JAKARTA - Perseteruan antara Krisdayanti (KD) dengan anaknya dari pernikahan terdahulu, Titania Aurelie Nurhermansyah dan Azriel Akbar Hermansyah menjadi sorotan di media sosial. Atas kejadian tersebut, Krisdayanti diminta menjaga sikapnya. Apalagi, dia sekarang bukanlah seorang selebriti melainkan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan.
Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menilai, sebagai seorang pejabat publik, KD tidak memiliki kedewasaan untuk menempatkan diri secara bijak.
Sebab, perseteruan antara dia dan kedua anaknya itu bisa dibicarakan di ranah privat. Namun, KD malah justru terkesan meladeni pembahasan masalah pribadi tersebut di media sosial.
"KD (memilih) menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dengan keluarganya. Ini sesuatu yang kemudian dengan mudah ditarik ke ranah publik dan artinya, dengan sadar membiarkan dirinya menjadi obyek penilaian publik," kata Lucius saat dihubungi VOI, Rabu, 10 Juni.
Adapun perselisihan ini terjadi lewat adu status media sosial antara Aurel, Krisdayanti, dan Azriel. Entah apa alasannya, penyanyi pop ini mengunggah percakapan dengan anak perempuannya itu.
Dalam percakapan itu, Aurel tampaknya ingin mengobrol ringan dengan ibunya lewat platform Zoom untuk keperluan konten YouTube-nya. Tapi, Krisdayanti menolak dan memilih bertemu secara langsung dengan Aurel.
Lucius menyayangkan terjadinya perseteruan KD dan anaknya. Sebab, Krisdayanti adalah anggota DPR yang mencerminkan wakil masyarakat. Kata dia, daripada mengunggah status semacam itu, KD harusnya lebih bijak menggunakan sosial media dan lebih mengurusi masalah rakyat daripada urusan pribadinya.
Lagipula, sambung Lucius, sejak dilantik hingga sekarang ini, belum ada capaian yang membanggakan dari Krisdayanti. Selain itu, tak ada juga ide atau perundangan inisiatif dari politikus PDIP ini.
Sejauh ini, kata Lucius, Krisdayanti disorot karena kontroversinya yaitu nekat berlibur di tengah pagebluk COVID-19 ketika pemerintah melakukan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Belum usai soal kontroversi tersebut, KD terlibat perseteruan dengan kedua anaknya di media sosial. "Jika masih saja sibuk dengan urusan rumah tangga, lalu bagaimana dia bisa diharapkan bicara banyak mengenai persoalan nasional?" ungkap Lucius.
PDI Perjuangan dan MKD DPR Diminta Tegur KD
Lucius meminta petinggi PDI Perjuangan menegur Krisdayanti atas kejadian ini. Sebab, hal ini berdampak kurang baik bagi partai berlambang banteng tersebut.
"Penting adalah bagaimana partai bisa sekaligus menjadi institusi yang tak hanya peduli pada kader untuk urusan elektabilitas, tetapi juga untuk urusan pengembangan kapasitas kader sesuai dengan ideologi partai," ungkap dia.
Selain partai, dia meminta Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR juga mengambil sikap atas perilaku KD. Jangan sampai, persoalan pribadi seorang anggota dewan, menjadi amunisi yang makin memperburuk citra DPR.
"Karena itu saya kira penting untuk berinisiatif memanggil KD untuk diminta menyelesaikan masalah pribadinya agar tidak berdampak negatif bagi citra lembaganya," tegas Lucius.
Sementara itu, Wakil Ketua MKD DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta Krisdayanti tidak mengumbar masalah ini ke ranah publik. "Pasalnya, ada banyak hal yang tidak patut menjadi konsumsi publik. Karena itu, jika ada masalah, sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Saleh.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan, masalah semacam ini tak etis jika sampai diketahui publik. Apalagi, KD sekarang bukan seorang selebriti seperti dulu. Kini, dia adalah wakil rakyat di parlemen.
Selain itu, dia menilai, permasalahan ini terjadi karena ada kesalahan komunikasi. Sehingga tak perlu berlebihan diumbar ke ranah publik dan bisa diselesaikan secara bijak.
"Saya melihatnya ini urusan eksklusif keluarga, antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya, mereka pastilah saling sayang. Alangkah indahnya jika masalah ini diselesaikan dengan cara yang baik," pungkasnya.