Eksklusif Krisdayanti Membagi Peran untuk Masyarakat dan Keluarga
Krisdayanti (Foto: Dokumen Pribadi Krisdayanti, DI: Raga/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Garis hidup manusia seringkali tidak bisa ditebak. Sebagaimana Krisdayanti yang mendapat kesempatan berkarya dari panggung hiburan menjadi panggung politik. Berbekal semangat belajar, Krisdayanti mencoba untuk menjadi manfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. 

Sebagai wakil rakyat dari partai PDI Perjuangan, wanita yang kerap dipanggil Mimi KD ini merasa bahagia karena bisa melakukan banyak hal yang bermanfaat banyak bagi masyarakat. Meskipun pandemi COVID-19 membuat aktivitas hidup serba terbatas, KD mencoba untuk tetap semangat. 

"Rasa syukur itu menjadi yang utama untuk saat ini. Kita nggak boleh mengeluh. Karena yang di rumah sakit kepingin di rumah. Kita yang di rumah harus bahagia. Apalagi sehat," ujar Krisdayanti, saat wawancara virtual dengan VOI, Rabu, 7 Juli. 

Krisdayanti (Foto: Dokumen Pribadi, DI: Raga/VOI)

Setelah menjadi wakil rakyat, Krisdayanti merasa beruntung. "Karena tidak semua punya kesempatan yang sama. Peluang itu ada tapi ada faktor X bagaimana kita bisa memilih wakil rakyat kalau kita tidak mengenal. Secara strategis, PDI Perjuangan benar-benar menempatkan saya sebagai putri daerah Batu dan Kota Malang sebagai wakil rakyat perempuan," ujarnya. 

Ini adalah pencapaian yang besar buat KD juga partai PDIP. Karena sebelumnya, belum ada wakil rakyat perempuan dari kota Batu dan Malang. 

"Selama ini hanya ada dua keterwakilan incumbent satu di bidang pendidikan, satu di perbankan. Sepanjang saya turun di kampanye di 600 lebih desa, saya melihat kesehatan yang menyentuh langsung perempuan ini suka tidak diperhatikan. Seperti di Malang Raya itu sosial kemasyarakatan tentang stunting, ibu menyusui, dan angka kematian ibu bayi masih tinggi. Saya sebagai perempuan tersentuh ketika mewakili masyarakat untuk lebih aware dengan kesehatan wanita," katanya.

Kesehatan ibu dan anak adalah masa depan bangsa. Karena itu, KD merasa harus turut bergerak aktif mencegah stunting di Indonesia. "Kalau secara data ini masih tinggi angka stunting. Dari BKKBN, sebagai mitra kita, ditugaskan Presiden Jokowi untuk langsung menangani stunting untuk menekan dari angka 32 persen menjadi 14 persen sampai tahun 2024. Tentunya ini adalah tanggung jawab dan kerja kita bersama," terangnya. 

Krisdayanti (Foto: Dokumen Pribadi, DI: Raga/VOI)

Selain kesehatan ibu dan anak, wanita kelahiran 24 Maret 1975 ini berharap progam-progam kerakyatan seperti padat karya dan balai latihan kerja yang diupayakan untuk generasi muda juga bisa mengembangkan kemampuan anak muda dalam kegiatan produktif. 

"Sekolah-sekolah kejuruan yang ada bisa jadi pilihan untuk anak remaja mendapatkan kemampuan untuk bekerja," katanya. 

Semua kesempatan yang diperoleh Krisdayanti itu membuatnya merasa semakin 'penuh' sebagai manusia. Menjadi manfaat bagi sesama, kebahagiaannya melebihi hasil karirnya sebagai penyanyi selama ini. 

