YOGYAKARTA – Irama detak jantung tidak beraturan, atau terlalu cepat, terlalu lambat, dan tidak teratur, disebut aritmia. Sistem kerja jantung mengontrol sistem katup, nodus, dan ruang yang kompleks. Jika sistem ini terganggu, maka detak jantung iramanya berubah.
Penting dipahami, aritmia bisa saja tidak dikenali gejalanya. Tetapi biasanya jika mengalami diikuti rasa tidak nyaman, dada berdebar-debar, nyeri dada, sesak napas, pusing, kelelahan, hingga pingsan. Meski begitu, aritmia terbagi menjadi beberapa jenis. Tidak semua bisa mengancam jiwa tetapi ada pula yang bisa menyebabkan komplikasi. Maka jika mengalami gejala umum di atas, perlu segera periksa ke dokter.
Jenis-jenis irama detak jantung tak beraturan
Irama detak jantung tak beraturan memiliki beberapa jenis, diantaranya berikut di bawah ini:
1. Takikardia
Takikardia berarti jantung berdetak terlalu cepat. Jantung normal berdetak 60-100 kali per menit pada orang dewasa. Sedangkan saat mengalami takikardia, denyut jantung istirahat lebih dari kecepatan normal.
Terdapat tiga subtype takikardia, yaitu takikardia sinus, takikardia supraventricular, dan takikardia ventrikel. Takikardia sinus adalah peningkatan irama denyut jantung yang terjadi sebagai respons, misalnya olahraga, nyeri, dehidrasi, kegembiraan, demam, atau penyakit.
Takikardia supraventrikuler, berasal dari ruang atas jantung yang dikenal sebagai atrium. Subtype ketiga, takikardia ventrikel adalah denyut jantung yang sangat cepat dan terjadi di ruang bawah atau disebut ventrikel.
2. Fibrilasi atrium
Jenis ini, aritmia yang paling umum dialami, yaitu fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium terjadi di bilik atas jantung, disebut juga dengan AFib. Terjadi ketika banyak impuls listrik yang tidak stabil tidak bekerja dengan baik sehingga menyebabkan atrium Anda bergetar tidak teratur. Kondisi ini menyebabkan irama detak jantung tidak teratur dan bisa meningkat hingga 80-180 kali per menit.
3. Atrial flutter
Atrial flutter biasanya terjadi di atrium kanan, salah satu dari dua bilik atas jantung. Atrial flutter juga dapat terjadi di atrium kiri. Atrial flutter adalah jenis aritmia yang berasal dari atrium dan menyebabkan orama atrium yang cepat. Dilansir Healthline, Senin, 29 Juli, hal ini disebabkan sirkuit aktivitas listrik tidak normal sehingga denyut jantung sering kali lebih cepat. Atrial flutter juga bisa meningkatkan risiko stroke.
4. Bradikardia
Jika mengalami brikardia, denyut jantung lambat atau kurang dari 60 bpm. Brikardia umumnya terjadi ketika sinyal listrik yang berjalan dari atrium ke ventrikel terganggu.
Kondisi ini, dialami beberapa atlet karena mereka dalam kondisi fisik yang baik, bukan akibat masalah dari jantung. Brikardia, disebabkan hipotiroidisme, hipotermia, kondisi jantung, dan lainnya.
BACA JUGA:
5. Fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel adalah aritmia yang mengancam jiwa di mana ventrikel berdetak cepat dan tidak teratur. Hal ini mengganggu aliran darah dari jantung dan menyebabkan serangan jantung. Kondisi in bisa menjadi serius dan apabila tidak ditangani menyebabkan defibrilasi.
6. Kontraksi prematur
Kontraksi prematur adalah denyut yang terjadi lebih awal karena kontraksi yang terjadi di atrium atau di ventrikel. Dalam kedua kasus tersebut, saat merasakan denyut nadi, mungkin seolah-olah jantung terasa berhenti berdetak.
Selain penting periksa ketika mengalami gejala yang disebutkan di atas, penting pula memahami faktor risiko yang menyebabkan irama detak jantung tidak beraturan. Faktor-faktor yang memengaruhi, antara lain tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, kerusakan dan masalah pada jantung, atau cedera pada otot jantung.