual atau selling point.

“Apa itu selling point? Keterkenalan, popularitas yang kemudian penghimput ekonomi yang lain,” kata Ilham.

Menurutnya, ada aspek ekonomi yang menganggap popularitas bisa bersinergi dengan nilai jual suatu produk. Dalam hal ini, kepopuleran seorang artis dapat mendongkrak stasiun televisi yang menayangkan. 

“Jadi ketika ada pasar yang membutuhkan maka (nilai) ekonominya tinggi,” ujar Ilham.

Pernyataan ini mengarah kepada kepopuleran Rizky Billar dan Lesty Kejora yang memiliki nilai jual sehingga bukan kejutan jika interaksi keduanya dapat mencetak keuntungan. Bukan cuma popularitas, penayangan dengan konsep iklan juga memberi keuntungan pada televisi.