"Ini yang saya syukuri, karena sebagai penyanyi saya nggak bisa melakukan peran-peran itu. Nggak mungkin saya bisa nyambung jembatan, membetulkan jalan yang rusak, menyiapkan progam padat karya, mempersiapkan alat masak, freezer untuk UMKM. Selama ini itu nggak pernah terfikirkan ketika saya jadi penyanyi. Alhamdulilah, kesempatan saya menjadi wakil rakyat itu membuka kesempatan saya untuk menjadi manfaat bagi masyarakat," terangnya. 

Meskipun banyak yang mencibir kemampuan KD dan profesionalisme sebagai wakil rakyat, dia tak menghiraukan. Ibu empat ini ini memilih fokus untuk melakukan tugasnya. 

"Menjadi wakil rakyat, politikus itu kalau dilakukan dengan positif untuk kepentingan masyarakat. Akan positif hasilnya. Pasti akan ada gesekan, sudut pandang yang berbeda antara A dan B. Tapi kalau tujuannya satu untuk memajukan bangsa dan negara, gerakan sekecil apapun pasti akan bermakna," yakinnya. 

Dengan berseloroh, KD menceritakan bagaimana masyarakat memperlakukannya berbeda ketika dia datang sebagai penyanyi dan wakil rakyat. "Dulu kalau ke masyarakat paling minta foto aja sebagai penyanyi. Sekarang itu kalau datang mereka itu bisa ngadu hal-hal kecil. Kalau kita bisa memberikan sarana untuk mengatasi masalah itu rasanya tersentuh sekali," paparnya. 

Sebagai wakil rakyat, Krisdayanti memiliki tugas menyampaiakn bansos dan menyalurkaan 9 ton makanan pendamping untuk ibu menyusui dan bayi. "Upaya seperti itu kecil tapi selama ini belum ada karena kurangnya keterwakilan perempuan. Dimulai dari saya, Insya Allah generasi yang akan datang akan semakin maju dan visioner dari angkatan kita saat ini," harapnya. 

Mempersiapkan Kesadaran Ibu Muda Seperti Aurel Hermansyah

Krisdayanti (Foto: Dokumen Dudut SP untuk VOI, DI: Raga/VOI)

Sebagai ibu dari Aurel Hermansyah yang baru saja menikah, Krisdayanti memiliki peran orangtua dan wakil rakyat yang bersinggungan langsung. Gerakan kampanye 1.000 hari pertama untuk mencegah stunting dimulai dari persiapan ibu hamil. 

"Sekarang kita mesti merombak pola edukasi. Sudah nggak bisa lagi mencontohkan tema-tema dengan cara yang lebih modern. Ketika saya berbincang dengan Aurel, saya contohkan diri saya sendiri. Mungkin dengan gaya bahasa bercerita yang lebih sederhana bisa lebih mengena," katanya. 

Teori, menurut KD, tidak bisa disampaikan secara text book kepada calon pengantin dan calon ibu. "Mereka lebih tertarik ketika mendengar orang cerita. Sosialisasi bersama BKKBN ini akan lebih mudah kalau kita turun membawa pengalaman pribadi. Dan alhamdulillah saya punya pengalaman cukup untuk diceritakan. Membangun keluarga itu bukan kesiapan finansial dan mental. Bukan bagaimana nanti, tapi nanti bagaimana setelah menikah," terang kakak dari Yuni Shara ini. 

Krisdayanti (Foto: Dokumen Dudut SP untuk VOI, DI: Raga/VOI)

Stunting, menurutnya, harus diatasi bersama dengan intervensi lintas sektor. "Kita harus mempersiapkan jaminan gizi bagi ibu hamil, pola asuh keluarga, akses terhadap sanitasi dan air bersih. Juga pendidikan bagi anak usia dini. Makanya di PAUD ini saya percaya bisa menjadi dasar bagi anak. Meskipun cuma bermain, tentu akan ada proses pendidikan," katanya. 

