JAKARTA - Bagi orang tua yang memiliki anak mudah alergi pada makanan, pasti bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terjadi. Sebenarnya, para peneliti telah menemukan bahwa anak yang memiliki alergi makanan tertentu sejak kecil dapat mengurangi risiko alergi pada makanan di masa mendatang.
Hanya saja mereka belum bisa menjelaskan alasan anak-anak mampu mengatasi alergi tersebut atau alasan anak-anak lebih rentan pada alergi saat mereka belum pernah mengalaminya.
Melansir dari Herstory, Jumat, 5 Mei, penelitian yang datang dari La Jolla Institute for Allergy and Immunology mencoba mengungkap misteri tersebut dengan melakukan uji coba pada tikus dengan menggunakan antigen.
Antigen berfungsi untuk menginformasikan tubuh saat zat asing, termasuk makanan, telah memasuki tubuh. Jika ada zat yang dianggap tak akrab dengan tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan meresponnya sebagai bahaya dan akan mencoba untuk dilawan.
Dalam percobaanya, tikus dibesarkan di lingkungan yang bebas kuman dan hanya diberi asupan asam amino agar bebas antigen. Tanpa antigen dalam tubuhnya, tikus jadi mirip dengan bayi atau balita yang belum tersentuh makanan.
BACA JUGA:
Pemilihan tikus yang bebas antigen didasarkan dari anggapan bahwa sistem kekebalan tubuh dari waktu ke waktu akan belajar menoleransi makanan yang pada awalnya dianggap sebagai bahaya bagi tubuh.
Selama uji coba, para peneliti mengidentifikasi bahwa makanan dan bakteri baik menghasilkan jenis sel T regulator (Tregs) yang unik. Ini karena tikus yang bebas kuman hanya mendapatkan makanan dari Tregs. Karena tikus bebas kuman sangat rentan pada alergi, para peneliti berasumsi bahwa kehadiran makanan dan mikroba diinduksi dari Tregs diperlukan untuk mencegah alergi makanan.
Para peneliti berkesimpulan bahwa toleransi makanan diperoleh dan melibatkan populasi spesifik Tregs berkembang mengikuti makanannya. Secara keseluruhan, penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan terhadap alergi makanan, karena mereka hanya mengonsumsi jenis makanan tertentu yang lebih sedikit. Dan ketika mereka mengonsumsi lebih banyak, tubuh akan terbiasa dengan antigen tersebut dan reaksi alergi dapat dihindari.