Bagikan:

JAKARTA – Alat kontrasepsi terbagi dalam dua jenis yaitu kontrasepsi hormonal dan tidak mengganggu hormon atau dikenal dengan non hormonal.

Untuk mengurangi risiko kehamilan yang tak diinginkan dan tetap bisa menjalin keintiman dengan pasangan, kontrasepsi non hormonal jadi salah satu pilihan. Memakai kontrasepsi juga untuk menjaga kesehatan reproduksi serta me-manage hidup agar lebih sejahtera.

Lantas apa keunggulan kontrasepsi non hormonal?

Jenis alat kontrasepsi non hormonal sangat kecil menimbulkan efek samping. Tetapi, persoalan yang sering dialami terkait dengan iritasi pada lapisan kulit terutama pada kondom. Lebih detil lagi, berikut penjelasan mengenai jenis kontrasepsi non hormonal.

1. Kondom

Kondom sebagai alat kontrasepsi non hormonal yang mudah didapatkan. Sejumlah minimarket dan apotik menjualnya. Secara ukuran, kondom cukup mudah dibawa dan praktis ketika dibutuhkan. Tingkat keamanan sebagai kontrasepsi hingga mencapai 97 persen.

Jenis kontrasepsi yang pertama ini bisa dipakai saat berhubungan seksual, khususnya ketika penetrasi. Cara kerjanya mencegah semen dan sperma masuk ke vagina. Lebih praktis lagi, kondom bisa dipilih sesuai ukuran. Tetapi perlu dipakai dengan tepat agar tidak mudah lepas dan berfungsi dengan baik.

Keunggulan dari kondom, selain mencegah kehamilan tidak direncanakan juga mengurangi risiko tertular infeksi seksual.

2. Diafragma

Diafragma berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran kecil. Bisa dipakai berulang dan dikenakan pada lubang vagina supaya mencegah masuknya sperma. Teksturnya lembut sehingga minim risiko membuat luka. Tetapi peril dipakai bersamaan dengan spemisida.

Lamanya memakai diafragma adalah 6 jam setelah berhubungan. Tetapi tidak direkomendasikan untuk dikenakan seharian. Tingkat keberhasilan mendekati 90 persen. Ini berarti 10 dari 100 wanita punya kemungkinan hamil meski memakai kontrasepsi diafragma.

3. IUD atau spiral

Dikenal dengan KB spiral, IUD bisa dipakai hingga 10 tahun. Oleh dokter atau bidan alat ini dipasang di dalam rahim. Ini membuat rahim sulit dijangkau sperma. Kesuksesan kontrasepsi non hormonal yang ini bisa mencapai 99 persen.

4. Spermisida

Spermisida bisa dipakai tanpa diafragma. Alat kontrasepsi non hormonal ini berbentuk gel yang bisa membunuh sperma sebelum membuahi sel telur. Apabila dipakai bersamaan dengan diafragma atau kondom, spermisida bisa lebih secure untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan.

5. Sterilisasi

Dibanding jenis kontrasepsi non hormonal lainnya, sterilisasi membutuhkan dana tinggi karena mahal. Tetapi apabila tidak memiliki rencana punya momongan lagi, sterilisasi ini bisa jadi pilihan dengan efektivitas mencegah kehamilan mencapai 100 persen.