Bagikan:

JAKARTA - Laura Basuki menjadi pemain utama film Kapan Hamil? yang digarap rumah produksi Dee Company yang baru syuting mulai 10 Juni lalu. Sebagai pemain utama, ada beberapa alasan yang membuat Laura semangat menjalani syutingnya. 

"Jadi sebelumnya aku syuting film-film berat ya, drama biopic. Nah pas ditawarin film ini, drama yang ada komedianya, kayaknya ini angin segar untuk me-refresh ulang dari film sebelumnya. Dan ini pertama kali aku bekerja sama dengan Dee Company dan Mas Rizal Mantovani sebagai sutradara," ujar Laura Basuki ditemui VOI di Cibubur, Jakarta, 10 Juni. 

Laura Basuki (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Di film ini, Laura berperan sebagai Nadya itu istri Alan. "Nadya ini sudah menikah selama tiga tahun, belum dikaruniai anak. Dan seperti judulnya, saya yang selalu ditanyain kapan hamil? Karena pertanyaan itu mereka mecoba mencari solusi dengan konsultasi ke dokter," paparnya. 

Cerita tentang pasangan yang sudah lama menikah namun tak kunjung hamil, menurut Laura sangat dekat dengan kenyataan. "Aku rasa semua wanita yang sudah menikah pasti akan dikasih pertanyaan kapan hamil? Dan pertanyaan itu selalu ditanyain ke perempuannya. Nggak pernah kan lelakinya ditanya, kapan menghamili?" kata Laura. 

Laura Basuki (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bersama dengan suaminya, Leo Sandjaja, Laura sendiri menunggu empat tahun setelah menikah baru hamil. Karena itu, sangat mudah bagi Laura untuk bisa merasakan tantangannya. "Kan dulu saya hamilnya lima tahun setelah menikah. Hafal banget rasanya ditanya kapan hamil? Jadi film ini akan menjadi film yang menghibur untuk semua perempuan yang pernah merasakan," ujar Laura.

"Pasangan kalau lama menikah dan nggak punya anak, cenderung istrinya yang disalahkan. Yang banyak ditanya, kapan hamil? itu istrinya. Film ini memberikan gambaran itu sehingga bikin gemes. Hamil atau enggak kan masalah suami istri, bukan cuma istrinya saja yang harusnya menanggung beban," ungkapnya.

Beradu akting dengan Fedi Nuril, Laura mengaku antusias menerima peran Nadya di film ini. "Ini film aku ketiga bareng Fedi. Menyenangkan bekerja sama dia ya. Orangnya baik, lucu bercanda mulu. Jadi begitu main sama dia nggak perlu kerja keras dapat chemistry lagi karena sudah didapat di film-film aku sebelumnya," kata pemeran Susi Susanti ini. 

Dia berharap film ini bisa menghibur masyarakat segera. "Semoga bisa menghibur, karena persiapannya cukup panjang. Semoga bisa memberikan yang terbaik buat penonton," harapnya. 

Menikmati Pengalaman Syuting di Masa Pandemi 

Laura Basuki (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Sejak pandemi melanda, ibu satu anak ini mengaku lebih protektif ketika syuting. "Ini syuting film keempat di masa pandemi," paparnya.

"Waktu pertama kali pandemi melanda Indonesia itu aku cukup hopeless. Kita nggak bisa syuting sama sekali. Syuting kan melibatkan banyak orang, banyak kru. Kayaknya bakal lama ini bisa syuting lagi," kenangnya.

Dia bersyukur bahwa masa-masa berat tidak bisa syuting itu tak berlangsung lama. Empat bulan berhenti total syuting, Laura memberanikan diri untuk menerima tawaran akting lagi.

"Ternyata bisa disiati. Orang film nggak kehabisan akal. Kita tetap terapkan protokol yang ketat. Kayak hari ini semua pemain dan kru harus di-swab terlebih dahulu supaya kira semua merasa aman dan nyaman. Saat di set juga harus patuhi protokol kesehatan," tegasnya. 

Laura Basuki (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Sebagai ibu, tentu ada kegelisahan aktivitas di luar akan membawa risiko pada anak di rumah. Sadar akan hal itu, Laura pun ketat menjalankan protokol.

"Awalnya aku kepikiran untuk break syuting dulu. Tapi sampai kapan? Jadi aku semaksimal mungkin menjaga diri supaya ketika pulang ke rumah aku aman, nggak bawa virus ke rumah. Apapun aku lakukan untuk menjaga," imbuhnya. 

Ketika menima peran, Laura pun memiliki pertimbangan tersendiri, tidak asal diterima. "Aku melihat orang-orang yang bekerja di balik itu semua, ceritanya, perannya. Aku orangnya emang suka kerja. Jadi kalau aku merasa perannya belum pernah aku mainin ya aku kerjain," katanya. 

Laura Basuki (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Semangat untuk terus berkarya ternyata sejalan dengan bangkitnya industri perfilman Indonesia di masa pandemi. OTT dan bioskop mulai menunjukkan gairah kehadiran penonton. 

"Aku senang banget ya industri perfilman bisa bergerak ya, nggak cuma bioskop ada OTT juga sekarang. Semua kru bekerja karena banyak platform yang bisa dikerjakan. Walaupun pelan-pelan tetapi tetap bisa bergerak terus," katanya. 

Wanita kelahiran Jerman, 9 Januari 1988 ini menaruh harapan agar film Indonesia bisa terus maju. "Aku berharap film Indonesia bisa memberikan yang beda lagi. Memebrikan nafas baru untuk penonton. Karena semua orang itu butuh tontonan. Kita sebagai pekerja seni ingin selalu memberikan yang terbaik," jelasnya.