YOGYAKARTA – Cara kerja KB Spiral perlu dipahami agar Anda dapat memilih jenis KB Spiral mana yang aman digunakan untuk menunda kehamilan.
Perlu diketahui, KB Sprial atau IUD (Intrauterine Device) merupakan salah satu alat kontrasepsi bagi wanita. Alat kontrasepsi ini banyak dipilih karena tahan lama dan memiliki efektivitas hingga 99 persen.
KB IUD atau spiral digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam rahim. Proses pemasangannya tidak lama, hanya berlangsung sekitar 15-20 menit dan bisa dilakukan oleh dokter maupun bidan.
KB Spiral dibagi menjadi dua jenis, yakni KB Spiral hormonal dan KB Spiral non-hormonal. Keduanya memiliki cara kerja yang berbeda dalam mencegah kehamilan.
Cara Kerja KB Spiral Hormonal
KB Spiral hormonal adalah KB IUD yang mempunyai kandungan hormon progesterone sintesis.
Dikutip dari AI-Care, KB IUD hormonal bekerja dengan cara melepaskan hormon progestin ke rahim. Dengan cara ini, lendir di leher rahim akan semakin kental sehingga sperma akan sulit untuk berenang di dalam rahim.
Selain itu, KB Spiral hormonal juga dapat menipiskan dinding rahim yang seharusnya menebal ketika pembuahan terjadi. Hal ini bisa menghentikan terjadinya pelepasan sel telur (ovulasi) dan mencegah sel sperma membuahi sel telur.
Tak hanya itu, jenis KB Spiral ini juga bisa mengurangi aliran darah menstruasi yang sering menyebabkan rasa sakit di perut bagian bawah (dismenore).
Penggunaan KB Spiral untuk mencegah kehamilan memiliki banyak keunggulan, di antaranya:
- Mengurangi risiko terkena kanker endrometrium
- Bisa dilepas kapan saja.
- Setelah dilepas, kesuburan Anda bisa kembali normal dengan cepat.
- Penggunaan IUD hormonal sering menyebabkan menstruasi yang lebih ringan, lebih pendek, dan tidak terlalu menyakitkan.
Di lain sisi, penggunaan KB Spiral hormonal juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
- Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
- Tidak bisa mencegah infeksi menular seksual
- Muncul rasa tidak nyaman atau nyeri ketika dokter memasukkan KB spiral ke dalam rahim.
BACA JUGA:
Cara Kerja KB Spiral Non Hormonal
Sementara KB Spiral non-hormonal merupakan KB IUD yang dilapisi dengan tembaga. Dalam hal mencegah kehamilan, jenis KB Spiral ini bekerja dengan cara menghalangi sel sperma masuk ke dalam saluran antara rahim dengaan indung telur (tupa falopi).
Pemasangan IUD non-hormonal bisa membuat sel sperma tidak bisa bertemu sel telur untuk pembuahan. Alhasil, sel telur menjadi lebih sulit untuk dibuahi di dalam rahim.
Penggunaan KB IUD non hormonal memiliki banyak kelebihan, seperti:
- Bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi darurat bila dipasang dalam waktu lima hari setelah hubungan seks tanpa alat pengaman.
- Bisa dilepas kapan saja.
- Kesuburan bisa kembali dengan cepat setelah KB Spiral non-hormonal dilepas.
- Tidak menyebabkan efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi hormonal.
Di balik keunggulannya, KB spiral non hormonal juga memiliki banyak kekurangan, di antaranya:
- Perburukan kram perut pada saat menstruasi dan meingkatnya volume pendarahan menstruasi.
- Ada risiko infeksi saat pemasangan dan selama 3 minggu pertama.
- Tidak bisa mencegah infeksi menular seksual.
- Muncul nyeri atau rasa tidak nyaman ketika dokter memasukkan KB Spiral ke dalam rahim.
- Ada kemungkinan IUD bergeser.
Demikian informasi tentang cara kerja KB Spiral. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.