Bagikan:

JAKARTA – Jantung merupakan organ penting yang menyokong tubuh tetap hidup sesuai mekanisme alami. Apabila irama denyutnya tak beraturan atau dikenal dengan aritmia merupakan kondisi yang perlu perhatian ekstra.

Irama normal denyut jantung antara 60-100 kali setiap menit. Apabila berdenyuk kurang dari atau lebih dari bahkan denyut tak beraturan artinya sedang mengalami masalah pada kelistrikan tubuh yang memicu denyutnya.

Dilansir Medical News Today, Jumat, 11 Juni, terdapat empat jenis aritmia. Meskipun dalam beberapa kasus gangguan irama jantung tak membuat masalah secara signifikan, tetapi pada kondisi tertentu bisa membahayakan. Jenis aritmia antara lain sebagai berikut:

  •        Detak jantung terlalu lambat atau bradikardia
  •        Detak jantung terlalu cepat atau takikardia
  •         Detak jantung tak beraturan atau fibrilasi
  •         Detak jantung mengalami kontraksi prematur yang biasanya detak lebih cepat

Ukuran normal detak jantung berbeda dengan ukuran saat tidur. Saat tidur atau dalam kondisi rileks, jantung bergerak lebih lambat dan mungkin kurang dari 60 kali per menit. Sedangkan saat berolahraga dan sedang mengalami stres, irama detak jantung bisa lebih dari 100 kali per menit.

Untuk memastikan irama detak jantung normal, direkomendasikan untuk memeriksa ke ahlinya. Dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes, antara lain tes darah, tes urin, elektrokardiogram (EKG), echokardiogram (ECG), rontgen, hingga kateterisasi jantung.

Jika dirasakan tanpa alat, sejumlah pasien tidak merasakan langsung gejalanya. Tetapi yang paling umum bisa menjadi acuan gejala awal adalah mengalami nyeri di bagian dada, sesak napas, sering kelelahan, jantung berdetak kencang, lambat atau tak beraturan, pusing, berkeringat hingga pingsan.

Penyebab dari gangguan irama jantung sangat bervariasi, mulai dari kondisi internal seperti genetik maupun disebabkan usia. Aritmia besar dipengaruhi interupsi sinyal pada sistem kelistrikan jantung.

Untuk penyebab lainnya yang bersifat eksternal antara lain diabetes, terlalu banyak konsumsi kopi, hipertensi, hipertiroidisme, gagal jantung kongestif, perubahan struktur jantung, tekanan mental, serangan jantung, dan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol.

Apabila mengalami gejala awal, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Sebab apabila tak segera ditangani dapat meningkatkan risiko stroke dan gagal jantung.