Bagikan:

YOGYAKARTA – Aritmia adalah gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang memengaruhi irama jantung memompa darah. Sebagian besar kasus aritmia tidak mengancam jiwa tetapi dapat menyebabkan komplikasi sehingga perlu dirawat atas rekomendasi medis.

Aritmia merupakan kondisi yang dialami dalam jangka panjang. Terkadang orang dengan jantung yang sehat mungkin mengalami irama jantung tidak teratur atau palpitasi selama stres emosional maupun fisik. Gejala aritmia, diantaranya sebagai berikut:

  • Kecemasan
  • Nyeri dada
  • Pingsan
  • Kelelahan
  • Dada berdebar-debar
  • Pusing atau pening
  • Detak jantung cepat saat dirasakan pada pergelangan tangan (takikardia)
  • Detak jantung lambat saat dirasakan pada pergelangan tangan (bradikardia)
  • Sesak napas
  • Berkeringat

Penting diwaspadai, tidak semua aritmia menimbulkan gejala tertentu. Pada beberapa kasus, aritmia harus didiagnosa oleh dokter setelah pemeriksaan.

gejala dan tipe aritmia yang memengaruhi irama detak jantung
Ilustrasi gejala dan tipe aritmia yang memengaruhi irama detak jantung (Freepik/chajamp)

Gangguan kelistrikan pada jantung yang memengaruhi irama jantung memompa darah, bisa disebabkan sejumlah faktor. Diantaranya termasuk serangan jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, gagal jantung, apnea tidur obstruktif, kelainan jantung struktural, masalah tiroid.

Beberapa orang dengan faktor risiko tertentu, bisa mengalami aritmia. Seperti orang yang sudah menua, kelebihan berat badan, minum terlalu banyak alkohol, penyalahgunaan narkoba, ketidakseimbangan alektrolit, genetika, dan merokok. Orang yang stres dan mengalami kecemasan juga berisiko mengalami aritmia.

Terdapat sepuluh tipe aritmia yang memengaruhi irama detak jantung. Diantaranya sebagai berikut ini:

  1. Atrial Fibrillation, yang dialami karena aktivitas listrik abnormal pada bilik atas jantung mengalahkan sistem listrik jantung. Ini menyebabkan pesan listrik jantung kacau yang mengakibatkan dua bilik atas jantung (atrium) berkedut alih-alih berkontraksi. Atrium juga berdetak cepat tidak seirama dengan dua bilik bagian bawah (ventrikel).
  2. Atrial Flutter, mirip dengan atrial fibrillation tetapi irama jantung lebih teratur, tidak terlalu kacau dibandingkan atrial fibrillation. Namun terkadang atrial flutter berkembang menjadi atrial fibrillation.
  3. Palpitasi jantung dan detak jantung ektopik, dirasakan saat jantung berdebar atau berpacu kencang. Detak jantung ektopik terjadi saat jantung kehilangan satu detak atau menambah detak ekstra. Kebanyakan tipe aritmia ini tidak berbahaya, tetapi harus menemui dokter ketika kondisi semakin parah.
  4. Aritmia Paroxysmal, terjadi saat aritmia mulai dan berhenti tiba-tiba. Episode aritmia paroxysmial dapat berlangsung selama beberapa detik, menit, jam, bahkan berminggu-minggu.
  5. Blok jantung, dikenal dengan blok jantung atrioventricular adalah keterlambatan atau penyumbatan pesan listrik jantung. Ini dapat menyebabkan jantung memompa secara tidak normal atau detak jantung melambat hingga kurang dari 60 detak per menit.
  6. Sindrom QT panjang, sindrom Brugada, dan sindrom Wolf-Parkinson-White, ketiganya dapat menyebabkan jantung cepat dan tidak teratur. Kondisi ini terkait dengan kelainan tertentu dalam sistem listrik jantung yang dapat menyebabkan pingsan atau bahkan serangan jantung.
  7. Supraventricular Tachycardia, adalah sekelompok aritmia yang disebabkan aktivitas listrik abnormal pada atrium jantung. Hal ini menyebabkan denyut jantung meningkat tiba-tiba hingga lebih dari 100 kali per menit. Ini terjadi karena bagian sistem kelistrikan jantung mengalami masalah pada simpul sinus.
  8. Sick sinus syndrome (Tach brady syndrome), disebabkan masalah dengan jantung pada simpul sinus, bagian kelistrikan jantung. Ini karena jantung berdetak mulai dari berirama sangat cepat berubah sangat lambat.
  9. Ventricular tachycardia, aritmia tipe ini disebabkan aktivitas kelistrikan jantung abnormal pada bagian ventrikel atau bilik jantung bagian bawah. Jika terus berlanjut, harus segera diobati karena berisiko menyebabkan henti jantung.
  10. Ventricular fibrillation, disebabkan aktivitas kelistrikan pada ventrikel terlalu cepat sehingga pemompaan darah tidak efektif. Ini juga bisa menyebabkan henti jantung ketika jantung berhenti memompa darah.

Melansir Heart Houndation, Kamis, 10 Oktober, beberapa hal membantu seseorang mengelola kondisi saat terkena aritmia. Seperti berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan rekomendasi sesuai tipe aritmia yang dialami, selalu minum obat yang diresepkan dokter, pastikan tubuh tetap aktif bergerak, cari bantuan saat membutuhkan, dan mengikuti rehabilitasi seperti dengan mengikut latihan terstruktur dan mendapatkan tips bagaimana menjaga jantung tetap sehat.