KD mencontohkan adanya snack time di PAUD secara langsung memberikan pelajaran anak untuk memilih makanan bergizi. "Kalau guru kan tentu akan memilih kacang hijau dibanding dengan makanan gurih, snack yang disukai karena asinnya tapi kandungan gizinya kurang. Makanya asupan gizi 1.000 hari dalam kandungan itu sudah disiapkan sejak kehamilan," katanya. 

Sasaran Krisdayanti tak lagi cuma calon pengantin saja. Anak remaja di atas 18 tahun, menurutnya, harus mendapat edukasi yang tepat tentang pencegahan stunting. 

"Di masyarakat ini terjadi ibu muda 18 tahun ada banyak. Mereka sudah gendong anak bahkan sudah hamil lagi. Ini ada tanggung jawab yang nggak bisa ditanggung ibu muda sendiri. Suami istri harus siaga bersama untuk menumbuhkan rasa percaya diri ibu-ibu muda ini. Suami nggak cuma kasih anak dan lepas tanggung jawab. Mereka perlu bekerjasama untuk menjadi orang tua dan mendidik anak," harapnya. 

Indonesia, memiliki kekayaan sumber daya alam yang bisa menunjang kebutuhan gizi ibu dan anak. Sayangnya, kesadaran untuk memanfaatkannya masih kurang.

"Kita punya banyak pilihan super food seperti talas, ubi, daun kelor. Saya harap anak-anak sekarang bisa kita ajak bicara. Orangtua nggak bisa memaksa anak untuk menikah muda, buru-buru, dan dijodohkan. Pernikahan terlalu muda ini terlalu mengkuatirkan," paparnya.

Krisdayanti (Foto: Dokumen Pribadi Krisdayanti, DI: Raga/VOI)

Baru saja selesai mengantarkan Aurel Hermansyah memasuki gerbang pernikahan dengan Atta Halilintar, Krisdayanti kini lebih banyak berkomunikasi dengan putri sulungnya. "Memang setelah pernikahan itu banyak yang bilang itu titik puncak harapan seseorang atau pasangan muda. Padahal kan kuncinya setelah itu. Banyak tuntutan yang akan balik lagi ke pertanyaan 'Emang sudah siap?'," tegasnya.

Kepada Aurel, KD berharap bisa memberikan keterampilan untuk menjadi jembatan yang baik antasa suami dan orang tua. "Setelah menikah, orang tua itu nggak bisa ikut campur lagi ke mereka. Saya mau telepon aja izin dulu. Kalau ngasih tahu sesuatu nggak bisa kita paksa. Tapi kalau keterampilan ini kita berikan sejak muda, setelah menikah kan bisa membuat lingkungan kecil yang mereka tinggali jadi nyaman dan sehat," paparnya. 

Keluarga menjadi dasar untuk kemajuan bangsa, ini adalah keyakinan Krisdayanti. Sebagai istri, dia merasa harus bisa menempatkan diri sebagai sahabat dan rekan bagi suami. Fungsi ini terasa betul manfaatnya saat Krisdayanti harus terpisah cukup lama dengan Raul Lemos karena pandemi COVID-19.

"Kita bisa dapat absolute power dari suami yang percaya. Sebagai ibu harus bisa memutuskan hal-hal kecil dari rumah. Tidak hanya menjaga anak, tapi rumah itu bisa jadi sandaran untuk hidup. Saya percaya sekali dengan pengasuhan di Jepang dimana ibu menjadi idola untuk anak-anaknya. Tidak ada perempuan sukses tanpa ujian. Saya melalui masa lalu yang tidak mudah, tapi saya positif aja ke depan. Kita tidak bisa memperbaiki masa lalu, tapi bisa menjemput masa depan. Jangan cuma asumsi aja ya suami istri bisa bisa maju terus. Menjaga kualitas komunikasi," paparnya. 

Semua perempuan, yakinnya, bisa berkarir di usia apapun. Krisdayanti telah membuktikannya. Perubahan peran sebagai penyanyi menjadi masyarakat dijalani dengan mulus dan semangat belajar yang tinggi.